BAB I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Dalam
kehidupan kita sehari-hari komunikasi memang peranan yang sangat penting. Kita
tidak bisa hidup tanpa berkomunikasi. tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa
komunikasi, dikarenakan kita dapat membuat beberapa perbedaan yang esensial
manakala kita berkomunikasi dengan orang lain. Demikian pula sebaliknya, orang
lain akan berkomunikasi dengan kita, baik dalam jangka pendek ataupun jangka
panjang. Cara kita berhubungan satu dengan lainnya, bagimana suatu hubungan kita
bentuk, bagaimana cara kita memberikan kontribusi sebagai anggota keluarga,
kelompok, komunitas, organisasi dan masyarakat secara luas membutuhkan suatu
komunikasi. Sehingga menjadikan komunikasi tersebut menjadi hal yang sangat
fundamental dalam kehidupan kita.
Peristiwa
perilaku terjadi melalui komunikasi - yaitu pertukaran makna di antara
orang-orang yang terlibat, yang pada dasarnya dicapai melalui penggunaan
simbol-simbol konvensional. Makna adalah keseluruhan kognisi, perasaan, dan
kecenderungan tindakan yang tersirat dalam suatu simbol. Komunikasi terjadi
terutama melalui bahasa. Bahasa adalah seperangkat simbol atau suatu sistem
simbol vokal atau tertulis yang dipergunakan secara seragam atau hampir seragam
oleh anggota-anggota suatu komunitas. Simbol adalah sesuatu yang sengaja
dipergunakan untuk menyingkat atau mewakili sesuatu yang lain. Dua jenis simbol
utama adalah isyarat dan kata-kata.
Namun
dalam situasi tertentu, aktifitas komunikasi yang terjadi antara dua orang
bahkan lebih tampa disadarari, cara penyampaian pesan secara verbal maupun non
verbal sangat tidak tampak seperti komunikasi biasanya, dikarenakan komunikasi
yang terjalin dengan menggunakan metode komunikasi transendental ( telepati ). Telepati
merupakan suatu kemampuan untuk merasakan segala sesuatu dari jauh, disadari atau
tidak, kita sebenarnya sering mengalami gejala-gejala dari telepati tersebut.
Gejala tersebut misalnya ketika hendak mengatakan sesuatu kepada teman, namun
secara bersamaan teman kita pun mengatakan perkataan yang sama dengan yang
hendak kita ucapkan
Rumusan masalah
1.
Apa itu komunikasi
transendental?
2.
Apa itu telepati?
3.
Apa mamfaat telepati?
4.
Bagaimana telepati
mempengaruhi perilaku seseorang?
5.
Apakah semua orang bisa
melakukan telepati?
6.
Bagaimana telepati dalam pandangan
ilmiah?
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa itu komunikasi transendental.
2. Untuk
mengetahui apa itu telepati.
3. Untuk
mengetahui apa saja mamfaat telepati.
4. Untuk
mengetahui bagaimana telepati mempengaruhi perilaku seseorang.
5. Untuk
mengetahui apakah semua orang bisa melakukan telepati atau tidak.
6. Untuk
mengetahui Bagaimana telepati dalam pandangan ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apa
itu komunikasi transendental?
Komunikasi
transendental adalah komunikasi yang dilakukan atau yang terjadi antara manusia
dengan Tuhannya. Jadi, partisipan dalam komunikasi transendental adalah Tuhan
dan manusia. Selain komunikasi secara vertikal antara manusia dengan sang
pencipta, komunikasi transendental juga dapat dilakukan secara horizontal yaitu
komunikasi yang terjadi antara manusia dengan manusia dan manusia dengan
ciptaan lain yang ada di alam semesta.
2. Apa
itu telepati?
Telepati berarti kemampuan untuk berkomunikasi dengan
orang yang berada di tempat jauh tanpa menggunakan indra fisik atau alat
komunikasi ilmiah lainnya. Kata telepati berasal dari bahasa Yunani. 'Tele'
berarti jauh atau jarak, dan 'pathy' berasal dari kata 'pathe' yang berarti
perasaan. Istilah ini diciptakan pada tahun 1882 oleh seorang peneliti cenayang
Perancis, Fredric WH Myers, pendiri American Society for Physical Research
(ASPR). Di dalam dunia metafisika, kemampuan tersebut digolongkan ke dalam ESP
atau Extra Sensory Perception. Konsepnya adalah adanya proses penghantaran
gelombang elektromagnet berfrekuensi rendah antara satu pikiran dengan pikiran
yang lain. Telepati berbeda dengan meditasi,
dimana telepati selain memiliki sifat vertical ( hubungan kita dgn Tuhan Yang
maha Kuasa ) juga bersifat horizontal ( hubungan kita dengan sesama ).
Ketika gelombang elektromagnet tersebut berhasil mengirimkan sinyal dari otak yang telah terfokus, maka orang yang telah menerima sinyal tersebut berarti memiliki frekuensi yang sama dengan orang yang mengirimkan sinyal alias orang yang melakukan telepati.
3. Apa
mamfaat dari telepati?
Untuk menfaat dari ilmu telepati itu
sendiri sebenarnya banyak hikmah yang didapat didalamnya, asalkan jangan di
jadikan ilmu telepati sebagi media untuk melakukan sebuah kejahatan. diantara
hikmah ataupun manfaatnya diantaranya biasa dijadikan sebagai pertahanan diri,
negoisasi maupun melakukan diplomasi, pengobatan dan bahkan yang lainnya.
4. Bagaimana
telepati mempengaruhi perilaku seseorang?
Telepati dipercaya
melibatkan fisiologis tubuh. Tidak semata-mata pikiran yang bekerja. Penelitian
menunjukkan bahwa ketika seseorang menyampaikan sebuah informasi telepatik
kepada orang lain, terjadi perubahan fisiologis dalam diri pengirim. Pada saat
seorang pengirim pesan diminta berkonsentrasi memikirkan penerima pesan, respon
kulit galvanik atau GSR, yang merupakan detektor alamiah terhadap stres
psikologis dalam diri seseorang, meningkat. Pada saat relaks, GSR-nya kembali
menurun. Penelitian di laboratorium tersebut juga menunjukkan bahwa pada saat
pengirim pesan berkonsentrasi pada penerima pesan, dimana terjadi peningkatan
GSR, penerima pesan juga mengalami kenaikan GSR. Saat pengirim pesan dalam
kondisi relaks, secara otomatis, GSR penerima pesan juga ikut menurun. Padahal,
penerima pesan tidak tahu apakah pengirim pesan sedang berkonsentrasi atau
sedang relaks. Jadi, secara fisiologis, penerima pesan merespon perubahan
fisiologis pengirim pesan
5. Apakah
semua orang bisa melakukan telepati?
Telepati adalah cara berkomunikasi
menggunakan fikiran bawah sadar atau otak kanan. Banyak
orang beranggapan, bahwa kemampuan telepati tidak membutuhkan latihan apapun,
dan menganggapnya itu adalah bagian dari bakat alami saja, yang tidak perlu
latihan, tetapi yang harus di ketahui
bahwa setiap orang bisa
melakukannya asal mau mencoba dan melatihnya, karena pada dasarnya ketika masih
bayi semua orang pernah melakukan komunikasi dengan telepati. Kemampuan
telepati jadi berkurang karena kita lebih banyak menggunakan otak kiri daripada
otak kanan. Pancaran sinyal telepati dilakukan oleh fikiran bawah sadar melalui
otak belahan kanan, dan diterima oleh penerima melalui otak belahan kanan pula.
Sinyal yang diterima umumnya berupa perasaan. Hubungan telepati biasanya lebih
mudah dilakukan antara orang yang mempunyai hubungan emosi. Misalnya antara
ibu/bapak dengan anaknya, abang dengan adik, dua orang yang sedang pacaran,
karib kerabat, teman bisnis yang akrab, suami istri dan lain sebagainya.
6. Bagaimana
telepati dalam pandangan ilmiah?
Telepati
bisa dibuktikan secara ilmiah, setidaknya dari hasil percobaan beberapa ilmuwan
baru-baru ini. Ilmuwan dari Duke University, North Carolina, Amerika
melakukan penelitian dengan menggunakan tikus. Mereka membuat bentuk kasar
telapati pada hewan yang memungkinkan sepasang tikus menerima instruksi dengan
menggunakan pikiran mereka. Dengan menggunakan microchip yang ditanam pada otak
mereka untuk berkomunikasi satu sama salin, sepasang tikus tersebut mampu
berkolaborasi dan menyelesaikan puzzle sederhana, meskipun dalam satu
eksperiman mereka terpisah ribuan mil.
Peneliti mengklaim bahwa ini adalah penelitian pertama penghubung dari otak ke otak ( brain-to-brain interface). Keberhasilan ini meningkatkan harapan bahwa suatu hari hewan dan manusia bisa membaca pikiran satu sama lain.
Kepala
penelitian, Miguel Nicolelis, mengatakan penelitian ini adalah langkah maju
pertama yang menghubungkan beragam pikiran menjadi 'jejaring otak' yang
memungkinkan pembagian informasi diantara kelompok hewan. "Kita bahkan
tidak dapat memprediksi sifat macam apa yang muncul ketika hewan mulai
berinteraksi sebagai bagian dari jejaring otak," kata Miguel.
"Secara
teori, Anda dapat membayangkan bahwa kombinasi dari sejumlah otak akan
menyediakan solusi dimana otak individual tidak bisa mencapainya sendiri,"
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports itu, ilmuwan menanam elektroda mikroskopik pada otak tikus yang memungkinkan satu tikus mengerjakan intsruksi dari tikus lainnya, meskipun kedua tikus itu jauh terpisah. Tikus pertama yang disebut sebagai 'encoder', berpikir untuk menemukan air di kandangannya dengan merespons cahaya dan menekan tuas tertentu. Otak ini dihubungkan ke tikus kedua, yang disebut sebagai 'decoder', yang tidak diberi sinyal cahaya. Nah, meski tidak diberi sinyal cahaya, tikus kedua ini mengandalkan instruksi otak dan dia menekan tuas yang tepat. Demonstrasi ini menunjukan bahwa tikus kedua ini dipandu oleh pikiran tikus lainnya.
Tes
yang kedua melibatkan tikus yang terpisah antara Durham, Amerika, dan Natal,
Brazil. Dengan merekam sinyal otak dari tikus pertama dan mentransmisikan
sinyal itu melalui internet pada tikus yang lain, ilmuwan mampu mengubah
perilaku tikus kedua.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi
dalam hal ini, komunikasi telepati bukan hanya mitos apalagi hal yang tidak
mungkin terjadi. Telepati merupakan suatu kemampuan untuk memberi pesan dan
mendapatkan suatu informasi dari jauh, yang kita ketahui ada beberapa
pembuktian dari segi ilmiah seperti yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan
baru-baru ini. Meskipun telepati selalu dipandang sebelah mata dari kehidupan
sosial, namun tampa di sadari telepati adalah suatu kemampuan berkomunikasi
yang sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh semua orang sejak lahir. Mamfaat dari
telepati sendiri tergantung siapa dan apa tujuanya untuk melakukan komunikasi
telepati tersendiri, karna telepati bisa di lakukan untuk kebaikan dan juga
bisa di lakukan untuk hal-hal yang dapat merugikan.
No comments:
Post a Comment