BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang dari ilmu
psikologi. Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar yang penting
guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam pembelajaran
ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda satu dengan
yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran kepada benda-benda
maupun manusia.
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian
(personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau
tabiat seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran dan perasaan, konsep
diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum. Dari situ
lah timbul yang namanya pengetahuan, Pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui yang tersusun secara logis dan sistematis dengan
memperhitungkan sebab –akibat dan dapat untuk menerangkan gejala – gejala
tertentu. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang
sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembangnya rasa
keingintahuan dalam memahami manusia. Salah satu teori yang dijadikan
pembelajaran dalam memahami kepribadian dan watak manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
KEPRIBADIAN
A. Pengertian Kepribadian
Pengertian kepribadian adalah ciri – ciri watak seseorang
individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai
individu yang khusus, yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut mempunyai
beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara lahir, konsisten dan konskuen
dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki
identitas khusus yang berada dari individu – individu. ( Koetjaraningrat,
1985:102).
Pengertian kepribadian menurut para ahli sebagai berikut
:
1. Menurut Yinger kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan
tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
2. Menurut M.A.W
Bouwer kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
3. Menurut Cuber kepribadian
adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang.
4. Menurut Theodore
R. Newcombe kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
5. Menurut Horton
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen
seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam
tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
6. Menurut Schever Dan
Lamm mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap,
kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah
menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu
sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi
yang di hadapi.
7. Menurut Roucek
dan WarrenKepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.
Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas,
dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian
(personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau
tabiat seseorang, yang mencakup pola - pola pemikiran dan perasaan, konsep
diri, dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan
keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan
genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf,
tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan
jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya
perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir.
Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang
diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu
masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang.
2. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ;
yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga
kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat,
peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan
orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam
perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi
pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang
berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan
kepribadian anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak
sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak
selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang
pertama, pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya,
intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta
umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin
besar seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin
besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.
3. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak
dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan.
Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi
perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
a. Nilai-nilai
(Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup
yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu.
Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki
kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
b. Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping
menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga
menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak
pada kepribadian seseorang.
c. Pengetahuan
dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang
atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat
itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup
dan cara-cara kehidupannya.
d. Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan
di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri
khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian
manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan
alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak
dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
e. Milik
Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin
maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal
itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
C. Hubungan Kepribadian Dengan
Kebudayaan
Menurut Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku
individu. Faktor biologis misalnya, sistem syaraf, proses pendewasaan, dan
kelainan biologis lainnya, sedangkan faktor psikologis adalah seperti unsur
temperamen, kemampuan belajar, perasaan, keterampilan, keinginan dan lain-lain.
Dan yang terakhir, adalah faktor sosiologis. Kepribadian dapat mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap dan lain-lain yang khas dimiliki oleh seseorang yang
berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain
Seseorang yang sejak kecil dilahirkan sampai dewasa
selalu belajar dari orang-orang disekitarnya. Secara bertahap dia akan
mempunyai konsep kesadaran tentang dirinya sendiri. Lama-kelamaan
perilaku-perilaku si anak akan menjadi sifat yang nantinya menghasilkan suatu
kepribadian.
Berikut ini adalah beberapa kebudayaan khusus yang nyata
mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau.
Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak
laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota
dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life ).
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan
seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan
berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak
desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense
of value ).
3. Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita
kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu
senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus
atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun
melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan
berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai
kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga
sudah biasa berpindah tempat tinggal.
D. Hubungan Kepribadian Dengan Keragaman Individu.
Keesing (1989, 1 : 95 ) menyatakan Asumsi – asumsi dasar
tersebut di atas ( hubungan kepribadian dengan budaya ) menunjukkan bahwa
adanya pengaruh biologis terhadap pembentukan tingkah laku manusia. Selain
unsur biologis, ternyata juga dipengaruhi oleh faktor yang berbeda antara satu
dengan lain. Pengakuan pentingnya faktor – faktor biologis tersebut
menghilangkan dasar – dasar budaya. Sementara pendapat suatu
karakteristik dapat mendasari dan membatasi keragaman budaya, sedangkan
pihak lain menjelaskan bahwa berbagai perbedaan bawaan dan keragaman pengalaman
individu menyulitkan pembakuan seseorang yang diasumsikan.
Hal ini sekaligus membuka kesempatan ke arah kajian tentang kemungkinan adanya
pola – pola universal yang disalurkan,diutarakan dan dinilai berdasarkan
tradisi budaya yang berbeda. Tradisi budaya dapat memaksakan pencapaian
berbagai sasaran yang berlainan , pelampiasan. Tetapi di bawah sandi harapan
budaya ini.
E. Unsur-Unsur Kepribadian
Koentjaraningrat (1985:103-110) menjelaskan ada beberapa
unsur yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian sebagai berikut :
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang
tersusun secara logis dan sistematis dengan memperhitungkan sebab –akibat dan
dapat untuk menerangkan gejala – gejala tertentu.Unsur-unsur yang mengisi akal
dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam
otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacam-macam hal yang dialaminya
melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima atau reseptor
organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran
akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan
termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di
bagian-bagian tertentu dari otaknya. Di sana berbagai proses fisik, fisiologi,
dan psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran tekanan tadi,
kemudian diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh
individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Seluruh
proses akal yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut
“persepsi”.
2. Perasaan
Perasaan adalah rasa,
kesadaran batin sewaktu menghadapi mempertimbangkan tentang sesuatu hal/pendapat. Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar
reklame minuman Green tea berwarna yang tampak segar dan nikmat, maka
persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di mukanya suatu penggambaran
segelas Green tea yang dingin dan penggambaran itu dihubungkan oleh
akalnya dengan penggambaran lain yang timbul kembali sebagai kenangan dalam
kesadarannya, menjadi suatu apersepsi tentang
dirinya sendiri yang tengah menikmati segelas Green tea dingin,
manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panas-panasnya yang seakan-akan
demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang
individu yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati segelas Green teadingin
tadi menimbulkan dalam kesadarannya suatu perasaan yang positif, yaitu perasaan
nikmat dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur.
Sebaliknya, kita
dapat juga menggambarkan adanya seorang individu yang melihat sesuatu hal yang
buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk, dan
sebagainya.Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran
perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana
kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa
lampau.Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar
merasa muak apabila kita mencium lagi bau ikan busuk.
3. Dorongan Naluri
Dorongan naluri
adalah dorongan hati yang dibawa sejak lahir, yang tanpa disadari mendorong
untuk berbuat sesuatu. Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga
mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh
pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismenya, dan
khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan
naluri pada tiap makhluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut
“dorongan” (drive).
Ada
tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
a. Dorongan
untuk mempertahankan hidup
Dorongan ini memang merupakan suatu kekuatan biologi yang
juga pada semua makhluk di dunia ini dan yang menyebabkan semua jenis mampu
mempertahankan hidupnya di dunia ini.
b. Dorongan seks.
Dorongan ini timbul pada setiap individu yang normal
tanpa terkena pengaruh pengetahuan, dan memang mendorong landasan biologi yang
mendorong makhluk manusia untuk membentuk keturunan yang melanjutkan jenisnya.
Selain untuk mendapatkan keturunan, juga untuk mendapatkan status sosial.
c. Dorongan
untuk usaha mencari makan/pekerjaan.
Dorongan ini tidak perlu dipelajari, sejak bayi pun
manusia sudah menunjukkan dorongan untuk mencari makanan , yaitu dengan
mencari susu ibunya tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan tentang adanya hal- hal
tersebut, dan ini berkembang (mencari kerja) berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan serta faktor lingkungan di sekitar.
d. Dorongan untuk
bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
Dorongan ini memang merupakan landasan biologi dari
kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk sosial.
e. Dorongan
untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Hal ini merupakan sumber dari adanya beraneka warna
kebudayaan diantaranya di antara makhluk manusia, sebab adanya dorongan ini
manusia mengembangkan adat yang memaksakan berbuat konform dengan manusia
sekitarnya.
f. Dorongan
untuk berbakti.
Hal ini ada karena manusia sebagai makhluk secara
kolektif, sehingga ia dapat hidup bersama dengan manusia lain secara serasi. Dalam
berbagai hal dorongan ini sering dieksetensikan dari sesama manusia kepada
kekuatan yang diangapannya berada di luar akalnya, maka timbul religi.
g. Dorongan akan
keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.
Dorongan dalam arti keindahan bentuk,warna,suara,dan
gerak, pada seorang bayi dorongan itu sering tampak pada gejala tertariknya
kepada bentuk – bentuk tertentu dari benda- benda di sekitarnya, warna –warna
cerah, suara yang nyaring, dan berirama dan kepada gerak-gerak yang selaras.
Sehingga dorongan naluri ini merupakan landasan dari suatu unsur terpenting
dalam kebudayaan manuai yaitu kesenian.
E. Materi Dari Unsur-Unsur Kepribadian
Dalam sebuah konsep kepribadian umum,makin dipertajam
dengan terciptanya konsep basic personality structure, atau
“kepribadian dasar”, yaitu semua semua unsur kepribadian yang dimiliki sebagian
besar warga suatu masyarakat.
Kepribadian dasar ada karena semua individu warga
masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama
pertumbuhan mereka. Metodologi untuk mengumpulkan data mengenai kepribadian
bangsa dapat dilakukan dengan mengumpulkan sample dari warga masyarakat yang
menjadi objek penelitian, yang kemudian diteliti kepribadiannya dengan tes
Psikologi.
Selain ciri watak umum, seorang Individu memilki
ciri-ciri wataknya sendiri, sementara adaindividu-individu dalam sample yang
tidak meliki unsur-unsur kepribadian umum. Pendekatan dalam penelitian
kepribadian suatu kebudaya juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan
pada ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa.
Pembentukan watak dan jiwa individu banyak dipengaruhi
oleh pengalamannya di masa kanak-kanak serta pola pengasuhan orang
tua.Berdasarkan konsepsi Psikologi tersebut, para ahli Antropologi berpendirian
bahwa dengan mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas akan dapat
mengetahui adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang
merupakan akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa kanak-kanak.
Penelitian mengenai etos kebudayaan dan kepribadian
bangsa yang pertama-tama dilakukan oleh tokoh Antroplogi R. Benedict, R.
Linton, dan M. Mead.Sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang
dinamakan personality and culture.
Seorang
ahli etnopsikologi, A.F.C. Wallace, pernah membuat suatu kerangka dimana
terdaftar secara sistematikal seluruh materi yang menjadi objek dan sasaran
unsur-unsur kepribadian manusia. Kerangka itu menyebut tiga hal yang pada tahap
pertama merupakan isi kepribadian pokok, yaitu :
1. Aneka warna
kebutuhan organik diri sendiri, aneka warna kebutuhan serta dorongan organik
maupun psikologi sesama manusia yang lain daripada diri sendiri. Sedangkan
kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau tidak dipenuhi oleh individu yang bersangkutan,
sehingga memuaskan dan bernilai positif baginya, atau tidak memuaskan dan
bernilai negatif.
2. Aneka warna hal
yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri atau
identitas aku, baik aspek fisik maupun psikologinya, dan segala hal yang
bersangkutan dengan kesadaran individu mengenai bermacam-macam kategori
manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, dan gejala alam, baik
yang nyata maupun yang gaib dalam lingkungan sekelilingnya.
3. Berbagai macam cara
untuk memenuhi. Memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau mempergunakan aneka
warna kebutuhan dari hal tersebut di atas, sehingga tercapai keadaan memuaskan
dalam kesadaran individu bersangkutan. Pelaksanaan berbagai macam cara dan
jalan itu terwujud dalam aktivitas dari seorang individu.
F. Aneka Warna Kepribadian
Koentjraningrat (1985:115) menjelaskan bahwa Aneka warna
materi yang menjadi isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, serta
keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur
kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan adanya beraneka macam
struktur kepribadian pada setiap manusia yang hidup dimuka bumi, dan
menyebabkan bahwa peribadian tiap individu itu unik berbeda dengan kepribadian
individu yang lain. Hal ini menyebabkan suatu tingkah laku yang berpola yaitu
kebiasaan maupun berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian ,
dan berbagai tingkah laku berpola dari individu – individu tersebut.
G. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian menurut Jean Jacques Rousseau
berlangsung dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap perkembangan
masa bayi (sejak lahir- 2 tahun)
Tahap ini didominasi oleh perasaan.Perasaan ini tidak
tumbuh dengan sendiri melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya
reaksi-reaksi bayi terhadap stimulus lingkungan.
2. Tahap perkembangan
masa kanak-kanak (umur 2-12 tahun)
Pada tahap ini perkembangan kepribadian dimulai dengan
makin berkembangnya fungsi indra anak dalam mengadakan pengamatan.
3. Tahap perkembangan
pada masa preadolesen (umur 12- 15 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi penalaran intelektual
pada anak sangat dominan. Anak mulai kritis dalam menanggapi ide orang lain.
anak juga mulai belajar menentukan tujuan serta keinginan yang dapat
membahagiakannya.
4. Tahap perkembangan
masa adolesen (umur 15- 20 tahun)
Pada masa ini kualitas hidup manusia diwarnai oleh
dorongan seksualitas yang kuat, di samping itu mulai mengembangkan pengertian
tentang kenyataan hidup serta mulai memikirkan tingkah laku yang bernilai
moral.
5. Tahap pematangan
diri (setelah umur 20 tahun)
Pada tahap ini perkembangan fungsi kehendak mulai
dominan.Mulai dapat membedakan tujuan hidup pribadi, yakni pemuasan keinginan
pribadi, pemuasan keinginan kelompok, serta pemuasan keinginan masyarakat.Pada
masa ini terjadi pula transisi peran social, seperti dalam menindaklanjuti
hubungan lawan jenis, pekerjaan, dan peranan dalam keluarga, masyarakat maupun
Negara. Realisasi setiap keinginan
H. Kepribadian Umum
Koentjaraningrat (1985:117) mengutip pendapat Ralp Linton
menyatakan bahwa yang mengembangkan suatu penelitian tentang kepribadian umum.
Ia mencari hubungan dengan para ahli psikologi untuk mempertajam pengertian
tentang konsep – konsep psikologi yang menyangkut kepribadian umum tersebut.
Kepribadian dasar itu ada karena semua individu dari warga masyarakat mengalami
pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama masa tumbuhnya.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi
oleh pengalaman ketika ia sebagai anak – anak yang diasuh orang – orang dalam
lingkungan nya seperti : bapak –ibunya, saudara-saudaranya dan orang –orang
yang ada dalam sekitarnya. Watak juga ditentukan oleh cara – cara ia sewaktu
masih kecil: diajari makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul dengan anak
– anak lainnya. Oleh sebab itu setiap kebudayaan /masyarakat mempunyai cara
pengasuhan anak menunjukkan keseragaman pola –pola adat dan norma –norma
tertentu.
Penelitian
pertama mengenal etos kebudayaan dan kepribadian bangsa yang dimulai oleh
antropolog: R. Benedit, Ralph Linton dan Margaret Mead yang dikembangkan dalam
penelitian kepribadian dan kebudayaan.
Koertjaraningrat (1985;111-130) membedakan antara
kepribadian barat dan kepribadian timur, yaitu :
1. Kepribadian barat
yaitu konsep tentang pandangan hidup yang lebih mementingkan material,pikiran
logis/rasional, hubungan sosial berorientasi pada azas menguntungkan dan
bersifat individual.
2. Kepribadian timur
yaitu konsep tentang pandangan hidup yang lebih mementingkan kerohanian,
keramahan, solidaritas sosial, kerukunan hidup bersama, spritual dan berpikir
logis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Psikologi kepribadian merupakan salah satu ilmu dasar
yang penting guna memahami ilmu psikologi. Manusia sebagai objek material dalam
pembelajaran ilmu psikologi tentu memiliki kepribadian dan watak yang berbeda
satu dengan yang lainnya. Watak digunakan untuk memberikan penafsiran kepada
benda-benda maupun manusia.
Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi
oleh pengalaman ketika ia sebagai anak – anak yang diasuh orang – orang dalam
lingkungan nya seperti : bapak –ibunya, saudara-saudaranya dan orang –orang
yang ada dalam sekitarnya. Watak juga ditentukan oleh cara – cara ia sewaktu
masih kecil: diajari makan,kebersihan,disiplin,bermain dan bergaul dengan anak
– anak lainnya. Oleh sebab itu setiap kebudayaan /masyarakat mempunyai cara
pengasuhan anak menunjukkan keseragaman pola –pola adat dan norma –norma
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djali, Prof. Dr. H. psikologi
pendidikan. Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2007
2. Morgan, Clifford T. psikologi
sebuah pengantar. Jakarta; PT. Pradnya Paramita, 1986
3. Soemanto, Drs.
Wasty. Psikologi pendidikan; Landasan kerja pemimpin pendidikan. Jakarta;
PT. Renika Cipta. 1990
4. Santrock, Jhon W. psikologi
pendidikan. Jakarta; Kencana Media Group. 2010
No comments:
Post a Comment