Tuesday, April 11, 2017

Kemajemukan Masyarakat Indonesia serta Konflik yang Terdapat di Dalamnya


Dalam praktek berbangsa dan bernegara di negara Indonesia, masyarakat Indoneisa terbagi atas lapisan-lapisan kelasn sosial yang terbentuk dengan sendirinya dan sudah seharusnya ada dalam struktur sosial masyarakat. Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang majemuk sehingga memunculkan keanekaragaman dalam berbagai aspek yang juga menyebabkan adanya lapisan sosial yang beragam. Struktur masyarakat Indonesia ditandai dengan dua cirinya yang bersifat unik (Nasikun, 1995: 28). Dua jenis pelapisan masyarakat Indonesia ialah pelapisan secara horizontal dan pelapisan secara vertikal. Pelapisan horizontal diindikasikan dengan adanya perbedaan ras, agama, serta adat istiadat yang terdapat dalam masyarakat Indonesia. Sedangkan pelapisan vertikal diindikasikan dengan adanya lapisan atas dan lapisan bawah yang didasarkan atas tingkatan ekonomi dan tingkatan-tingkatan lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Pelapisan secara vertikal dalam masyarakat Indonesia dinilai cukup mengkhawatirkan dengan adanya kesenjangan yang begitu kentara antara lapisan atas dan lapisan bawah.
            Furnivall (dalam Nasikun, 1994:29) mengungkapkan bahwasanya Indonesia merupakan masyarakat majemuk, dimana masyarakatnya terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Terbentuknya struktur masyarakat Indonesia yang heterogen terjadi bukan tanpa sebab. Terdapat faktor-faktor yang membuat masyarakat Indonesia menjadi majemuk, antara lain keadaan geografis yang membagi Indonesia menjadi ribuan pulau menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman etnik. Selain itu, letak Indonesia yang strategis juga menyebabkan Indonesia menjadi salah satu tempat penyebaran agama dari pedagang-pedagang yang berasal dari bangsa asing sehingga agama di Indonesia pun beragam. Iklim juga merupakan faktor kemajemukan struktur masyarakat Indonesia. Perbedaan curah hujan menyebabkan kesuburan lahan berbeda-beda sehingga mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat Indonesia (Nasikun, 1995).
            Kemajemukan yang terdapat di Indonesia, selain memperkaya kebudayaan juga berpotensi menimbulkan konflik. Konflik yang dapat terjadi dalam dua macam yaitu konflik yang bersifat ideologis dan konflik yang bersifat politis  (Nasikun, 1995: 63). Di konflik ideologis, konfik tersebut muncul dalam perbedaan presepsi dari berbagai golongan masyarakat dalam menyikapi suatu hal. Sementara di tingkatan politis, konflik terjadi disebabkan karena adanya pertentangan dalam pembagian sumber kekuasaan. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan konflik yang terdapat dalam masyarakat Indonesia yang majemuk dapat diminimalisir dengan keadaan Indonesia yang telah merdeka. Merdekanya Indonesia secara tidak langsung juga menyatukan masyarakat Indonesia yang tadinya masih bersifat kedaerahan. Adanya toleransi antar individu dapat dibuktikan dengan adanya loyalitas ganda(cross cutting loyalities) yang berarti kesadaran individu bahwa ia bukan hanya dari suatu kelompok sosial tertentu sehingga keberadaan loyalitas ganda dapat meminimalisir terjadinya konflik.
            Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk memang memiliki potensi untuk kemunculan suatu konflik akan tetapi tidak dapat dipungkiri sebagai makhluk sosial yang tidak hanya hidup sendiri, pasti membutuhkan keberadaan orang lain. Oleh karena itu, interaksi antar individu, terlebih hubungan antar lapisan masyarakat yang saling bertoleransi sangat dibutuhkan untuk menciptakan Indonesia yang damai dan jauh dari konflik yang bisa memuat Indonesia terpecah belah karena perbedaan.

            REFERENSI
Hefner, Robert W. 2005. “Social Legacies and Possible Future”, dalam John Bresnan (ed.),
            Indonesia: The Great Transtition. Lanham: Rowman & Littlefield Publisher Inc,
            hal. 75-163.
Nasikun. 1995. “ Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia”, dalamSistem Sosial Indonesia.
            Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal. 27-50.
Nasikun. 1995. “ Struktur Majemuk Masyarakat Indonesia dalam Masalah Integrasi
Nasional”, dalam Sistem Sosial Indonesia.  Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal.
61-87.


No comments:

Post a Comment