1.
Pengertian Minat
Minat
merupakan suatu kecenderungan untuk tingkah laku yang berorientasi pada objek,
kegiatan atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu
yang satu dengan individu yang lain tidak sama intensifnya (Eysenck, dkk.,
1972).
Minat
diartikan pula sebagai kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu
masalah ataupun suatu situasi yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya yang
dilakukannya dengan sadar serta diikuti rasa senang. Minat adalah sambutan yang
sadar, jika tidak demikian maka minat tersebut tidak mempunyai nilai sama
sekali. Kesadaran terhadap suatu objek disusul dengan meningkatnya perhatian
(Witherington, 1986). Pendapat ini didukung oleh Setiadi (1987) yang
menyebutkan bahwa minat merupakan aktivitas psikis manusia yang menyebabkan
individu memberikan perhatian kepada suatu objek yang selanjutnya akan diikuti
oleh kecenderungan untuk mendekati objek tersebut dengan perasaan senang.
Nugroho
(1982) menyatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu
hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri,
semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Minat
juga dipandang sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada
suatu objek atau menyenangi sesuatu objek. (Suryabrata, 1988). Minat menurut
Fishbein dan Ajzen (1975) merupakan bagian dari sikap yang bisa dibedakan
berdasarkan sumber munculnya minat yaitu perilaku (behavior), sasaran (target),
situasi dan waktu. Minat bisa muncul secara spontan, wajar,
selektif dan tanpa paksaan ketika individu memberikan perhatian (Gie,
1981).
Kartikawati
(1995) menyatakan minat merupakan sikap yang membuat individu merasa senang terhadap
objek, situasi atau ide – ide tertentu sehingga individu berusaha memperoleh
objek yang disenangi dan menarik perhatian. Keinginan untuk memperoleh objek
yang menarik perhatian bagi seseorang akan menjadi faktor penentu internal yang
benar – benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya sehingga kekuatan motif
individu untuk memusatkan perhatian kepada objek kepuasan bisa diketahui dari
minat individu tersebut.
Minat
dipandang sebagai pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian
terhadap orang, sesuatu, aktivitas – aktivitas tertentu (Killis, 1986).
Sementara itu menurut Walgito (1981) minat adalah suatu keadaan dimana
seseorang menaruh perhatian pada sesuatu disertai keinginan untuk mengetahui,
mempelajari dan membuktikan lebih lanjut.
Sukirin
(1986) menyatakan minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tetarik
pada suatu objek. Seseorang yang berminat besar terhadap pekerjaan tertentu
maka akan senang mengerjakan pekerjaan itu. Pendapat ini didukung oleh
As’ad (1995) yang menyatakan minat merupakan sumber motivasi yang akan
mengarahkan tindakan seseorang.
Adanya
minat pada seseorang memungkinkan ketertiban yang lebih besar dalam suatu
kegiatan. Woodword dan Marquis (1957) menyatakan bahwa apabila seseorang
menaruh minat pada sesuatu, maka minat tersebut berfungsi sebagai pendorong
yang kuat untuk terlibat secara aktif pada objek yang menarik perhatiannya
tersebut. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Winkel (1983) yang menyatakan
bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada subjek untuk merasa
tertarik pada bidang atau tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang
itu.
Minat
dapat dipahami untuk menunjukkan kekuatan motif yang menyebabkan seseorang
memberikan perhatian kepada orang, benda atau aktifitas tertentu. Minat
menggambarkan alasan – alasan mengapa seseorang lebih tertarik kepada
benda, orang atau aktivitas tertentu dibandingkan dengan yang lain. Minat juga
dapat membantu seseorang untuk memutuskan apakah ia akan melaksanakan aktivitas
yang ini atau aktivitas yang lain (Crow dan Crow, 1976).
Slameto
(1988) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara dirinya dengan sesuatu diluar dirinya,
semakin kuat atau semakin dekat hubungan itu, maka akan semakin besar minatnya.
Minat
merupakan pernyataan psikis yang belum dapat diamati secara langsung, yang
dapat diamati adalah dinamikanya atau manifestasinya dalam perbuatan atau
tingkah laku seseorang. Menurut Tanunihardjo & Santoso (1988), minat akan
ditunjukkan oleh tindakan sebagai berikut:
a.
Orang tersebut akan berusaha mendapatkan informasi yang lengkap
b.
Orang tersebut akan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada
c.
Orang tersebut akan berusaha memperhatikan.
Pintrich
dan Schunk (1996) membagi defenisi minat menjadi tiga yaitu:
a.
Minat pribadi, yaitu minat yang berasal dari pribadi atau karakteristik
individu yang relatif stabil. Biasanya minat pribadi diasumsikan langsung ke
beberapa aktivitas atau topik.
b.
Minat situasi, yaitu minat yang berhubungan dengan kondisi lingkungannya
seperti ruangan kelas, komputer dan buku teks yang dapat membangkitkan minat.
c.
Minat dalam rumusan psikologi,yaitu perpaduan antara minat pribadi dengan minat
situasi.
2.
Aspek-aspek Minat
Pintrich
dan Schunk (1996) menyebutkan aspek – aspek minat adalah sebagai berikut:
a.
Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude
toward the activity) sikap umum disini maksudnya adalah sikap yang
dimiliki oleh individu, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap aktivitas.
b.
Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas (spesific
preference for or liking the activity). Individu akan
memutuskan pilihannya untuk menyukai aktivitas tersebut.
c.
Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the
activity), yaitu perasaan senang individu terhadap segala sesuatu
yang berhubungan dengan aktivitasnya.
d.
Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi
individu (personel importance or significance of the activity to the
individual) individu merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya sangat
berarti.
e.
Adanya minat intrisik dalam isi aktivitas (instrinsic
interest in the content of activity). Dalam aktivitas tersebut
terdapat perasaan yang menyenangkan.
f.
Berpartisipasi dalam aktivitas (reported
choise of or participation in the activity). Individu akan
berpartisipasi dalam aktivitas itu karena menyukainya
3.
Dinamika Terbentuknya Minat
Minat
dibentuk melalui perhatian dan belajar. Apabila seseorang memperhatikan sesuatu
hal secara sukarela dan cenderung untuk mengingatnya, maka apa yang diingatnya
tersebut merupakan petunjuk dari munculnya minat (Commins dan Fagin, 1954).
Minat bersifat pribadi atau berkaitan dengan perbedaan individual dan
berkembang sejak awal kanak-kanak (Crow dan Crow, 1963). Lebih lanjut Crow dan
Crow menyatakan minat sering dihubungkan dengan sikap dan menjadi dasar
prasangka terhadap suatu hal. Sikap minat bukanlah bawaan tetapi muncul dan
berubah seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu dalam
perkembangannya, oleh karena itu dapat dikatakan minat terbentuk melalui proses
belajar.
Di
Vesta dan Thompson (1970) mengutip pendapat Bandura dan Kupers yang menyatakan
bahwa minat terbentuk melalui identifikasi. Prosesnya bermula sejak individu
mencari perhatian dari orang yang disukainya seperti orang tua, guru atau yang
lainnya dan sebagai konsekuensinya ia berusaha untuk dapat menjadi seperti
mereka. Pada tahap peniruan ini sering individu mempelajari inti peran baru
hanya dengan sedikit usaha. Keberhasilan dalam peran tiruan tersebut akan
menjadi faktor yang mempengaruhi berkembangnya minat terhadap peran baru yang
berbeda dari peran sebelumnya (Super dalam Di Vesta dan Thompson, 1970).
Dalam
pengertian sebagai perhatian, minat dapat diamati pada tingkah laku awal
seorang anak. Pada masa kanak – kanak, tingkah laku yang muncul lebih banyak
disebabkan oleh stimulasi atau rangsangan indera dan selalu mencari rangsangan
tersebut dengan cara waspada terhadap sekelilingnya. Kesenangan muncul dari
perhatiannya terhadap gerakan – gerakan orang atau objek.
Pada
mulanya aktivitas ini bersifat biologis, tetapi kemudian muncul suatu persepsi
dan konsep yang merupakan komponen psikologis yang penting. Anak akan belajar
menolak aktivitas yang menimbulkan ketidaksenangan dan cenderung untuk
mengulang aktivitas yang menimbulkan kecemasan pada anak sehingga akan
mempengaruhi perkembangan minatnya terhadap suatu objek atau aktivitas tertentu
(Skinner, 1977).
Suryabrata
(1981) membedakan minat menjadi dua, yaitu:
- Minat Instrinsik, yaitu
kecenderungan seseorang yang berhubungan dengan aktivitas itu sendiri.
- Minat ekstrinsik, yaitu
kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas berdasarkan pengaruh orang
lain atau tujuan harapan orang lain.
Individu
dapat dikatakan menaruh minat terhadap suatu objek ditandai dengan :
a.
Kecenderungan untuk memikirkan objek yang diminati.
b.
Keinginan untuk memperhatikan objek yang diminati.
c.
Rasa senang terhadap objek yang diminati.
d.
Keinginan untuk mengetahui atau mengikuti objek yang diminati.
4.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Minat
Mappiare
(1982) mengemukakan bahwa bentuk minat seseorang dipengaruhi oleh latar
belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Minat
seseorang dapat berkembang sebagai akibat perubahan fisik dan sosial
masyarakat.
Proses
terbentuknya minat menurut Wells dan Prensky (1996) berasal dari perpaduan
internal dan eksternal. Faktor internal berupa sikap untuk melakukan sesuatu
yang terbentuk dari keyakinan bahwa perilaku akan mengarahkan ke tujuan yang
diinginkan dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa norma
subjektif yang terbentuk dari keyakinan bahwa kelompok referensi untuk
melakukan atau tidak dan motivsi untuk identifikasi dengan kelompok referensi.
Surachmad
(1980) menyatakan minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, inteligensi,
kesempatan, lingkungan, teman sebaya, kesanggupan dan banyak faktor lainnya.
Hadipranata (1989) menyatakan bahwa minat adalah perpaduan antara kebutuhan (individual
needs) dan tuntutan masyarakat (social need).
Crow
dan Crow (1972) menyatakan bahwa minat dapat merupakan sebab atau akibat dari
suatu pengalaman. Oleh karena itu minat berhubungan dengan dorongan, motif –
motif dan respon – respon manusia. Selanjutkan Crow dan Crow menyatakan
ada 3 faktor yang mempengaruhi minat, yaitu;
- Faktor dorongan atau keinginan dari
dalam (inner urges), yaitu dorongan atau keinginan yang berasal
dari dalam diri seseorang terhadap sesuatu akan menimbulkan minat
tertentu. Termasuk di dalamnya berkaitan dengan faktor – faktor
biologis yaitu faktor – faktor yang berkaitan dengan kebutuhan
– kebutuhan fisik yang mendasar.
- Faktor motif sosial (social
motive), yaitu motif yang dikarenakan adanya hasrat yang berhubungan
dengan faktor dari diri seseorang sehingga menimbulkan minat tertentu.
Faktor ini menimbulkan seseorang menaruh minat terhadap suatu aktifitas
agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan termasuk di dalamnya faktor
status sosial, harga diri, prestise dan sebagainya.
- Faktor emosional (emotional
motive), yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan dan emosi yang
berupa dorongan – dorongan, motif – motif, respon – respon emosional
dan pengalaman – pengalaman yang diperoleh individu.
Dari
pendapat – pendapat yang dikemukakan oleh Engel (1994), Kotler (1994),
dan Loudon & Bitta (1993), faktor – faktor yang berpengaruh pada
minat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan, serta konsep
diri. Faktor eksternal meliputi budaya, sosial, kelompok referensi dan
keluarga. Faktor internal individu berupa pengalaman merupakan hasil dari
proses belajar yang akan menambah wawasan individu. Pada saat proses terjadi,
individu akan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek. Hasil
pemrosesan akan menentukan sikap individu terhadap objek.
No comments:
Post a Comment