Tuesday, April 11, 2017

Nilai dan Budaya Indonesia

Nilai dan Budaya Indonesia
Keberagaman Indonesia menghasilkan berbagai macam budaya sehingga memperkaya budaya nasional. Meskipun dengan perbedaan budaya yang ada, nilai yang terkandung merepresentasikan identitas jati diri yang kemudian menjadi tolak ukur penilaian kepribadian bangsa. Kepribadian bangsa yang merupakan hasil olahan nilai dan budaya yang tertanam di Indonesia kemudian memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan maupun kebijakan yang ada di Indonesia.
            Salah satu budaya Indonesia yang sudah melekat sejak zaman dahulu ialah gotong royong. Gotong royong merupakan  konsep yang dijinjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena sangat berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang mayoritas bermata pencaharian petani. Gotong royong sendiri merupakan aktifitas pengerahan tenaga yang dilakukan secara sukarela untuk suatu kegiatan pemangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. Konsep gotong-royong telah menjadi kunci budaya kontemporer Indonesia yang menggambarkan masyarakat didalamnya dan segala sesuatu kebijakan yang diambil harus berdasarkan konsep gotong-royong tersebut (Bowen 1986, 545). Abdurahman Wahid, mengutarakan pendapatnya mengenai suatu hal yang sangat identik dengan Indonesia. Sesuatu itu berwujud pencarian tak berkesudahan akan sebuah perubahan sosial tanpa memutuskan sama sekali dengan ikatan masa lampau (Abdurrahman 1981, 7).
            Konsep tersebut menjelaskan bahwa manusia-manusia Indonesia selalu bergerak dalam perubahan sosial dalam tiap perkembangan zaman. Pencarian yang selalu dilakukan oleh bangsa ini kerapkali membuat bangsa ini lupa akan identitas atau jati dirinya walaupun sebenarnya mereka masih terikat dengan warisan budaya bangsa. Nilai dan budaya Indonesia semestinya menjadi tonggak bangsa serta menjadi pegangan untuk menghadapi tantangan-tantangan yang selanjutnya akan timbul dan menerpa bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Dari kacamata Mochtar Lubis, apabila bangsa ini tidak berhasil mengukuhkan kemanusiaan dan membangun kembali kontinuitas kebudayaan bangsa, maka bangsa ini hanya akan menjadi ‘kacung’ bangsa lain (Lubis, 1981, 42). Maka hal yang harus dilakukan bangsa Indonesia adalah mempertahankan budaya aslinya sehingga identitas bangsa akan tetap melekat dan dapat dipraktekkan dalam kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan demi kebaikan bersama.
                REFERENSI
Bowen, John R.. 1986. “On The Political Construction of The Tradition:Gotong Royong in          Indonesia”, dalam Journal Of Asian Studies, Vol. XLV, No. 3, pp. 545-560
Buchori, Mochtar, & Lubis, Mochtar. 11 November 1981. “Mencari Identitas Indonesia”. Dalam Prisma, hal. 38-49
Wahid, Abdurrahman. 1981. “Nilai-Nilai Indonesia: Apakah Keberadaannya Kini?”. Dalam         Prisma, No. 11, Th. X, hal. 3-8
Wahid, Abdurrahman, K. H.. 2001. “Indonesia’s Mild Secularism”. Dalam Sais Review, Vol.       XXI, No. 2, hal. 25-28


No comments:

Post a Comment