Sunday, April 2, 2017

EFEK MEDIA MASSA TERHADAP BUDAYA

EFEK MEDIA MASSA TERHAP BUDAYA


Media merupakan hasil perkembangan ilmu dan teknologi, sebagai bentuk penguasaan manusia terhadap sunnatullah yang menguasai alam. Eksistensinya dalam kehidupan manusia memiliki implikasi sosial, yang juga berkaitan dengan sunnatullah yang menguasai kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Justru itu hukum-hukum Tuhan yang berkaitan dengan media dan terutama media massa, harus dipahami dan dikuasai, agar kehadiran media massa bermanfaat bagi manusia dalam menopang agama, kebudayaan, dan peradabannya. Justru itu media sangat penting dan memiliki urgensi bagi kehidupan, terutama media massa yang dapat menjangkau khalayak yang banyak (massa) dengan cepat.
Kehadiran media massa tentunya memiliki warna tersendiri bagi kehidupan kita, juga menimbulkan efek yang berbeda-beda. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Di Amerika orang melihat kecintaan anak-anak pada televisi, yang ternyata lebih sering menyertai mereka dari pada orang tua mereka. Televisi juga terbukti lebih dipercaya daripada keduanya. Itu di Amerika. Di Indonesia, penelitian penulis kepada tokoh-tokoh politik membuktikan buku sebagai media terpercaya, disusul radio, dan surat kabar, dan yang paling tidak dapat dipercaya adalah televisi. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, boleh jadi faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan apapun yang disiarkannya.
Adapun beberapa pembahasan dalam makalah yang berjudul efek media massa bagi budaya antara lain: Pengertian efek dan pengertian media massa, kemudian sejarah perkembangan media massa, jenis-jenis dan fungsi media, serta efek media massa terhadap budaya.

1.            Pengertian Efek dan Media Massa
Efek menurut bahasa berarti akibat, pengaruh. Sedangkan media massa menurut bahasa berarti alat (sarana) komunikasi masyarakat seperti koran, majalah, televisi, radio, film, poster, spanduk. Media massa sangat berhubungan dengan komunikasi massa, karena salah satu keistimewaan dari komunikasi massa adalah pemanfaatan saluran atau media massa semaksimal mungkin. Adapun beberapa pengertian komunikasi massa adalah :
1.            Komunikasi massa adalah proses untuk memproduksi dan mensosialisasikan atau membagi pesan/informasi dari sebuah sumber kepada sasaran penerima.
2.            Komunikasi massa merupakan komunikasi satu arah yang merupakan kebalikan dari komunikasi tatap muka antarpribadi yang dua arah.
3.            Komunikasi massa adalah suatu rangkaian aktivitas atau proses yang dimotori oleh komunikator yang secara profesional menggunakan teknologi pembagi untuk menyebarluaskan pesan-pesan melintasi jarak/ruang untuk mempengaruhi audiens yang luas.
Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen, dan menimbulkan efek-efek tertentu.
Media massa merupakan istilah yang digunakan untuk mempertegas kehadiran suatu kelas, seksi media yang dirancang sedemikian rupa agar dapat mencapai audiens yang sangat besar dan luas (yang dimaksudkan dengan besar dan luas adalah seluruh penduduk dari suatu bangsa/negara). Pengertian media massa ini makin luas penggunaannya sehubungan dengan lahirnya percetakan oleh Guttenberg di abad pertengahan dan disusul oleh penemuan radio yang melintasi lautan Atlantik pada 1920, dan terakhir dengan perkembangan jaringan radio, televisi, meluasnya sirkulasi surat kabar dan majalah serta internet yang berhubungan dengan massa.
Kini dengan kemajuan teknologi komunikasi, semakin banyak orang yang menggantungkan hidup pada media sehingga teknologi media sangat mempengaruhi audiens, misalnya dalam teori technological determinism yang diperkenalkan oleh Marshall McLuhan (1911-1980). Kata teori ini, keyakinan bahwa pengembangan teknologi sangat menentukan perubahasan sosial dan kultural, karena teori ini menerpa kita dari segala penjuru. Media seolah mendorong rasio dan perasaan kita untuk bagaimana mengalami dunia.
Marshall McLuhan menbagi dua jenis media sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Understanding Media yang mengemukakan bahwa kita dapat membagi media berdasarkan tingkat pengaruhnya kepada audiens, dan tingkat partisipasi audiens terhadap media. Adapun dua tipe media yaitu :
1.            Hot media : adalah media yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap manusia melalui persepsi sensorisnya,bahkan hanya menggunakan satu sensoris atau sensoris tunggal saja seperti melalui cahaya/mata dan suara/telinga. Contohnya fotografi, radio, dan film movie.
Cool media : adalah jenis media yang selalu melibatkan lebih sedikit stimulus. Karena audiens mengakses media ini, maka mereka harus berusaha lebih aktif untuk berpartisipasi misalnya dengan memanfaatkan semua sensoris secara serentak agar dapat memahami semua informasi yang mereka terima. Contohnya televisi, forum seminar, film kartun, dan telepon.
2.            Sejarah Perkembangan Media
Sekurang-kurangnya ada empat catatan historis tentang perkembangan media yakni: Pertama, era masyarakat tribal the tribal age. Di era ini, komunikasi manusia dimediasi melalui komunikasi lisan oral communication karena masyarakat umumnya terikat dengan budaya lisanoral culture sehingga yang berperan disini ialah storytelling yang mengandalkan keterlibatan pemikiran intuitif dan historis. Ada empat karakteristik komunikasi lisan, yaitu :
1.            Mengandalkan emosi di saat komunikasi lisan, terutama pada waktu mendengarkan sense of hearing, diiringi rangkulan tangan serta kecupan di kening atau hidung, dan selalu berusaha menciptakan suasana batin yang aman.
2.            Komunikasi antarpersonal sangat mengutamakan keterlibatan encouranges high involvement, misalnya menyatakan sikap simpati dan empati kepada sesama.
3.            Memotivasi pendengar bahwa apa yang diceritakan itu penting importance of stories.
4.            Komunikasi selalu memperhatikan interaksi personal.
Kedua, era masyarakat tulis the age of literacy. Di era ini, komunikasi manusia dimediasi oleh tulisan yang dibangun berdasarkan prinsip-prinsip bangunan logika. Ada empat karakteristik dasar dari era masyarakat tulis, yakni:
1.            Sangat didominasi oleh komunikasi visual.
2.            Mendorong permenungan pribadi ketimbang melibatkan kelompok.
3.            Memperkenalkan logika.
4.            Matematika, sains, dan filsafat.
Ketiga, era percetakan the print age. Di era ini, komunikasi antarmanusia menekankan pada cetakan visual yang berpusat pada galaksi Guttenberg, di sini peranan mata sangat dominan, status sains diperhitungkan, serta munculnya sikap individual.
Keempat, era elektronika the electronic age, yang menekankan pada image visual. Era ini diawali dengan terbentuknya kesadaran dan pengalaman hidup dengan prinsip global village. Pada era ini, televisi merupakan media yang sangat dominan karena melibatkan semua sensori manusia (persepsi, sikap, stereotip, pikiran, perasaan, emosi, tindakan). Setelah revolusi telekomunikasi bertumbuh pesat yang mendorong dan mengubah peran teknologi media, maka studi komunikasi manusia juga mengalami revolusi yang sangat cepat, dan peranan media dianggap penting untuk dimasukkan dalam model proses komunikasi manusia. Peranan media, dengan dukungan teknologi telekomunikasi, ternyata sangat membantu, memudahkan, mempercepat, memperluas peluang bagi sumber yang mengirimkan dan bertukar informasi kepada audiens.
3.            Jenis-Jenis dan Fungsi Media Massa
Orang-orang yang hidup dalam suatu masyarakat kadang kala melupakan bahwa banyak pelajaran yang mereka peroleh lewat media. Tatkala surat kabar mulai dikenal, media ini berperan sebagai sumber berita utama bagi peristiwa-peristiwa dunia. Seluruh generasi manusia membentuk pendapat mereka tentang masalah-masalah dunia sebagai hasil dari apa yang mereka pelajari selain melalui surat kabar, film, televisi, dan majalah-majalah. Mengingat media mampu memberikan informasi secara efektif. Untuk itu adapun jenis-jenis media massa dan fungsinya antara lain :
1.                            Jenis-jenis media massa
1.            Media Cetak
Media Cetak adalah media yang terdiri dari lembaran kertas yang tertulis dengan sejumlah kata, kalimat, gambar, dan wacana yang ditata rapi serta berisikan berbagai macam informasi-informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, hiburan, tips, lapangan pekerjaan, bisnis, aspirasi, opini, promosi dan juga mengenai kejadian di dalam dan luar negara. Contoh: a. Surat kabar, majalah, dan buku teks.
2.            Media Elektronik
Media Elektronik adalah sarana komunikasi yang mempergunakan peralatan elektronik sebagai perantara dalam penyampaian informasi. Contoh: Televisi, radio, handphone, internet, dan laptop.
3.            Media Online
Media Online adalah sarana komunikasi yang mempergunakan jaringan antar computer yang saling berkaitan. Contoh: Email, world wide web, facebook.
2.                                            Fungsi media massa
Adapun beberapa fungsi media massa adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai sarana informasi.
Dengan adanya media kita dapat mengetahui kejadian yang terjadi disekitar kita. Dengan adanya media sebagai sumber informasi, maka kita akan mengetahui apa-apa saja masalah yang terjadi saat ini.
2.      Sebagai sarana pendidikan
Media massa juga dapat memberikan informasi yang membantu kita untuk dapat pengetahuan yang lebih baik. Misalnya dengan adanya media majalah, buku, internet semua media itu dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi yang kita dapatkan dalam mendapatkan pendidikan.
3.      Sebagai sarana hiburan
Dengan banyak membaca/melihat informasi dari media massa, terutama dalam beberapa jenis tayangan tertentu (infotainment, hiburan), kita bisa menjadi rileks dan merasa terhibur.
4.      Sebagai sarana sosialisasi
Media juga dapat digunakan untuk menyebarkan ide, kebijakan dan aturan-aturan baru yang ada di masyarakat. Dengan mengkonsumsi informasi media massa secara tidak langsung, kita juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam masyarakat.
4.            Efek Media Massa Terhadap Budaya
Globalisasi budaya meningkatkan kontak lintas budaya namun diiringi dengan berkurangnya keunikan komunitas yang dulunya terisolasi. Globalisasi juga merubah cara pandang sekolompok manusia maupun individu tentang pola berperilaku, pola berpakaian, pola kerja, dan lain lain. Hal ini karena masuknya pengaruh dari luar Indonesia. Sehingga saat ini, mayoritas penduduk Indonesia mulai ikut-ikutantrend asing. Salah satunya cara berbusana, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa gaya berbusana di Indonesia sudah mengikuti trend barat. Seperti yang kita ketahui bahwa dahulu Indonesia sangat sopan dalam berbusana, akan tetapi pada saat ini sudah banyak pria maupun wanita menggunakan pakaian ketat, celana di atas lutut, baju di atas pusar. Hal tersebut menegaskan bahwa kebudayaan di Indonesia telah terglobalisasi oleh pengaruh luar.
Kontak tidak langsung dapat terjadi melalui alat-alat elektronik atau alat komunikasi massa, seperti televisi, radio, internet, film, majalah, dan surat kabar. Akan tetapi, pengaruh dari kontak ini terhadap perubahan sosial-budaya belum sepenuhnya benar. Misalnya, perubahan pola hidup akibat pengaruh televisi. Jika sebab-sebab perubahan sosial bersumber pada masyarakat lain, hal ini terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain tersebut telah memberikan pengaruhnya.
Hubungan yang dilakukan antara dua masyarakat yang berbeda memiliki kecenderungan menimbulkan pengaruh timbal balik. Jika hubungan tersebut dilakukan melalui saluran alat-alat komunikasi, ada kemungkinan pengaruh tersebut hanya datang dari satu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat-alat komunikasi yang bersangkutan. Jika pengaruh dari masyarakat tersebut diterima dan tidak melalui cara-cara paksaan, hasilnya dinamakan demonstration effect. Proses pengadaptasian suatu kebudayaan baru cenderung lebih kuat dan lebih cepat sehingga budaya tradisional setiap masyarakat mulai ditinggalkan tidak menutup kemungkinan akan dilupakan.
Berikut merupakan proses-proses perubahan sosial budaya yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat.
1)      Akulturasi
Akulturasi adalah pertemuan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang berbeda yang diikuti dengan pencampuran unsur-unsur tersebut. Misalnya proses pencampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang sebelumnya menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi. Misalnya kebiasaan memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.
Akulturasi dapat terwujud melalu kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:
a) Kontak sosial dapat terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antarindividu dalam dua masyarakat. Kehadiran teknologi misalnya, tentu berbeda dengan kehadiran seorang ulama dan kehadiran seorang psikolog dengan kehadiran seorang ahli ekonomi.
b)  Kontak budaya dapat terjadi dalam suasana bersahabat atau suasana bermusuhan.
c) Kontak budaya dapat terjadi antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam segi ekonomi, bahasa, teknologi, kemasyarakatan, agama, kesenian maupun ilmu pengetahuan.
d) Kontak budaya dapat terjadi antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.
e) Kontak budaya dapat terjadi dalam tiga wujud budaya, baik sIstem budaya, sIstem sosial, maupun unsur-unsur budaya fisik.
Hasil proses akulturasi budaya lebih didasarkan pada kekuatan setiap budaya. Semakin kuat suatu budaya maka semakin cepat memengaruhi budaya lainnya.
2)      Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang dimiliki oleh suatu masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Proses asimilasi dapat berjalan cepat maupun lambat, tergantung pada berbagai faktor berikut:
a)      Toleransi
Toleransi adalah suatu sikap menghargai, membiarkan dan memberikan hak berkembang suatu pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Jika sikap toleran tinggi, maka akan memmungkinkan proses asimilasi berjalan lancar tanpa hambatan. Sifat toleransi juga dapat mempercepat berkembangnya proses globalisasi budaya di Indonesia.
b)      Ekonomi
Kedudukan ekonomi dalam suatu sistem sosial dapat memengaruhi jalannya asimilasi. Sebagai contoh, jika dalam suatu masyarakat terdapat kelompok ekonomi yang bermaksud menguasai kehidupan ekonomi kelompok lain, asimilasi akan sulit dijalankan. Hal yang sama juga terjadi jika dalam suatu kelompok masyarakat terjadi diskriminasi.
c)      Simpati
Simpati adalah keterlibatan perasaan dari satu kelompok sosial budaya kepada kelompok budaya lainnya, didalamnya terkandung aspek kepedulian atau keikutsertaan merasakan perasaan kelompok masyarakat lain, yaitu perasaan senang, sedih, bangga, bahagia, maupun haru. Sifat simpati ini dapat mempercepat proses globalisasi budaya, karena seseorang secara sukarela akan merasakan perasaan suatu perasaan seseorang lainnya dalam kondisi tertentu.
3)      Sikap Meniru
a)      Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antarpelajar dan adegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu tidak ada yang namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.
b)      Meniru Idola
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/aktor atau penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya, setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian para aktris/aktor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan “gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
c)      Cara Berpakaian
Barat yang identik dengan liberalism dengan kata lain penuh kebebasan dalam berpakaian, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada bangsa Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok pendek sudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia sangat bertentangan dengan budaya dan  adat, apa lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi ini sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
4)      Sekularisme
Sekularisme adalah suatu sistem etika yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan terlepas dari agama-wahyu atau supranaturalisme. Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Dalam kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama yang hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis. Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.
Selain Masuknya Budaya Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif Globalisasi bidang sosial budaya, ada unsur lain yang ikut berperan dalam hal ini yaitu “Kemajuan IPTEK”. Kemajuan IPTEK ini tidak dapat kita pungkiri lagi kehadirannya, bahkan sudah merupakan “nyawa kedua” bagi sebagian besar orang Indonesia. Kemajuan IPTEK adalah dampak positif dari globalisasi dalam bidang Teknologi, namun ini sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya melahirkan gaya hidup yang:
a.       Individualistis
Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat merusak karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya. Individualistis juga merusak budaya bergotong-royong di Indonesia.
b.      Pragmatisme
Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri.  Padahal menolong tanpa pamrih adalah pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-menolong dalam hal-hal kebaikan.Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dirinya saja. Dalam hal ini, tentu seseorang akan menolong seseorang lainnya jika ada maunya atau diberi upah yang besar.

c.       Materialisme
Materialsme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan kekayaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi. Materialisme adalah kecenderungan untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai intelektual.
Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa indonesia. Jika ada kata benda berhubungan dengan kata isme maka artinya adalah paham atau aliran.
d.      Hedonisme dan Konsumerisme
Hedonisme adalah pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora, dan berpoya-poya merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Konsumerisme merupakan paham dimana seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.













Efek menurut bahasa berarti akibat, pengaruh. Sedangkan media massa menurut bahasa berarti alat (sarana) komunikasi masyarakat seperti koran, majalah, televisi, radio, film, poster, spanduk. Media massa sangat berhubungan dengan komunikasi massa, karena salah satu keistimewaan dari komunikasi massa adalah pemanfaatan saluran atau media massa semaksimal mungkin. Adapun salah satu pengertian komunikasi massa adalah proses untuk memproduksi dan mensosialisasikan atau membagi pesan/informasi dari sebuah sumber kepada sasaran penerima.
Sekurang-kurangnya ada empat catatan historis tentang perkembangan media yakni: Pertama, era masyarakat tribal the tribal age. Kedua, era masyarakat tulis the age of literacy. Ketiga, era percetakan the print age. Keempat, era elektronika the electronic age, yang menekankan pada image visual.
Jenis-Jenis dan Fungsi Media Massa dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu: Media Cetak, Media Elektronik, Media Online. Sedangkan beberapa fungsinya adalah sebagai berikut: 1.      Sebagai sarana informasi, 2.      Sebagai sarana pendidikan, 3.      Sebagai sarana hiburan, 4.     Sebagai sarana sosialisasi.
Efek media massa terhadap budaya ditandai Globalisasi budaya meningkatkan kontak lintas budaya namun diiringi dengan berkurangnya keunikan komunitas yang dulunya terisolasi. Globalisasi juga merubah cara pandang sekolompok manusia maupun individu tentang pola berperilaku, pola berpakaian, pola kerja, dan lain lain. Hal ini karena masuknya pengaruh dari luar Indonesia, Berikut merupakan proses-proses perubahan sosial budaya yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat yaitu : Akulturasi, asimilasi, sikap meniru, dan sekularisme.






DAFTAR PUSTAKA
Arifin Anwar. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011.

Alwi Hasan dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2001.

Depari Eduard, Colin MacAndrews. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1995.

Liliweri Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana, 2011.

Rakhmat Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1999.


No comments:

Post a Comment