Monday, April 17, 2017

Definisi Krisis

Krisis merupakan suatu masa kritis yang hampir bisa dipastikan dialami oleh semua perusahaan. Penanganan krisis akan menentukan keberadaan perusahaan selanjutnya. Penanganan yang baik bisa meningkatkan kualitas perusahaan tersebut, sedangkan penanganan yang tidak baik bisa menurunkan bahkan menjatuhkan perusahaan tersebut.
            Setiap perusahaan harus selalu siap dengan kedatangan krisis agar bisa melakukan pencegahan ataupun penanganan untuk mengantisipasinya. Walaupun setiap perusahaan mengalami krisis yang berbada, namun semuanya memiliki cara antisipasi yang sama, yaituPreventive Public Relations, Preventive Public Relations adalah perencanaan penanganan krisis dengan rencana aksi yang bisa dilakukan dalam waktu cepat, tetapi efektif. Assegaf dalam Soemirat dan Ardianto (2002) menyatakan dua hal yang harus dilakukan jika terjadi krisis, yaitu: menghubungi pejabat pemerintah yang bersangkutan dan menghubungi media massa untuk di publikasikan.
            Krisis memiliki beberapa sumber, yaitu:
a.       Bencana alam yang mempengaruhi publik dalam dan luar perusahaan.
b.      Kondisi darurat yang datang mendesak
c.       Sesuatu yang membuat panik, kerusakan, dan pemogokan
d.      Rumor buruk tentang perusahaan
e.       Berbagai masalah yang di timblukan publik dalam dan luar.
Soemirat dan Ardianto (2002) mengklarisifikasikan krisis ke dalam delapan golongan:  kecelakaan Industri, masalah lingkungan, masalah perburuhan, masalah produk, masalah dengan investor seperti desas-desus dan isu, peraturan pemerintah, dari isu. Krisis bisa terjadi dalam bentuk abstrak maupun kongkret, di dalam maupun di luar perusahaan. Krisis bisa menyebabkan perubahaan citra perusahaan, maka dari itu Public Relations memiliki peranan yang besar ketika terjadi krisis.
Dalam suatu tim krisis harus ada orang-orang yang kompeten untuk mewakili berbagai kepentingan. Orang-orang tersebut adalah wakil dari bidang hukum, pimpinan tertinggi, pejabat PR, Personal Industrial Relations, Employee Communications, petugas keamanan pabrik, kegiatan teknis, kesehatan atau medis, juru potret, dan bagian kontak media. Krisis juga bisa menimbulkan berbagai resiko, seperti peningkatan intensitas masalah dan penurunan citra perusahaan. Selain itu, krisis juga bisa berdampak buruk bagi perusahaan dan publiknya. Teknologi komunikasi yang semakin meningkat menyebabkan dampak krisis menyebar dengan cepat. Menurut Kasali (1994), krisis juga selalu menyertai tumbuhnya organisasi atau perusahaan.


No comments:

Post a Comment