Tuesday, April 11, 2017

Komunikasi Yang Efektif Untuk Mencapai Tujuan

Keefektifan proses komunikasi tidak hanya ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi, tetapi juga oleh diri si komunikator. Fungsi komunikator ialah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan(penerima pesan) menjadi tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya.
Demi mencapai hasil yang diharapkan, maka penting untuk seorang komunikator memperhatikan;
a.    Etos komunikator
Etos adalah nilai diri seseorang yang merupakan paduan dari kognisi (proses memahami), afeksi (perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar), dan konasi (aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya). Jelas kiranya bahwa suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan akan komunikatif apabila terjadi proses psikologis yang sama antara insan-insan yang terlibat dalam proses tersebut. Situasi komunikatif seperti itu akan terjadi bila terdapat etos pada diri komunikator. Adapun factor pendukung yang dapat menimbulkan etos pada seseorang;
1.      Kesiapan: gaya komunikasi yang meyakinkan memerlukan persiapan yang matang, contohnya: materi pembahasan.
2.      Kesungguhan: kesungguhan akan menimbulkan kepercayaan komunikan terhadap apa yang disampaikan.
3.      Ketulusan: komunikator yang terampil dapat menstimulasikan faktor ketulusan agar menghindari kesan palsu dalam pikiran komunikan.
4.      Kepercayaan:muncul dengan penguasaan diri dan situasi secara sempurna (bukan takabur), sebelum dapat memancarkan kepastian.
5.      Ketenangan: ketenangan yang ditunjukkan komunikator akan menimbulkan kesan pada komunikan bahwa Ia berpengalaman dan mengusasi persoalan yang disampaikan.
6.      Keramahan: keramahan tidak berarti kelemahan, tetapi pengekspresian sikap etis.
7.      Kesederhanaan: keaslian menunjukkan keaslian dan kemurnian sikap.

b.    Sikap komunikator
Sikap adalah suatu kesiapan kegiatan, suatu kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Dalam kaitannya dengan kegiatan komunikasi yang melibatkan manusia sebagai sasarannya, terdapat jenis sikap pada diri komunikator;
·         Reseptif: kesediaan untuk menerima gagasan dari orang lain. Komunikator dapat mengambil manfaat dari setiap pendapat yang berlainan.
·         Selektif: untuk menjadi komunikator yang baik, maka harus menjadi komunikan yang terampil. Di dalam menerima pesan dari orang lain dalam bentuk gagasan/informasi, Ia harus dapat selektif dalam rangka pembinaan profesinya untuk diabdikan kepada masyarakat.
·         Dijestif: kemampuan komunikator dalam mencernakan gagasan atau informasi dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang akan dikomunikasikan. Kemampuannya dalam memahamimakna secara lebih luas, lebih dalam dari yang tersurat, melihat intinnya yang hakiki, dan melakukan prediksi akibat pengaruh dari gagasan/informasi tersebut.
·         Asimilatif: kemampuan komunikator dalam megnkorelasikan gagasan/informasi yang diterimanya, secara sistematis dengan apa yang telah dimiliki dalam benaknya(hasil pendidikan/pengalaman).
·         Transmisif: kemampuan komunikator dalam mentransmisikan konsep yang telah diformulasikan secara kognitif, afektif, dan konatif kepada orang lain. Dengan kata lain, dapat memilih kata-kata yang fungsional, menyusun kalimat secara logis, memilih waktu yang tepat, sehingga dapat menimbulkan dampak yang diharapkan.
Apabila komunikan yang akan dijadikan sasaran sudah jelas, media yang diperkirakan memadai juga telah ditetapkan, maka kini gilirannya untuk menata pesan. Sehubungan dengan proses komunikasi persuasif, teknik yang dipilih adalah sebagai berikut;
1. Teknik asosiasi
Penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak, biasanya dilakukan pada ranah politik/bisnis.

2. Teknik integrasi
Kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan menjadi peran integrasi. Hal ini menandakan bahwa komunikator “senasib”, dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.

3. Teknik ganjaran
Kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara mengiming-imingi hal yang menguntungkan atau menjanjikan harapan.teknik ini berdaya upaya menumbuhkan kegairahan emosional.

4. Teknik tataan
Upaya menyusun pesan komunikasi sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan untuk melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut. Teknik ini menata pesan dengan imbauan emosional sedemikian rupa, sehingga komunkan tertarik perhatiannya.

5. Teknik red herring
Berasal dari sebuah nama ikan yang hidup di samudera atlantik utara, kebiasaan ikan red herring dalam membuat gerak tipu ketika diburu oleh pemangsa/manusia. Dalam kaitan persuasif, ketika dalam posisi terdesak, seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan adalah dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya, guna dijadikan senjata yang ampuh dalam menyerang lawan.


Daftar pustaka
Devito, Joseph A., Communicology: An Introduction to the study of Communication, Harper&Row Publishers, New York-London, 1978
Onong Uchjana Effendy, Imu Komunikasi: Teori dan praktek, Remaja Karya, Bandung, 1984


No comments:

Post a Comment