BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penelitian
ilmiah pada hakikatnya merupakan penerapan metode ilmiah dalam kegiatan
keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji
kecocokan antara teori dengan fakta empirik di dunia nyata. Hubungan nyata ini
lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar kepada variabel, sedangkan
hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.
Membuat
suatu karya tulis ilmiah tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya :
a) kurangnya pengetahuan tentang
metodologi penelitian
b) kurangnya pengalaman terutama dalam
praktek penelitian secara benar
c) dan minimnya waktu dan dana penelitian
mungkin
tidaklah berlebihan jika dikatakan bagi para pemula membuat karya tulis ilmiah
masih dirasakan tugas yang sukar. Namun persepsi ini akan menjadi sebaliknya bila kita memahami
prosedurnya dengan baik. Karena pada dasarnya tujuan karya tulis ilmiah adalah
melaporkan hasil kegiatan/penelitian ilmiah secara sistematis, jelas, padat dan
benar. Tentunya didalam penyampaian pokok-pokok pikiran secara jelas, harus menggunakan
kalimat-kalimat yang jelas dan benar jika dipandang dari segi tata bahasa. Oleh
karena itu dalam penyusunan karya tulis ilmiah harus diperlukan syarat
kebahasaan
Penelitian
ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantutatif dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji
hubungan-hubungan antar fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel.
Pendekatan penelitian semacam ini bermaslahat untuk menguji teori. Hal ini
dilakukan melalui pengujian validitas hubungan variabel-variabel dalam rangka
menguji atau mengubah teori.
Hal ini
tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini hadir karena
penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel dan hipotesis penelitian
sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa. Sehingga penulis merasa bahwa
tugas mata kuliah metode penelitian menjadi salah satu latar belakang yang
sangat besar pengaruhnya terhadap hadirnya tulisan ini.
1.2 Rumusan
Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini
“hipotesis dalam kegiatan ilmiah”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
a)
apa
itu hipotesis?
b)
Apa saja Kegunaan Hipotesis?
c)
Apa karakteristik hipotesis?
d)
Jenis-jenis hipotesis?
e)
Apakah
yang dimaksud dengan variabel penelitian?
f)
Apa
Tujuan Pengumpulan Data dan Hipotesis?
g)
Prinsip-prinsip
Pengumpulan Data?
h)
Apa
itu metode ilmiah?
i)
Hubungan
hipotesis dengan kegiatan ilmiah?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a)
Untuk
mengetahui pengertian hipotesis.
b)
Untuk
mengetahui apa saja kegunaan hipotesis.
c)
Untuk
mengetahui apa karakteristik hipotesis.
d)
Untuk
mengetahui jenis-jenis hipotesis.
e)
Untuk
mengethui Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
f)
Untuk
mengetahui Apa Tujuan Pengumpulan Data dan Hipotesis
g)
Untuk
mengetahui Prinsip-prinsip Pengumpulan Data.
h)
Untuk
mengetahui apa itu metode ilmiah.
i)
Untuk
mengetahui hubungan hipotesis dengan kegiatan ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Apa Itu Hipotesis?
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis =
pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering
menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya.
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan
membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian
sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal
demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan
terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan
satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Menurut
Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis ialah “pernyataan tentative yang
merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya”. (Nasution:2000)
Zikmund
(1997:112) mendefinisikan hipotesis sebagai: “Unproven proposition or supposition that tentatively explains certain
facts or phenomena; a probable answer to a research question”.
Menurut Zimund hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti
yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga
merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset.
Secara prosedur hipotesis penelitian diajukan setelah
peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman
dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.
Hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Setelah
masalah dirumuskan, maka langkah berikutnya ialah merumuskan hipotesis. Apakah
hipotesis itu? Ada banyak definisi hipotesis yang pada hakikatnya mengacu pada
pengertian yang sama. Diantaranya ialah hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang sedang diteliti.
2.2. Apa Saja Kegunaan Hipotesis?
Kegunaan hipotesis secara
garis besar adalah:
a)
Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian.
b)
Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan
hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian
peneliti.
c)
Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan
fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
d)
Sebagai panduan dalam pengujian serta
penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.
Oleh karena itu, kualitas
manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
a)
Pengamatan yang tajam dari si peneliti
terhadap fakta-fakta yang ada.
b)
Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si
peneliti
c)
Kerangka analisa yang digunakan oleh si
peneliti.
d)
Metode dan desain penelitian yang dipilih
oleh peneliti
2.3. Apa karakteristik Hipotesis?
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut
dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil
penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika
hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian,
melainkan juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan
benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
- Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan
jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah
dengan tujuan penelitian.
- Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
- Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan
dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
- Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah
seperti halnya dalam hipotesis.
- Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan
menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji
dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti
dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi
metode-metode untuk mengujinya, baik metode observasi, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
- Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang
menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang
menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel
dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan
dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau
negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang
diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang
diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi
penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti
karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
- Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel.
Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan
di antara variabel dibuat secara eksplisit
2.4. jenis-jenis Hipotesis?
a) Hipotesis tentang perbedaan
vs hubungan
Hipotesis jenis ini
merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan
hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang
hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi. Hipotesis tentang
perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel
tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari
teknik penelitian komparatif.
b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol
Hipotesis kerja adalah
pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol
adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka
pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah
penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam
hipotesis, yaitu :
1)
Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel
y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau “H1” apabila
terdapat hubungan dan “H0” apabila tidak terdapat hubungan atau
perbedaan.
2)
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus
statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel
y, untuk “H0” dilambangkan dengan Py = 0 dan “Ha”
/ “H1” dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila
hipotesis penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka
hipotesis statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan
untuk “Ha” / “H1” dilambangkan dengan M ≠ 0.
c)
Hipotesis ideal vs common
sense (akal sehat)
Hipotesis common sense biasanya
menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja
dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam
satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks
dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya
hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris.
Misalnya, kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah;
sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang
berlokasi di tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di
tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah
perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa
dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi
belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.
2.5. Apakah yang dimaksud dengan variabel
penelitian?
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan
Variabel sebagai berikut :
1. Menurut Hatch & Farhady (1981)
variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain.
2. Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah
konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat
aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji,
produktifitas kerja, dll. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian,
Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
3. Sedangkan menurut Kidder (1981) variabel
adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya. Menurut (Bhisma Murti (1996) variabel didefinisikan sebagai fenomena
yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif
atau kuantitatif.
4. Menurut Sudigdo Sastroasmoro, variabel
merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke
subyek lainnya. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) mengungkapkan variabel sebagai
konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variabel. Dengan
demikian, variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
5. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
berpendapat variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh
anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
Berdasarkan pengertian –
pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”
Variabel penelitian memiliki beberapa
kegunaan antara lain :
a) Untuk mempersiapkan alat dan metode
pengumpulan data
b) Untuk mempersiapkan metode
analisis/pengolahan data
c) Untuk pengujian hipotesis
Dalam pelaksanaan
penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan baik. Hal ini
dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan tujuan penelitian
dan dapat diamati dan dapat diukur. Dalam suatu penelitian, variebel perlu
diidentifikasikan, diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan
dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
2.5. Tujuan Pengumpulan Data dan Hipotesis?
Suatu peneliti dikatan empirik,
manakala analisis dan kesimpulan hasil penelitian ditunjang oleh data-data
lapangan. Hal inilah yang membedakan karya hasil penelitian dengan karya tulis
ilmiah non penelitian, seperti makalah, artikel, dan sejenisnya. Dari pernyataan
tersebut, kita dapat memahami betapa pentingnya penyajian data lapangan
tersebut dalam sebuah laporan penelitian,untuk memperoleh data lapangan
tersebut, maka diperlukan proses pengumpulan data. Tanpa proses pengumpulan
data, maka data lapangan yang diperlukan untuk analisis hasil penelitian, tidak
akan diperoleh secara valid. Dari paparan tersebut, sampailah pada pemahaman
konsep, betapa pentingnya proses pengumpulan data tersebut dalam penelitian.
.
Pengumpulan data ditujukan sebagai kegiatan untuk menggali fenomena, informasi, data lapangan, ataupun obyek penelitian sebagai dasar empiris dalam analisis data dan penarikan kesimpulan penelitian. Berbeda dengan penyusunan makalah, pembahasan dalam penelitian membutuhkan sejumlah data lapangan sebagai pijakan dalam proses perumusan kesimpulan. Atas dasar tersebut, maka keterampilan yang harus dimiliki seorang peneliti ataupun orang yang melakukan penelitian, adalah keterampilan dalam mengumpulkan atau menggali data-data lapangan sesuai dengan lingkup penelitian. Kegiatan pengumpulan data merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan secara tekun dan ulet dan kadang-kadang melelahkan. Karena kegagalan dalam melakukan pengumpulan data berarti kegagalan melaksanakan penelitian. Apabila pengumpul data sedikit saja melakukan kesalahan, misalnya kesalahan dalam sikap melakukan interviu, tentu akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden. Jika demikian maka kesimpulannya akan salah. Dengan demikian kegiatan pengumpulan data merupakan langkah pekerjaan dalam penelitian yang sangat penting dan menentukan hasil berikutnya. Sedangkan suatu hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang, memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian, memberikan arah kepada penelitian, memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Pengumpulan data ditujukan sebagai kegiatan untuk menggali fenomena, informasi, data lapangan, ataupun obyek penelitian sebagai dasar empiris dalam analisis data dan penarikan kesimpulan penelitian. Berbeda dengan penyusunan makalah, pembahasan dalam penelitian membutuhkan sejumlah data lapangan sebagai pijakan dalam proses perumusan kesimpulan. Atas dasar tersebut, maka keterampilan yang harus dimiliki seorang peneliti ataupun orang yang melakukan penelitian, adalah keterampilan dalam mengumpulkan atau menggali data-data lapangan sesuai dengan lingkup penelitian. Kegiatan pengumpulan data merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan secara tekun dan ulet dan kadang-kadang melelahkan. Karena kegagalan dalam melakukan pengumpulan data berarti kegagalan melaksanakan penelitian. Apabila pengumpul data sedikit saja melakukan kesalahan, misalnya kesalahan dalam sikap melakukan interviu, tentu akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden. Jika demikian maka kesimpulannya akan salah. Dengan demikian kegiatan pengumpulan data merupakan langkah pekerjaan dalam penelitian yang sangat penting dan menentukan hasil berikutnya. Sedangkan suatu hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang, memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian, memberikan arah kepada penelitian, memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
2.5. Prinsip-prinsip Pengumpulan Data?
Pengumpulan data penelitian sebagai
salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar,
akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau prinsip yang
mendasarinya. Proses pengumpulan data yang salah, akan mempengaruhi kesahihan
data yang akan disajikan dalam laporan penelitian. Atas dasar tersebut, maka
pelaksanaan pengumpulan data tersebut perlu merujuk pada prinsip-prinsip
kegiatan ilmiah. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses
pengumpulan data, yakni sebagai berikut:
a)
Data-data
yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi
penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran peneliti.
b)
Alat
pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan
penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif, harus melalui analisis try out (uji coba) instrumen. Pada umumnya,
analisis uji coba instrumen, setidaknya menganalisis sisi validitas (kesahihan)
dan reliabilitas (keajegan). Sementara dalam penelitian kualitatif, kesahihan
data lapangan sangat dipengaruhi oleh keterampilan peneliti dalam proses
pengumpulan data. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar proses
pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dengan kualitatif.
c)
Pihak-pihak
yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif)
dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa
yang hendak diungkap. Misalnya, ketika penelitian ingin mengungkap keterampilan
mengajar pada guru SD, maka yang menjadi sampel atau subyek penelitian adalah
guru SD, bukan guru SMP, SMU atau kepala sekolah.
d)
Prinsip
kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian
harus dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk mengidentifikasi
identitas sampel, sebaiknya digunakan kodefikasi.
2.5. Apa itu metode ilmiah?
Metode ilmiah adalah metode
yang digunakan untuk mempelajari suatu ilmu. Metode tersebut bermanfaat untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh ilmuan. Ilmuan dapat memecahkan
permasalahan dengan berbagai cara yang berbeda melalui penyelidikan ilmiah (Scientific Investigation).
Metode menemukan fakta untuk
memecahkan problem yang timbul di masyarakat atau untuk memuaskan
keingintahuan tentang sesuatu yang asing. Cara memecahkan suatu problem
atau masalah secara ilmiah disebut metode
ilmiah.
Metode
ilmiah terdiri atas:
a)
Memilih dan merumuskan problem.
Banyak
problem yang timbul di lingkungan sekitar. Dalam memilih problem harus
memperhatikan:
·
Kemampuan (waktu, pengetahuan)
·
Biaya yang tersedia
·
Tempat
·
Peralatan
·
Bacaan (literatur, referensi) yang dapat
diperoleh.
b)
Mencari fakta awal
Caranya dapat dengan
mengadakan survei pendahuluan ke suatu daerah. Dalam mencari fakta awal, adalah
penting untuk menyediakan bahan bacaan. Seorang peneliti harus terlebih dahulu
banyak membaca tentang segala hal yang berkaitan dengan problem yang
ingin dipecahkan.
c)
Menegakkan hipotesis
Dari fakta awal dapat
disusun hipotesis tentang pemecahan problem.Seorang scientist harus mampu menegakkan
hipotesis dari problem yang telah dipilihnya, dan disinilah perbedaannya dengan
orang awam.
d)
Menguji hipotesis dengan observasi
Observasi diperlukan untuk
mencari kebenaran atas hipotesis. Observasi ada beberapa macam:
·
Survei lapangan
·
Mencari fakta lewat dokumen dan literatur
·
Eksperimen
Analisis data hasil
observasi
Pada tahap ini adalah tahap
penentuan dalam penelitian. Data harus meyakinkan, baik mengenai jumlah sampel
maupun cara mengumpulkan data. Dalam penelitian modern, statistik lazim dipakai
dalam menganalisis data.
f)
Menyusun hasil observasi dalam mempublikasikannya
Pada tahap ini disusun
laporan hasil observasi dan merupakan tahap penentuan apakah hasil penelitian
diterima atau ditolak
BAB III
KESIMPULAN
Didalam menyusun suatu laporan nkarya tulis
ilmiah terutama penelitioan kualitatif di dalamnya tidak akan terlepas dari
yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan kegunnaan penelitian./ Hipotesis
ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan
diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak
bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian
hipotesis, peneliti
dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala.
Kesengajaan ini disebut percobaan atau
eksperimen.
Hipotesis yang telah teruji kebenarannya
disebut teori.
Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang
mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan
tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah
hipotesis di dalam penelitian,
sedangkan Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan
masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah
pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian
tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan
masalah. Dan inti daripada kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh
kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan
penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan
penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi
kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang
profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.
1.
Hipotesis
harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
2.
Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat
deklaraif dan berbentuk pernyataan
3.
Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara
dua atau lebih variabel yang dapat diukur..
4.
Hendaknya
dapat diuji
5.
Hipotesis
sebaiknya mempunyai kerangka teori.
DAFTAR PUSTAKA
1. .
Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches, Second Edition, California : Sage Publication, 2003.
2. Sakaran,
Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second
edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992.
3. Sylvie,
http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/,
diakses 29 september 2010 pukul 18.47
4. .
Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
5. .
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon
: STAIN Cirebon, 2008.
6. .
Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta
: Indekls, 2008
7. Wahidin,
Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002.
8. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=pengumpulanndata
9. http://id.wikipedia.org
10. http://id.wikipedia.org/hipotesis
No comments:
Post a Comment