Friday, April 7, 2017

Makalah tentang Hipotesis Terbaru

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan penerapan metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dengan fakta empirik di dunia nyata. Hubungan nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar kepada variabel, sedangkan hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.
Membuat suatu karya tulis ilmiah tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
a)    kurangnya pengetahuan tentang metodologi penelitian
b)    kurangnya pengalaman terutama dalam praktek penelitian secara benar
c)    dan minimnya waktu dan dana penelitian
mungkin tidaklah berlebihan jika dikatakan bagi para pemula membuat karya tulis ilmiah masih dirasakan tugas yang sukar. Namun persepsi ini akan  menjadi sebaliknya bila kita memahami prosedurnya dengan baik. Karena pada dasarnya tujuan karya tulis ilmiah adalah melaporkan hasil kegiatan/penelitian ilmiah secara sistematis, jelas, padat dan benar. Tentunya didalam penyampaian pokok-pokok pikiran secara jelas, harus menggunakan kalimat-kalimat yang jelas dan benar jika dipandang dari segi tata bahasa. Oleh karena itu dalam penyusunan karya tulis ilmiah harus diperlukan syarat kebahasaan

Penelitian ilmiah yang mengukur variabel dalam penelitiannya adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantutatif dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan-hubungan antar fenomena, menentukan kausalitas dari variabel-variabel. Pendekatan penelitian semacam ini bermaslahat untuk menguji teori. Hal ini dilakukan melalui pengujian validitas hubungan variabel-variabel dalam rangka menguji atau mengubah teori.
Hal ini tentulah sangat menarik untuk diulas. Oleh karena itu, tulisan ini hadir karena penulis menyadari bahwa pengetahuan tentang variabel dan hipotesis penelitian sangat penting untuk dimiliki para mahasiswa. Sehingga penulis merasa bahwa tugas mata kuliah metode penelitian menjadi salah satu latar belakang yang sangat besar pengaruhnya terhadap hadirnya tulisan ini.



1.2  Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul makalah ini “hipotesis dalam kegiatan ilmiah”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a)    apa itu hipotesis?
b)    Apa saja Kegunaan Hipotesis?
c)    Apa karakteristik hipotesis?
d)    Jenis-jenis hipotesis?
e)    Apakah yang dimaksud dengan variabel penelitian?
f)     Apa Tujuan Pengumpulan Data dan Hipotesis?
g)    Prinsip-prinsip Pengumpulan Data?
h)    Apa itu metode ilmiah?
i)      Hubungan hipotesis dengan kegiatan ilmiah?


1.3  Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a)    Untuk mengetahui pengertian hipotesis.
b)    Untuk mengetahui apa saja kegunaan hipotesis.
c)    Untuk mengetahui apa karakteristik hipotesis.
d)    Untuk mengetahui jenis-jenis hipotesis.
e)    Untuk mengethui Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
f)     Untuk mengetahui Apa Tujuan Pengumpulan Data dan Hipotesis
g)    Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Pengumpulan Data.
h)    Untuk mengetahui apa itu metode ilmiah.
i)      Untuk mengetahui hubungan hipotesis dengan kegiatan ilmiah.







BAB II
PEMBAHASAN


2.1.  Apa Itu Hipotesis?
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian sosial.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis  ialah “pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya”.  (Nasution:2000)
Zikmund (1997:112) mendefinisikan hipotesis sebagai: “Unproven proposition or supposition that tentatively explains certain facts or phenomena; a probable answer to a research question”.  Menurut Zimund hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang belum terbukti yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset.

Secara prosedur hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah berikutnya ialah merumuskan hipotesis. Apakah hipotesis itu? Ada banyak definisi hipotesis yang pada hakikatnya mengacu pada pengertian yang sama. Diantaranya ialah hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti.




2.2.  Apa Saja Kegunaan Hipotesis?

Kegunaan hipotesis secara garis besar adalah:
a)    Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
b)    Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c)    Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
d)    Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta.

Oleh karena itu, kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
a)    Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
b)    Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti
c)    Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
d)    Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti


2.3.  Apa karakteristik Hipotesis?
Satu hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian, melainkan juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
  1. Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun untuk menjelaskan masalah dan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu, hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian.
  2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas, dalam istilah yang benar dan secara operasional. Aturan untuk, menguji satu hipotesis secara empiris adalah harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
  3. Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang diteliti. Untuk hipotesis deskriptif berarti hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, atau distribusi suatu variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
  4. Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
  5. Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak ada metode penelitian untuk mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi metode-metode untuk mengujinya, baik metode observasi, pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
  6. Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
  7. Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit



2.4.  jenis-jenis Hipotesis?
a) Hipotesis tentang perbedaan vs hubungan
Hipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi. Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.

b) Hipotesis kerja vs hipotesis nol
Hipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :
1)      Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan ‘Ha” atau “H1” apabila terdapat hubungan dan “H0” apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.
2)      Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara  variabel x dengan variabel y, untuk “H0” dilambangkan dengan Py = 0 dan “Ha” / “H1” dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila hipotesis penelitiannya “terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis statistiknya untuk “H0” dilambangkan dengan M = 0 dan untuk “Ha” / “H1” dilambangkan dengan M ≠ 0.
c)      Hipotesis ideal vs common sense (akal sehat)
Hipotesis common sense biasanya menyatakan hubungan kegiatan terapan. Misalnya, hubungan antara tenga kerja dengan luas garapan, hubungan antara tenaga kerja dengan jumlah siswa ddalam satu kelas. Sebaliknya, hipotesis yang menyatakan hubungan yang kompleks dinamakan hipotesis ideal. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan yang logis antara keseragaman-keseragaman pengalaman empiris. Misalnya, kita mempunyai keseragaman empiris dan hubungan antar sekolah; sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pemukiman penduduk, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah pusat perbelanjaan, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah lingkungan industri, sekolah yang berlokasi di tengah-tengah perkantoran dan sebagainya. Contoh, hubungan anatar prestasi belajar siswa dengan sekolah yang berlokasi di pusat perbelanjaan, hubungan motivbasi belajart siswa dengan sekolah yang di tengah-tengah pemukiman penduduk.


2.5. Apakah yang dimaksud dengan variabel penelitian?
Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007) Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variabel sebagai berikut :

1.    Menurut Hatch & Farhady (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
2.    Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
3.    Sedangkan menurut Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Menurut (Bhisma Murti (1996) variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
4.    Menurut Sudigdo Sastroasmoro, variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) mengungkapkan variabel sebagai konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variabel. Dengan demikian, variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
5.    Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) berpendapat variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.

Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Variabel penelitian memiliki beberapa kegunaan antara lain :

a)    Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
b)    Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
c)    Untuk pengujian hipotesis

Dalam pelaksanaan penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan tujuan penelitian dan dapat diamati dan dapat diukur. Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasikan, diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.

2.5.  Tujuan Pengumpulan Data dan Hipotesis?
Suatu peneliti dikatan empirik, manakala analisis dan kesimpulan hasil penelitian ditunjang oleh data-data lapangan. Hal inilah yang membedakan karya hasil penelitian dengan karya tulis ilmiah non penelitian, seperti makalah, artikel, dan sejenisnya. Dari pernyataan tersebut, kita dapat memahami betapa pentingnya penyajian data lapangan tersebut dalam sebuah laporan penelitian,untuk memperoleh data lapangan tersebut, maka diperlukan proses pengumpulan data. Tanpa proses pengumpulan data, maka data lapangan yang diperlukan untuk analisis hasil penelitian, tidak akan diperoleh secara valid. Dari paparan tersebut, sampailah pada pemahaman konsep, betapa pentingnya proses pengumpulan data tersebut dalam penelitian.                 
   .
Pengumpulan data ditujukan sebagai kegiatan untuk menggali fenomena, informasi, data lapangan, ataupun obyek penelitian sebagai dasar empiris dalam analisis data dan penarikan kesimpulan penelitian. Berbeda dengan penyusunan makalah, pembahasan dalam penelitian membutuhkan sejumlah data lapangan sebagai pijakan dalam proses perumusan kesimpulan. Atas dasar tersebut, maka keterampilan yang harus dimiliki seorang peneliti ataupun orang yang melakukan penelitian, adalah keterampilan dalam mengumpulkan atau menggali data-data lapangan sesuai dengan lingkup penelitian. Kegiatan pengumpulan data merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan secara tekun dan ulet dan kadang-kadang melelahkan. Karena kegagalan dalam melakukan pengumpulan data berarti kegagalan melaksanakan penelitian. Apabila pengumpul data sedikit saja melakukan kesalahan, misalnya kesalahan dalam sikap melakukan interviu, tentu akan mempengaruhi data yang diberikan oleh responden. Jika demikian maka kesimpulannya akan salah. Dengan demikian kegiatan pengumpulan data merupakan langkah pekerjaan dalam penelitian yang sangat penting dan menentukan hasil berikutnya. Sedangkan suatu hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang, memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian, memberikan arah kepada penelitian, memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.


2.5.  Prinsip-prinsip Pengumpulan Data?
Pengumpulan data penelitian sebagai salah satu bentuk kegiatan ilmiah tentunya tidak dapat dilakukan tanpa dasar, akan tetapi perlu didasarkan pada sejumlah kaidah atau prinsip yang mendasarinya. Proses pengumpulan data yang salah, akan mempengaruhi kesahihan data yang akan disajikan dalam laporan penelitian. Atas dasar tersebut, maka pelaksanaan pengumpulan data tersebut perlu merujuk pada prinsip-prinsip kegiatan ilmiah. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data, yakni sebagai berikut:

a)    Data-data yang digali atau dikumpulkan harus berdasarkan kondisi obyektif dari lokasi penelitian, jangan direka atau dikira-kira oleh pemikiran peneliti.

b)    Alat pengumpul data atau instrumen penelitian harus relevan dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, harus melalui analisis try out (uji coba) instrumen. Pada umumnya, analisis uji coba instrumen, setidaknya menganalisis sisi validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keajegan). Sementara dalam penelitian kualitatif, kesahihan data lapangan sangat dipengaruhi oleh keterampilan peneliti dalam proses pengumpulan data. Oleh karena itu, terdapat perbedaan mendasar proses pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dengan kualitatif.

c)    Pihak-pihak yang dihubungi atau disebut sampel penelitian (untuk penelitian kuantitatif) dan subyek penelitian (untuk penelitian kualitatif) harus relevan dengan apa yang hendak diungkap. Misalnya, ketika penelitian ingin mengungkap keterampilan mengajar pada guru SD, maka yang menjadi sampel atau subyek penelitian adalah guru SD, bukan guru SMP, SMU atau kepala sekolah.


d)    Prinsip kerahasiaan (confidencial), dimana nama-nama sampel atau responden penelitian harus dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, sebaiknya untuk mengidentifikasi identitas sampel, sebaiknya digunakan kodefikasi.
2.5.  Apa itu metode ilmiah?
Metode ilmiah adalah metode yang digunakan untuk mempelajari suatu ilmu. Metode tersebut bermanfaat untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh ilmuan. Ilmuan dapat memecahkan permasalahan dengan berbagai cara yang berbeda melalui penyelidikan ilmiah (Scientific Investigation).
Metode menemukan fakta untuk memecahkan problem yang timbul di masyarakat atau untuk memuaskan keingintahuan  tentang sesuatu yang asing. Cara memecahkan suatu problem atau masalah secara ilmiah disebut  metode ilmiah.
Metode ilmiah terdiri  atas:

a)      Memilih dan merumuskan problem.
Banyak problem yang timbul di lingkungan sekitar. Dalam memilih problem harus memperhatikan:

·         Kemampuan (waktu, pengetahuan)
·         Biaya yang tersedia
·         Tempat
·         Peralatan
·         Bacaan (literatur, referensi) yang dapat diperoleh.

b)      Mencari fakta awal
Caranya dapat dengan mengadakan survei pendahuluan ke suatu daerah. Dalam mencari fakta awal, adalah penting untuk menyediakan bahan bacaan. Seorang peneliti harus terlebih dahulu banyak membaca tentang segala hal yang berkaitan dengan  problem yang ingin dipecahkan.
c)      Menegakkan hipotesis
Dari fakta awal  dapat disusun hipotesis tentang pemecahan problem.Seorang scientist harus mampu menegakkan hipotesis dari problem yang telah dipilihnya, dan disinilah perbedaannya dengan orang awam.

d)     Menguji hipotesis dengan observasi

Observasi diperlukan untuk mencari kebenaran atas hipotesis. Observasi ada beberapa macam:
·         Survei lapangan
·         Mencari fakta lewat dokumen dan literatur
·         Eksperimen
Analisis data hasil observasi
Pada tahap ini adalah tahap penentuan dalam penelitian. Data harus meyakinkan, baik mengenai jumlah sampel maupun cara mengumpulkan data. Dalam penelitian modern, statistik lazim dipakai dalam menganalisis data.


f)       Menyusun hasil observasi dalam mempublikasikannya
Pada tahap ini disusun laporan hasil observasi dan merupakan tahap penentuan apakah hasil penelitian diterima atau ditolak















BAB III
KESIMPULAN

Didalam menyusun suatu laporan nkarya tulis ilmiah terutama penelitioan kualitatif di dalamnya tidak akan terlepas dari yang namanya merumuskan hipotesis, tujuan, dan kegunnaan penelitian./ Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, sedangkan  Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut. Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah. Dan  inti daripada kegunaan penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan kontribusi hasill penelitian anda. Kegunaan penelitian/penulisan dapat diuraikan secara terpisah. Maksudnya, kegunaan penelitian tersebut dapat diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda. Kegunaan penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi, atau kelompok tertentu.


1.    Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
2.     Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaraif dan berbentuk pernyataan
3.     Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur..
4.    Hendaknya dapat diuji
5.    Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.






DAFTAR PUSTAKA
1.      .      Creswell, John W, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, Second Edition, California : Sage Publication, 2003.
2.      Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992.
3.      Sylvie, http://sylvie.edublogs.org/2007/05/08/merumuskan-masalah-penelitian/, diakses 29 september 2010 pukul 18.47
4.      .      Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
5.      .      Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.
6.      .      Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008
7.      Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002.
8.      http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=pengumpulanndata
9.      http://id.wikipedia.org

10.  http://id.wikipedia.org/hipotesis

No comments:

Post a Comment