A. Pengantar
Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai
keadaan (state) yang ada pada inividu atau organisme pada
sesuatu waktu. Misal seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun
gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu.
Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan
pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang
dialami oleh organisme.
Lalu apakah yang dimaksud dengan (feeling) atau (emotion) itu. Menurut
Chaplin (1972) perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari
persepsi sebagai akibat stimulus baik externel maupun internal. Mengenai emosi,
Chaplin berpendapat bahwa definisi mengenai emosi cukup bervariasi yang
dikemukakan oleh para ahli psikologi dari berbagai orientasi. Namun demikian
dapat dikemukakan atas “general agreement” bahwa emosi merupakan reaksi yang
kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya
perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat, karena
itu emosi lebih intens daripada perasaan, dan sering terjadi perubahan
perilaku, hubungan dengan lingkungan kadang-kadang terganggu.
Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang
relatif singkat, sehingga emosi berbeda dengan mood atau
suasana hati pada umunya berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama
daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi.
Apabila seseorang mengalami marah atau emosi, maka kemarahan tersebut tidak
segera hilang begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam jiwa seseorang (
ini yang dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri orang yang
bersangkutan. Namun demikian ini juga perlu dibedakan dengan temperamen.
Temperamen adalah keadaaan psikis seseorang yang lebih permanen daripada mood, karena itu temperamen lebih merupakan
predisposisi yang ada pada diri seseorang, dan karena itu temperamen lebih
merupakan aspek kepribadian seseorang apabila dibandingkan dengan mood.
B. Perasaan
Suatu keadaan dalam diri individu sebagai suatu akibat
dari yang dialaminya atau yang dipersepsinya. Ada beberapa sifat tertentu yang
ada padanya yaitu:
1)
Pada umumnya perasaan berkaitan dengan persepsi, dan merupakan reaksi terhadap
stimulus yang mengenainya.
2)
Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif apabila dibandingkan dengan
peristiwa psikis yang lain.
3)
Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang
sekalipun tingkatannya dapat berbeda-beda.
C. 3 dimensi perasaan menurut Wandf
v Exited feeling :
perasaan yang dialami individu disertai adanya perilaku atau perbuatan yang
menampak.
v Innert feeling :
perasaan yang dialami individu tanpa disertai adanya perilaku atau perbuatan.
v Expectancy feeling dan Release feeling : suatu perasaan yang dialami oleh
individu sebagai sesuatu yang belum nyata expected feeling, disamping
itu perasaan yang dialami oleh individu karena sesuatu itu telah nyata, ini
dimaksud dengan Release feeling.
D. Jenis perasaan
Ada tiga golongan perasaan, yaitu:
1.
Perasaan presens : perasaan yang timbul dalam keadaan yang sekarang nyata
dihadapi, yaitu berhubungan dengan situasi yang aktual.
2.
Perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan ke depan yaitu perasaan
dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih dalam pengharapan.
3.
Perasaan yang berkaitan dengan waktu yang telah lampau yaitu perasaan yang
timbul dengan melihat kejadian-kejadian yang telah lalu. Misal orang merasa
sedih karena teringat waktu masih dalam keadaan jaya.
Max
Scheler mengajukan pendapat ada empat macam tingkatan dalam perasaan, yaitu:
1.
Perasaan tingkat sensoris, yaitu perasaan yang didasarkan atas kesadaran yang
berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian, misal rasa sakit, panas, dingin.
2.
Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang tergantung pada keadaan
jasmani keseluruh, misal rasa segar, lelah.
3.
Perasaan psikis atau kejiwaan yaitu perasaan senang, susah, takut.
4.
Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keseluruh pribadi,
misal harga diri, putus asa.
Bigot
dkk. (1950) memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
1.
Perasaan keinderaan, yaitu perasaan yang berkaitan dengan alat indera, misal
perasaan yang berhubungan dengan pencecapan, misal rasa asin, pahit, manis dan
sebagainya.
2.
Perasaan psikis atau kejiwaan, yang masih dibedakan atas:
a.
Perasaan intelektual
Yaitu
perasaan yang timbul apabila orang dapat memecahkan sesuatu soal atau
mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya. Perasaan
ini juga merupakan pendorong atau motivasi individu dalam berbuat dan merupakan
motivasi dalam lapangan ilmu pengetahuan.
b.
Perasaan kesusilaan
Yaitu
perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal-hal yang baik atau buruk
menurut norma-norma kesusilaan.
c.
Perasaan keindahan atau perasaan estetika
Yaitu
perasaan yang timbul apabila orang mengalami sesuatu yang indah atau yang tidak
indah.
d.
Perasaan kemasyarakatan atau perasaan sosial
Yaitu
perasaan yang timbul dalam hubungannya dengan interaksi sosial, yaitu hubungan
individu satu dengan individu lain.
e.
Perasaan harga-diri
Perasaan
harga-diri ini dapat positif, yaitu apabila individu dapat menghargai dirinya
sendiri dengan secara baik, tetapi sebaliknya perasaan harga-diri ini dapat
negatif, yaitu apabila seseorang tidak dapat menghargai dirinya secara baik.
f.
Perasaan KeTuhanan
Perasaan
ini timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat serba
sempurna. Perasaan ini merupakan perasaan tertinggi atau terdalam. Perbuatan
manusia yang luhur, yang suci bersumber pada perasaan keTuhanan ini. Dengan
perasaan keTuhanan segala sesuatu akan tertuju kepadaNya.
E. Emosi
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi
tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku
yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada
umumnya disertai adanya expresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat
mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
Namun demikian kadang –kadang orang masih dapat
mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak tercetus keluar
dengan perubahan atau tanda-tanda kejasmanian tersebut. Hal ini berkaitan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen (Carlson, 1987) adanya
tiga rules, yaitu :
1. masking
Yaitu
keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi
emosi yang
dialaminya.
2. modulation
Yaitu
orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi
hanya dapat mengurangi saja.
3. simulation
Yaitu
orang tidak mengalami sesuatu emosi, tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan
menampakkan gejala kejasmanian.
F. Teori-teori Emosi
1. Teori yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala
kejasmanian.
2. Teori yang hanya mencoba mengklasifikasikan dan
mendiskripsikan pengalaman emosional (emotional experiences).
3. Melihat emosi dalam kaitannya dengan perilaku, dalam
hal ini adalah bagaimana hubungannya dengan motivasi.
4. Teori yang mengaitkan dengan aspek kognitif.
1) Hubungan emosi dengan gejala
kejasmanian
Bila seseorang mengalami emosi, pada individu itu akan
terdapat perubahan-perubahan kejasmaniannya. Misal kalau orang mengalami
ketakutan, mukanya menjadi pucat, jantungnya berdebar-debar. Jadi adanya
perubahan dalam kejasmanian seseorang apabila individu sedang mengalami emosi.
Berdasarkan atas keadaan ini, prinsip tersebut
digunakan kepentingan praktis, yaitu diciptakannya lie detector atau juga sering disebut sebagai polygraph, yaitu suatu alat yang digunakan dalam
psikologi kriminal atau psikologi forensik, dan telah memberikan bantuan yang
positif. Alat ini diciptakan atas dasar pendapat adanya hubungan antara emosi
yang dialami individu dengan perubahan-perubahan kejasmaniannya. Alat ini
diciptakan oleh John A. Larson yang kemudian disempurnakan oeh L. Keeler.
Dengan alat ini perubahan-prubahan yang terjadi pada jasmani dapat dicatat oleh
alat tersebut.
Adanya
hubungan antara emosi dengan gejala kejasmanian di antara para ahli tidaklah
terdapat perbedaan pendapat. Yang menjadi silang pendapat adalah mana yang
menjadi sebab dan akibatnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan teori-teori
yang berkaitan dengan emosi yang bertitik pijak pada hubungan emosi dengan
gejala kejasmanian.
a. Teori James-Lange
Menurut teori ini emosi merupakan akibat atau hasil
persepsi dari keadaan jasmani (felt emotion is the perception
of bodily states), orang sedih karena menangis, orang takut karena
gemetar dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gejala
kejasmanian merupakan sebab emosi, dan emosi merupakan akibat dari gejala
kejasmanian. Teori disebut juga teori perifir dalam emosi atau juga
disebut paradoks James (Bigot dkk. 1950). Sementara para ahli mengadakan
eksperimen-eksperimen untuk mengui sejauh mana kebenaran teori James Lange ini,
antaralain Sherrington dan Cannon (Woodworth dan Marquis, 1957), yang pada
umumnya hasil menunjukkan bahwa apa yang dikemukakan oleh James tidak tepat.
b. Teori Cannon-Bard
Teori ini berpendapat bahwa emosi itu bergantung pada
aktivitas dari otak bagian bawah. Teori ini berbeda atau justru berlawanan
dengan teori yang dikemukakan oleh James Lange, yaitu bahwa emosi tidak
bergantung pada gejala kejasmanian, atau reaksi jasmani bukan merupakan dasar
dari emosi, tetapi justru emosi bergantung pada aktivitas otak atau aktivitas
sentral. Karena itu teori ini juga sering disebut teori sentral (Woodworth dan
Marquis, 1957)
c. Teori Schachter-Singer
Teori ini berpendapat bahwa emosi yang dialami
seseorang merupakan hasil interpretasi dari aroused atau stirred up dari keadaan jasmani. Mereka
berpendapat bahwa keadaan jasmani dari timbulnya emosi pada umumnya sama untuk
sebagian terbesar dari emosi yang dialami, dan apabila ada perbedaan fisiologis
dalam pola otonomik pada umumnya orang tidak dapat mempersepsi hal ini. Teori
ini menyatakan bahwa tiap emosi dapat dirasakan dari stirred up kondisi jasmani dan individu akan
memberikan interpretasinya. Sering dikemukakan bahwa teori ini bersifat
subyektif, karena memang dalam mengadakan interpretasi terhadap keadaan jasmani
berbeda satu orang dengan orang lain
No comments:
Post a Comment