Tuesday, April 11, 2017

GEOPOLITIK INDONESIA

GEOPOLITIK INDONESIA
Negara pasti mempunyai kondisi yang dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan negara. Kondisi tersebut antara lain ialah kondisi sosial politik, kondisi geografis, kondisi budaya, dan kondisi historis. Sebagai negara yang cukup besar di kawasan Asia Tenggara, Indonesia pun memiliki kondisi-kondisi tersebut dan secara bertahap mengembangkannya agar kualitasnya meningkat. Perpaduan antara kondisi geografis dan sikap politik yang diputuskan oleh pemerintah merupakan komponen esensial dalam pengukuran skala kualitas bangsa. Perpanduan diantara kedua elemen tersebut disebut dengan situasi geopolitik. Geopolitik ini sendiri dapat dipahami sebagai suatu situasi hubungan erat antara faktor-faktor ilmu bumi suatu negara dan strategi serta politik, terutama politik luar negeri dari negara tersebut (Nasution, 1984:200). Dalam geopolitik perlu dijelaskan secara rinci mengenai kondisi geografis di Indonesia yang sejak dulu telah ditakdirkan untuk menjadi negara lalu lintas karena posisinya yang strategis karena diapit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta diapit dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
            Selain karena letak Indonesia yang strategis karena diapit oleh dua benua dan dua samudra, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dengan garis pantai panjang yang menandakan banyaknya pelabuhan alam yang dimilikinya (Nasution, 1984:226). Apabila hal tersebut dihunbungkan dengan situasi politik yang ada dari pengaruh letak geografis Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia akan memiliki pengaruh yang cukup besar dengan memanfaatkan kekuatan darat dan perairan secara seimbang. Akan tetapi, apabila kekuatan darat dan perarian tidak seimbang maka hal tersebut akan menjadi bumerang karena dapat melemahkan kondisi internal maupun eksternal Indonesia. Hal lain yang terkorelasi dengan kondisi geografis tersebut adalah Indonesia memerlukan suatu kebijakan terpadu untuk meningkatkan kualitas maritim Indonesia itu sendiri (Nasution, 1984:221).      
            Dalam rangka mewujudkan fungsi pertahanan yang telah disebutkan diatas, Indonesia mengalami dua jenis perang yaitu perang rakyat yang terjadi dalam rangka merebut kemerdekaan dan perang yang terjadi pada teritorial tertentu yang terjadi pada perang-perang regional yang disebabkan oleh pemberontakan dan juga perang gerilya. Perang rakyat ini pada dasarnya dirumuskan terjadi akibat adanya imperialis yang datang dengan tekanan dan mendapatkan serangan balas dari rakyat; yang biasanya merupakan negara agraris (Nasution, 1984:259). Sedangkan perang gerilya merupakan sebuah taktik perang yang digunakan saat perang dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
            Dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, konsep gerilya ini masih konsep mumpuni mengingat Indonesia belum memiliki mekanisme yang matang seperti Amerika Serikat dan negara besar lainnya dalam melengkapi persoalan keuangan hingga birokrasi menyangkut pertahanan domestik dan non-domestik. (Nasution, 1984:81). Doktrinisasi pertahanan juga masih berkisar pada peningkatan pembangunan angkatan perang modern serta peningkatan kualitas stabilitas politik yang bersumber pada kematangan kepribadian bangsa sehingga yakin dapat menyelesaikan permasalahan secara mandiri (Simatupang, 1981:240). Kondisi geopolitik Indonesia memiliki keterkaitan yang erat dengan kemampuan pemerintah Indonesia dalam merancang maupun memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi kepada bangsa Indonesia di masa mendatang. Akan tetapi hal yan paling penting adalah kesadaran dari tiap individu yang berbangsa Indonesia lah yang sejatinya mampu meningkatkan kondisi geopolitik Indonesia yang stabil serta siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan di maa mendatang.
REFERENSI
Simatupang, Mayjen, T.B. 1981. “Geopolitik dan Masalah Pertahanan Kita”, dalam Pelopor
Perang dalam Perang Pelopor Damai, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, pp. 198-240

Nasution, AH. 1984. “Bentuk-Bentuk Peperangan dan Pembangunan Pertahanan Kita”,
dalam Pokok-Pokok Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa Lalu dan
Masa yang akan Datang, Bandung: Penerbit Angkasa, pp. 241-264
Nasution, AH. 1984. “Gerilya dan Perang Kita yang akan Datang”, dalam Pokok-Pokok
Gerilya dan Pertahanan Republik Indonesia di Masa Lalu dan Masa yang akan
Datang, Bandung: Penerbit Angkasa, pp. 77-117


No comments:

Post a Comment