BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Sebagai
makhluk sosial, manusia senantiasa saling berhubungan satu sama lain. Untuk
itulah peran komunikasi dibutuhkan. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak
pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari
masyarakatnya. Oleh sebab itu, menurut dokter Everett Kleinjan dari East West
Center Hawaii, komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia
seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, maka mereka memerlukan
komunikasi. Tak bisa dipungkiri bahwa dunia yang kita tempati telah berkembang
menjadi demikian maju dan menjelma menjadi apa yang kemudian dikenal sebagai “global Village” (desa dunia).
Salah satu implikasinya adalah makin meningkatnya kontak-kontak komunikasi dan
hubungan antar berbagai bangsa
dan negara untuk mencari dan memperoleh
informasi.
Namun dalam melakukan
komunikasi tidak setiap orang terampil melakukannya dengan efektif. Hal ini
terlebih lagi bila orang yang terlibat dalam komunikasi itu berbeda budaya,
kesalahan dalam memahami pesan, perilaku atau peristiwa komunikasi tidak bisa
dihindari. (Khotimah, 2000:47). Kesalahan ini dapat smenyebabkan terjadinya
suasana yang tidak diharapkan bahkan dapat menimbul pertikaian yang menjurus
munculnya konflik sosial
.Budaya yang dimiliki
seseorang sangat menentukan bagaimana cara kita berkomunikasi, artinya cara
seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain apakah dengan orang yang sama
budaya maupun dengan orang yang berbeda budaya, karakter budaya yang sudah
tertanam sejak kecil sulit untuk dihilangkan, karena budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi (Tubbs-Sylvia Moss, 1996:237). Dengan
demikian konstruksi budaya yang dimiliki oleh seseorang itu, diperoleh sejak
masih bayi sampai ke liang lahat, dan ini sangat mempengaruhi cara berpikir,
berperilaku orang yang bersangkutan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan
orang yang berbeda budaya. Bahkan benturan persepsi antar budaya sering kita
alami sehari-hari, dan bilamana akibatnya fatal kita cenderung menganggap orang
yang berbeda budaya tersebut salah, aneh tidak mengerti maksud kita. Hal ini
terjadi karena, kita cenderung memandang perilaku orang lain dalam konteks
latar belakang kita sendiri dan karena bersifat subyektif.
Sejak
akhir tahun 60-an sampai sekarang, dunia seakan-akan semakin menyempit, karena
orang-orang bertambah mudah untuk pergi ke tempat-tempat yang semula asing baginya.
Di sana ia bertemu,
bergaul dan bekerja sama dengan orang-orang yang mungkin berbeda dalam hal cara
berkomunikasi, berpikir dan kebiasaanya. Perkembangan alat-alat perhubungan dan
juga sarana komunikasi, menjadi pemicu makin meningkatnya hubungan-hubungan
antarbudaya sehingga waktu, jarak dan ruang makin tak berarti.
Rumusan
masalah
1. Apa itu komunikasi
antar budaya?
2.
prinsip-prinsip komunikasi antar budaya serta saluran
komunikasi antar budaya?
3.
Bagaimana fungsi komunikasi antar budaya?
4. Apakah informasi secara
lokal maupun global bersumber dari
komunikasi antar budaya?
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa
itu komunikasi antar budaya.
2.
Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip komunikasi antar
budaya serta saluran komunikasi antar budaya.
3.
Untuk mengetahui apa fungsi komunikasi antar budaya.
4.
Untuk mengetahui apakah informasi secara lokal maupun
global bersumber dari komunikasi antar
budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Apa itu komunikasi
antar budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi
di antara orang- orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa
beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua
perbedaan ini). Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut
oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs,
Moss:1996). Komunikasi antar budaya memiliki akarnya dalam bahasa
(khususnya sosiolinguistik),sosiologi, antropologi budaya, dan
psikologi. Dari keempat disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi
disiplin acuan utama komunikasi lintas budaya, khususnya psikologi lintas
budaya. Pertumbuhan komunikasi antar budaya dalam dunia bisnis
memiliki tempat yang utama, terutama perusahaan – perusahaan yang melakukan
ekspansi pasar ke luar negaranya notabene negara – negara yang
ditujunya memiliki aneka ragam budaya.
Selain itu, makin banyak orang yang bepergian ke luar
negeri dengan beragam kepentingan mulai dari melakukan perjalanan bisnis,
liburan, mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang sifatnya sementara
maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya. Satelit
komunikasi telah membawa dunia menjadi semakin dekat, kita dapat
menyaksikan beragam peristiwa yang terjadi dalam belahan dunia,baik
melalui layar televisi, surat kabar, majalah, dan media on line. Melalui
teknologi komunikasi dan informasi, jarak geografis bukan halangan lagi
kita untuk melihat ragam peristiwa yang terjadi di belahan dunia.
Berbicara mengenai komunikasi antarbudaya, maka kita harus melihat dulu
bebrapa defenisi yang diikutif oleh Ilya Sunarwinadi ( 1993: 7-8 ) berdasarkan
pendapat para ahli antara lain :
1. Sitaram ( 1970 ) : Seni untuk memahami
dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda kebudayaan
(intercultural communication…the art of understanding and being
understood by audience of mother culture ).
2. Samovar dan Porter ( 1972 ) :
Komunikasi antarbudaya terjadi manakala bagaian yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi tersebut membawa serta latar belakang budaya
pengalaman yang berbeda yang mencerminkan nilai yang dianut oleh
kelompoknya berupa pengalaman, pengetahuan, dan nilai (intracultural
communication obtains whenever the parties to acommunications act to
bring with them different experiential backgrounds that reflect
along- standing deposit of group experience, knowledge,
values).
3. Rich ( 1974 ) : Komunikasi antarbudaya terjadi
ketika orang-orang yang berbeda kebudayaan (communication is
intercultural when accuring between peoples of different
cultures).
4. Young Yun Kim ( 1984 ) : Komunikasi
antarbudaya adalah suatu peristiwa yang merujuk dimana orang-orang yang
terlibat didalamnya baik secara langsung maupun tidak langsung
memiliki latar belakang budaya yang berbeda (intercultural
communication…refers the communication phenomenon in which participant,
different in cultural background, come into direct or indirect contact
which one another).
Seluruh defenisi diatas dengan jelas menerangkan
bahwa ada penekanan pada perbedaan kebudayaan sebagai faktor yang
menetukan dalam berlangsungnya proses komunikasi antarbudaya. Komunikasi
antarbudaya memang mengakui dan mengurusi permasalahan mengenai persamaan
dan perbedaan dalam karakteristik kebudayaan antar pelaku–pelaku
komunikasi, tetapi titik perhatian utamanya tetep terhadap proses
komunikasi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berbeda
kebudayaan dan mencoba untuk melakukan interaksi. Komunikasi
dan budaya mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi mata uang.
Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi
pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya,
seperti yang dikatakan Edward T. Hall, bahwa “komunikasi adalah budaya”
dan budaya adalah komunikasi”. Pada suatu sisi, komunikasi merupakan
suatu mekanisme untuk mensosialisasikan norma-norma budaya masyarakat,
baik secara horizontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat
lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke generasi berikutnya.
Pada sisi lain budaya menetapkan norma-norma (komunikasi) yang dianggap
sesuai untuk kelompok tertentu.
2.
prinsip-prinsip komunikasi antar budaya serta saluran
komunikasi antar budaya?
1.
Relativitas Bahasa
Gagasan
umum bahwa bahasa mempengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan
oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang
tahun 1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa mempengaruhi proses
kognitif kita. Dan karena bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal
karakteristik semantik dan strukturnya, tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa
orang yang menggunakan bahasa yang berbeda juga akan berbeda dalam cara mereka
memandang dan berpikir tentang dunia.
2. Bahasa
sebagai cermin budaya
Bahasa
mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi
baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan
antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit
komunikasi dilakukan. Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak
kesalahankomunikasi, lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan
salah paham, makin banyak salah persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).
3. Mengurangi
Ketidakpastian
Makin
besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah
ketidak-pastian dam ambiguitas dalam komunikasi. Banyak dari
komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita dapat
lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain.
Karena letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih
banyak waktu dan upaya untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi
secara lebih bermakna.
4. kesadaran
diri dan perbedaan antar budaya
Makin
besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness)
para partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan
negatif. Positifnya, kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada.
ini mencegah kita mengatakan hal-hal yang mungkin terasa tidak peka atau tidak
patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-hati, tidak spontan, dan
kurang percaya diri.
5. Interaksi
awal dan perbedaan antar budaya
Perbedaan
antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur
berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun
selalu terdapat kemungkinan salah persepsi dansalah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
6. Memaksimalkan
hasil interaksi
Dalam
komunikasi antarbudaya terdapat tindakan-tindakan yang berusaha memaksimalkan
hasil interaksi. Tiga konsekuensi mengisyaratkan implikasi yang penting bagi
komunikasi antarbudaya. Pertama, orang akan berintraksi dengan orang lain yang
mereka perkirakan akan memberikan hasil positif. Kedua, bila mendapatkan hasil
yang positif, maka pelaku komunikasi terus melibatkan diri dan meningkatkan
komunikasi. Bila memperoleh hasil negatif, maka pelaku mulai menarik diri dan
mengurangi komunikasi. Ketiga, pelaku membuat prediksi tentang perilaku mana
yang akan menghasilkan hasil positif. Pelaku akan mencoba memprediksi hasil
dari, misalnya, pilihan topik, posisi yang diambil, perilaku nonverbal yang
ditunjukkan, dan sebagainya. Pelaku komunikasi kemudian melakukan apa yang
menurutnya akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak melakkan apa yang
menurutnya akan memberikan hasil negatif.
Saluran komunikasi antar budaya
1. Antarpribadi/
interpersonal/ person-person yaitu orang dengan orang secara
langsung
2. Media
massa yaitu melalui radio, surat kabar, TV, Film, Majalah
Bersama-sama
dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga mempengaruhi
proses dan hasil keseluruhan dari KAB. Misalnya : orang Indonesia
menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika akan memilih pengalaman
yang berbeda dengan keadaan apabila ia sendiri berada disana dan melihat
dengan mata kepala sendiri. Umumnya pengalaman komunikasi
antar pribadi dianggap memberikan dampak yang lebih mendalam. Komunikasi
melalui media kurang dalam hal feedback langsung antar partisipan
dan bersifat satu arah. Sebaliknya, saluran antarpribadi tidak dapat
menyaingi kekuatan saluran media dalam mencapai jumlah besar manusia
sekaligus melalui batas-batas kebudayaan. Tetapi dalam keduanya,
proses-proses komunikasi bersifat antarbudaya bila partisipan-
partisipannya berbeda latar belakang budayanya. Ketiga dimensi diatas
dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan, dalam
mengkalsifikasikan fenomena KAB khusus. Misalnya : kita dapat
menggambarkan komunikasi antara Presiden Indonesia dengan Dubes baru dari
Nigeria sebagai komunikasi internasaional, antarpribadi dalam konteks
politik, komunikasi antara pengecara AS dari keturunan Cina dengan
kliennya orang AS keturunan Puerto Rico sebagai komunikasi antar etnik,
antarpribadi dan massa dalam konteks akulturasi migran. Maka apapun
tingkat keanggotaan kelompok konteks sosial dan saluran komunikasi,
komunikasi dianggap antar budaya apabila para komunikator yang menjalin
kontak dan interaksi mempunyai latar belakang pengalaman berbeda (
Lusiana, 2002:5).
3.
Fungsi – fungsi komunikasi antar budaya
1.
Fungsi Pribadi
Fungsi
pribadi komunikasi antar budaya adalah fungsi-fungsi komunikasi antar
budaya yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari
seorang individu.
•
Menyatakan Identitas Sosial
Dalam
proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi
individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial.
Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik
secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah
dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui
asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan
seseorang.
•
Menyatakan intergrasi social
Inti
konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan
antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui
perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa
salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan
yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi
antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan
komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi.
•
Menambah pengetahuan
Seringkali
komunikasi antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari
kebudayaan masing-masing.
2.
Fungsi Sosial
•
Pengawasan
Fungsi
sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di
antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini
bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang
lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media
massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang
terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah
konteks kebudayaan yang berbeda.
•
Menjembatani
Dalam
proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan
antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas
perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol
melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan
perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
Fungsi ini dijalankan pula oleh berbagai konteks komunikasi termasuk
komunikasi massa.
•
Sosialisasi Nilai
Fungsi
sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan
nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
•
Menghibur
Fungsi
menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya.
Misalnya menonton tarian dari kebudayaan lain. Hiburan
tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
Sember
http://nicofergiyono.blogspot.com/2013/11/komunikasi-antar-budaya-prinsip-prinsip.html
No comments:
Post a Comment