Sunday, May 21, 2017

4 Teori Komunikasi Sosial Pembangunan


Pembangunan adalah suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi sosial yang lebih baik. Pembangunan adalah modernisasi pada tingkat sistem sosial. (Rogers and Shoemakers).

Komunikasi pembangunan sendiri merupakan usaha pemilihan strategi dan model komunikasi yang memungkinkan terjadinya perubahan dalam rangka pembangunan. Dengan tujuan untuk menyampaikan, mengkaji dan menjelaskan tentang suatu isu, ide atau gagasan aktual yang berkaitan dengan perubahan, menuju pembangunan masyarakat.

Berikut beberapa teori komunikasi yang dapat digunakan dalam komunikasi sosial pembangunan:

1. Teori Disonansi Kognitif
 (dalam teori komunikasi interpersonal)
 Disonansi Kognitif adalah perasaan yang tidak seimbang atau merupakan perasaan tidak nyaman yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran dan perilaku tidak konsisten dimana memotivasi orang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan itu.

Contoh: Seorang remaja memiliki banyak hal yang dituntut untuk perubahan, tetapi dia tidak memiliki hal-hal ataupun berusaha melakukan tindakan untuk mewujudkan perubahan tersebut. Karena hanya berangan saja, akhirnya remaja tersebut menjadi tidak peduli dengan perubahan yang ia impikan.


Dalam teori komunikasi sosial:
2. Teori Keseimbangan

Teori Keseimbangan  berkenaan dengan cara seseorang menata sikap terhadap orang atau benda dalam hubungannya satu sama lain di dalam struktur kognitifnya sendiri. Heider mengemukakan tentang keadaan yang tidak seimbang menimbulkan ketegangan dan membangkitkan tekanan-tekanan untuk memulihkan keseimbangan. Dia mengatakan bahwa “Konsep keadaan seimbang menunjukkan sebuah situasi yang di dalamnya unit-unit yang ada dan sentimen-sentimen yang dialami “hidup” berdampingan tanpa tekanan.

Contoh: Dua orang sahabat sedang berdebat akan pergi kemana mereka untuk malam minggu. Dalam perdebatan tersebut, untuk menghindar konflik salah seorang akan menuruti kemauan sahabatnya atau membujuk sahabatnya agar satu tujuan dengannya untuk mencapai keseimbangan atau satu kemauan bersama yang disetujui kedua belah pihak tanpa berkeberatan.

3. Teori Perbandingan Sosial
Teori ini merupakan teori yang mengemukakan bahwa tindakan komunikasi dalam komunikasi kelompok berlangsung karena adanya kebutuhan-kebutuhan dari individu untuk membandingkan sikap,pendapat serta kemampuannya dengan individu-individu lainnya. Tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainnya akan mengalami peningkatan. Jika muncul ketidaksetujuan yang berkaitan dengan suatu kejadian atau peristiwa kalau tingkat pentingnya peristiwa tersebut meningkat dan apabila hubungan dalam kelompok juga menunjukan peningkatan. Selain itu,setelah suatu keputusan kelompok dibuat, para anggota kelompok akan saling berkomunikasi untuk mendapatkan informasi yang mendukung atau membuat individu-individu dalam kelompok lebih merasa senang dengan keputusan yang dibuat tersebut.

Teori perbandingan sosial ini diupayakan untuk dapat menjelaskan bagaimana tindakan komunikasi dari para anggota kelompok mengalami peningkatan atau penurunan.

Contoh:
 Dalam suatu kelompok pasti pernah terjadi ketidak sesuaian pendapat,sikap antar anggota. Untuk menghindari ketegangan dalam kelompok,maka para anggota kelompok akan berkomunikasi satu sama lain untuk menentukan keputusan yang tepat bagi kelompoknya. Tapi, bagi yang menolak dia akan berpikir untuk tidak egois dan menyepakati keputusan yang telah di buat.

4. Teori Kategori Sosial (dalam teori komunikasi massa)

Teori kategori sosial beranggapan bahwa terdapat kategori sosial yang luas dalam masyarakat kota industri yang kurang lebih memiliki prilaku sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Kategori sosial tersebut di dasarkan pada usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, tempat tinggal (desa atau kota) ataupun agama.
Asumsi dasar dari teori kategori sosial adalah teori sosiologis yang berhubungan dengan kemajemukan masyarakat modern, dimana dinyatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang sama akan membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangan tertentu. Persamaan dalam orientasi serta sikap akan berpengaruh pula terhadap tanggapan mereka dalam menerima pesan komunikasi. Masyarakat yang memiliki orientasi sama, lebih kurang akan memilih isi komunikasi yang sama dan akan menanggapi isi komunikasi tersebut dengan cara yang sama.


Contoh:
 Orang Padang, Medan, Jawa Tengah, dll berdomisili di Jakarta. Mereka berkumpul membentuk suatu penduduk sehingga banyak perpaduan budaya. Akan tetapi lama kelamaan mereka akan membentuk suatu budaya, norma sehingga mereka menjadi suatu kesatuan.

1 comment: