Pengertian Fenomenologi diartikansebagai pengalaman subjektif atau pengalaman
fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari
seseorang (Husserl) (Moleong, 2005). Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai
anggapan umum untuk menunjuk pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan
tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian
terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Moleong,
2005).
Macam Macam Penelitian Fenomenologi
Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu
fenomenologi deskriptif dan fenomenologi interpretif. Fenomenologi deskriptif
berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah
yang terlihat dalam fenomena (fenomenologi deskriptif) dan bagaimana mereka
menafsirkan pengalaman tersebut(fenomenologi interpretif). Tujuan dari
penelitian fenomenologi adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang
pengalaman dan pengembangan persepsi.
Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu:
- ruang
kehidupan;
- kehidupan
tubuh (memenuhi kebutuhan badaniah);
- usia
(kesementaraan);
- kehidupan
hubungan manusia (hubungan) (Polit, et al., 2001).
Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai pendekatan perspektif dan juga digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian kualitatif. Fenomenologi memiliki riwayat yang cukup panjang dalam penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Selain itu fenomenologi juga merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2005).
Ciri Pokok Fenomenologi
Beberapa ciri pokok fenomenologi yang diakukan oleh
peneliti fenomenologis yaitu:
- fenomenologis
cenderung mempertentangkan dengan ’naturalisme’ yaitu yang disebut
objektivisme dan positifisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi;
- secara
pasti fenomenologis cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa
yang oleh Husserl disebut ’Evidenz’, yang merupakan kesadaran tentang
sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya,
yang mencakupi untuk sesuatu dari segi itu;
- fenomenologis
cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia
alam dan budaya (Moleong, 2005).
Fenomenologis percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di dunia (perwujudan) adalah sebuah konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al., 2001).
Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha
memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada
dalam situasi tertentu (Moleong, 2005). Fenomenologi tidak berarti bahwa
peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orangorang yang sedang diteliti, yang
ditekankan oleh kaum fenomenologis ialah aspek subjektif dari perilaku
seseorang. Tetapi peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para
subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang
dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya seharihari
(Moleong, 2005).
Dalam sebuah penelitian fenomenologi sumber data utama adalah data percakapan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahakan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan. Secara khas, penelitian fenomenologi melibatkan sedikit partisipan, sering 10 orang atau lebih sedikit (Polit, et al., 2001).
Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian fenomenologi deskriptif sering melibatkan empat tahap yaitu:
Dalam sebuah penelitian fenomenologi sumber data utama adalah data percakapan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahakan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh tentang pengalaman hidup mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan. Secara khas, penelitian fenomenologi melibatkan sedikit partisipan, sering 10 orang atau lebih sedikit (Polit, et al., 2001).
Walaupun terdapat sebuah metode interpretasi fenomenologi, sebuah penelitian fenomenologi deskriptif sering melibatkan empat tahap yaitu:
- menggolongkan
data, yang berarti proses mengidentiikasi dan memegang praduga kepercayaan
dan pendapat yang ditangguhkan tentang fenomena yang diteliti;
- Intuisi,
yang terbentuk ketika peneliti membuka arti sifat dari fenomena dari orang
yang pernah mengalaminya;
- analisa
data, misalnya menyaring percakapan penting, mengaktegorikan, dan membuat
pengertian tentang hal-hal yang baru dari fenomena);
- menggambarkan,
yaitu tahap menggambarkan ketika peneliti mulai mengerti dan mengartikan
fenomena (Polit, et al., 2001).
Daftar Pustaka Makalah Penelitian Fenomenologi
Polit, D.F, & Hungler. B. (1995). Nursing
Research Principles and Methods (Fifth Edition). Philadelphia : J.B.
Lippincott Compan
No comments:
Post a Comment