Sunday, April 30, 2017

Teori minat Menurut para ahli

1. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan untuk tingkah laku yang berorientasi pada objek, kegiatan atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama intensifnya (Eysenck, dkk., 1972).
Minat diartikan pula sebagai kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu masalah ataupun suatu situasi yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya yang dilakukannya dengan sadar serta diikuti rasa senang. Minat adalah sambutan yang sadar, jika tidak demikian maka minat tersebut tidak mempunyai nilai sama sekali. Kesadaran terhadap suatu objek disusul dengan meningkatnya perhatian (Witherington, 1986). Pendapat ini didukung oleh Setiadi (1987) yang menyebutkan bahwa minat merupakan aktivitas psikis manusia yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada suatu objek yang selanjutnya akan diikuti oleh kecenderungan untuk mendekati objek tersebut dengan perasaan senang.
Nugroho (1982) menyatakan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Minat juga dipandang sebagai kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi sesuatu objek. (Suryabrata, 1988). Minat menurut Fishbein dan Ajzen (1975) merupakan bagian dari sikap yang bisa dibedakan berdasarkan sumber munculnya minat yaitu perilaku (behavior), sasaran (target),  situasi dan waktu. Minat bisa  muncul secara spontan, wajar, selektif dan tanpa paksaan ketika individu memberikan perhatian  (Gie, 1981).
Kartikawati (1995) menyatakan minat merupakan sikap yang membuat individu merasa senang terhadap objek, situasi atau ide – ide tertentu sehingga individu berusaha memperoleh objek yang disenangi dan menarik perhatian. Keinginan untuk memperoleh objek yang menarik perhatian bagi seseorang akan menjadi faktor penentu internal yang benar – benar mendasar dalam mempengaruhi perhatiannya sehingga kekuatan motif individu untuk memusatkan perhatian kepada objek kepuasan bisa diketahui dari minat individu tersebut.
Minat dipandang sebagai pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas – aktivitas tertentu (Killis, 1986). Sementara itu menurut Walgito (1981) minat adalah suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian pada sesuatu disertai keinginan untuk mengetahui, mempelajari dan membuktikan lebih lanjut.
Sukirin (1986) menyatakan minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tetarik pada suatu objek. Seseorang yang berminat besar terhadap pekerjaan tertentu maka akan senang mengerjakan pekerjaan itu. Pendapat ini didukung oleh  As’ad (1995) yang menyatakan minat merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan tindakan seseorang.
Adanya minat pada seseorang memungkinkan ketertiban yang lebih besar dalam suatu kegiatan. Woodword dan Marquis (1957) menyatakan bahwa apabila seseorang menaruh minat pada sesuatu, maka minat tersebut berfungsi sebagai pendorong yang kuat untuk terlibat secara aktif pada objek yang menarik perhatiannya tersebut. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Winkel (1983) yang menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang agak menetap pada subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Minat dapat dipahami untuk menunjukkan kekuatan motif yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian kepada orang, benda atau aktifitas tertentu. Minat menggambarkan alasan – alasan  mengapa seseorang lebih tertarik kepada benda, orang atau aktivitas tertentu dibandingkan dengan yang lain. Minat juga dapat membantu seseorang untuk memutuskan apakah ia akan melaksanakan aktivitas yang ini atau aktivitas yang lain (Crow dan Crow, 1976).
Slameto (1988) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara dirinya dengan sesuatu diluar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan itu, maka akan semakin besar minatnya.
Minat merupakan pernyataan psikis yang belum dapat diamati secara langsung, yang dapat diamati adalah dinamikanya atau manifestasinya dalam perbuatan atau tingkah laku seseorang. Menurut Tanunihardjo & Santoso (1988), minat akan ditunjukkan oleh tindakan sebagai berikut:
a.   Orang tersebut akan berusaha mendapatkan informasi yang lengkap
b.   Orang tersebut akan menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada
c.   Orang tersebut akan berusaha memperhatikan.
Pintrich dan Schunk (1996) membagi defenisi minat menjadi tiga yaitu:
a.  Minat pribadi, yaitu minat yang berasal dari pribadi atau karakteristik individu yang relatif stabil. Biasanya minat pribadi diasumsikan langsung ke beberapa aktivitas atau topik.
b. Minat situasi, yaitu minat yang berhubungan dengan kondisi lingkungannya seperti ruangan kelas, komputer dan buku teks yang dapat membangkitkan minat.
c.  Minat dalam rumusan psikologi,yaitu perpaduan antara minat pribadi dengan minat situasi.
2.  Aspek-aspek Minat 
Pintrich dan Schunk (1996) menyebutkan aspek – aspek minat adalah sebagai berikut:
a.      Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity) sikap umum disini maksudnya adalah sikap yang dimiliki oleh individu, yaitu perasaan suka atau tidak suka terhadap aktivitas.
b.      Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas (spesific preference for or liking the activity). Individu akan memutuskan pilihannya untuk menyukai aktivitas tersebut.
c.      Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity),  yaitu perasaan senang individu terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitasnya.
d.      Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personel importance or significance of the activity to the individual) individu merasa bahwa aktivitas yang dilakukannya sangat berarti.
e.      Adanya minat intrisik dalam isi aktivitas (instrinsic interest in the content of activity). Dalam aktivitas tersebut terdapat perasaan yang menyenangkan.
f.       Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participation in the activity). Individu akan berpartisipasi dalam aktivitas itu karena menyukainya
3.  Dinamika Terbentuknya Minat
Minat dibentuk melalui perhatian dan belajar. Apabila seseorang memperhatikan sesuatu hal secara sukarela dan cenderung untuk mengingatnya, maka apa yang diingatnya tersebut merupakan petunjuk dari munculnya minat (Commins dan Fagin, 1954). Minat bersifat pribadi atau berkaitan dengan perbedaan individual dan berkembang sejak awal kanak-kanak (Crow dan Crow, 1963). Lebih lanjut Crow dan Crow menyatakan minat sering dihubungkan dengan sikap dan menjadi dasar prasangka terhadap suatu hal. Sikap minat bukanlah bawaan tetapi muncul dan berubah seiring dengan pengalaman yang diperoleh individu dalam perkembangannya, oleh karena itu dapat dikatakan minat terbentuk melalui proses belajar.
Di Vesta dan Thompson (1970) mengutip pendapat Bandura dan Kupers yang menyatakan bahwa minat terbentuk melalui identifikasi. Prosesnya bermula sejak individu mencari perhatian dari orang yang disukainya seperti orang tua, guru atau yang lainnya dan sebagai konsekuensinya ia berusaha untuk dapat menjadi seperti mereka. Pada tahap peniruan ini sering individu mempelajari inti peran baru hanya dengan sedikit usaha. Keberhasilan dalam peran tiruan tersebut akan menjadi faktor yang mempengaruhi berkembangnya minat terhadap peran baru yang berbeda dari peran sebelumnya (Super dalam Di Vesta dan Thompson, 1970).
Dalam pengertian sebagai perhatian, minat dapat diamati pada tingkah laku awal seorang anak. Pada masa kanak – kanak, tingkah laku yang muncul lebih banyak disebabkan oleh stimulasi atau rangsangan indera dan selalu mencari rangsangan tersebut dengan cara waspada terhadap sekelilingnya. Kesenangan muncul dari perhatiannya terhadap gerakan – gerakan orang atau objek.
Pada mulanya aktivitas ini bersifat biologis, tetapi kemudian muncul suatu persepsi dan konsep yang merupakan komponen psikologis yang penting. Anak akan belajar menolak aktivitas yang menimbulkan ketidaksenangan dan cenderung untuk mengulang aktivitas yang menimbulkan kecemasan pada anak sehingga akan mempengaruhi perkembangan minatnya terhadap suatu objek atau aktivitas tertentu (Skinner, 1977).
Suryabrata (1981) membedakan minat menjadi dua, yaitu:
  1. Minat Instrinsik, yaitu kecenderungan seseorang yang berhubungan dengan aktivitas itu sendiri.
  2. Minat ekstrinsik, yaitu kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas berdasarkan pengaruh orang lain atau tujuan harapan orang lain.
Individu dapat dikatakan menaruh minat terhadap suatu objek ditandai dengan :
a.      Kecenderungan untuk memikirkan objek yang diminati.
b.      Keinginan untuk memperhatikan objek yang diminati.
c.      Rasa senang terhadap objek yang diminati.
d.      Keinginan untuk mengetahui atau mengikuti objek yang diminati.
4.  Faktor – Faktor  yang Mempengaruhi Terbentuknya Minat
Mappiare (1982) mengemukakan bahwa bentuk minat seseorang dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan, tingkat ekonomi, status sosial, dan pengalaman. Minat seseorang dapat berkembang sebagai akibat perubahan fisik dan sosial masyarakat.
Proses terbentuknya minat menurut Wells dan Prensky (1996) berasal dari perpaduan internal dan eksternal. Faktor internal berupa sikap untuk melakukan sesuatu yang terbentuk dari keyakinan bahwa perilaku akan mengarahkan ke tujuan yang diinginkan dan evaluasi terhadap hasil yang dicapai. Faktor eksternal berupa norma subjektif yang terbentuk dari keyakinan bahwa kelompok referensi untuk melakukan atau tidak dan motivsi untuk identifikasi dengan kelompok referensi.
Surachmad (1980) menyatakan minat dipengaruhi oleh jenis kelamin, inteligensi, kesempatan, lingkungan, teman sebaya, kesanggupan dan banyak faktor lainnya. Hadipranata (1989) menyatakan bahwa minat adalah perpaduan antara kebutuhan (individual needs) dan tuntutan masyarakat (social need).
Crow dan Crow (1972) menyatakan bahwa minat dapat merupakan sebab atau akibat dari suatu pengalaman. Oleh karena itu minat berhubungan dengan dorongan, motif – motif  dan respon – respon manusia. Selanjutkan Crow dan Crow menyatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi minat, yaitu;
  1. Faktor dorongan atau keinginan dari dalam (inner urges), yaitu dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang terhadap sesuatu akan menimbulkan minat tertentu. Termasuk di dalamnya berkaitan  dengan faktor – faktor  biologis yaitu faktor – faktor  yang berkaitan dengan kebutuhan – kebutuhan  fisik yang mendasar.
  2. Faktor motif sosial (social motive), yaitu motif yang dikarenakan adanya hasrat yang berhubungan dengan faktor dari diri seseorang sehingga menimbulkan minat tertentu. Faktor ini menimbulkan seseorang menaruh minat terhadap suatu aktifitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan termasuk di dalamnya faktor status sosial, harga diri, prestise dan sebagainya.
  3. Faktor emosional (emotional motive), yaitu motif yang berkaitan dengan perasaan dan emosi yang berupa dorongan – dorongan, motif – motif,  respon – respon emosional dan pengalaman – pengalaman yang diperoleh individu.
Dari pendapat – pendapat  yang dikemukakan oleh Engel (1994), Kotler (1994), dan Loudon & Bitta (1993), faktor – faktor  yang berpengaruh pada minat dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan, serta konsep diri. Faktor eksternal meliputi budaya, sosial, kelompok referensi dan keluarga. Faktor internal individu berupa pengalaman merupakan hasil dari proses belajar yang akan menambah wawasan individu. Pada saat proses terjadi, individu akan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek. Hasil pemrosesan akan menentukan sikap individu terhadap objek.



No comments:

Post a Comment