Thursday, April 20, 2017

Pengertian Kepuasan Kerja Definisi Konsekuensi Teori Psikologi Yang Mendasarinya


Pengertian Kepuasan Kerja adalah - Menurut Blum & Naylor (dalam Rao, 2003), kepuasan kerja merupakan hasil dari sikap seseorang terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya dan faktor. Taylor (dalam Houtte, 2006) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja sering dihubungkan dengan penghargaan ekstrinsik dan intrinsik dalam bekerja. 
Selain itu Perie (1997) menyatakan bahawa kepuasan kerja merupakan reaksi afektif terhadap situasi pekerjaan seseorang. Ini dapat dijelaskan sebagai keseluruhan dari perasaan seseorang mengenai pekerjaannya dalam aspek yang spesifik pada suatu pekerjaan.
Dari beberapa pengertian diatas, kepuasan kerja dapat diartikan sebagai perilaku dan perasaan seseorang terhadap aspek yang spesifik dari suatu pekerjaan.

Teori Psikologi Yang Mendasari Kepuasan Kerja
Teori-teori  kepuasan  kerja  yang  ada  dan  saling  melengkapi  dan berhubungan dengan teori psikologi yang mempelajari need dan value adalah:
a. Teori Maslow
Hasibuan  menyatakan  bahwa  manusia  adalah  makhluk  sosial  yang berkeinginan. Keinginan ini terjadi secara terus-menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator (dalam Prabu, 2005). Maslow membagi kebutuhan manusia berdasarkan tingkatan hierarki yang diawali dengan kebutuhan manusia yang paling dasar. Berikut merupakan susunan hierarki kebutuhan Maslow (Schultz, 1994):
1) Kebutuhan fisiologis (Physiological needs)
Maslow berpendapat bahwa orang yang kelaparan akan memikirkan, memimpikan dan mendambakan hanya makanan saja. Tapi yang paling penting adalah pemenuhannya. Kebutuhan fisiologis menjadi lebih penting sebagai kekuatan motivasi dalam budaya di mana kelangsungan hidup dasar sehari-hari lebih diperhatikan.
2) Kebutuhan rasa aman (Sefety needs)
Maslow yakin bahwa kebutuhan akan rasa aman sangat penting pada masa bayi dan pada orang dewasa yang neurotis. Kesehatan emosional orang dewasa dipenuhi/dipuaskan oleh kebutuhan rasa aman. Kepuasan tersebut membutuhkan stabilitas, keamanan dan kebebasan dari rasa takut dan cemas.
3) Kebutuhan cinta (Love needs)
Kebutuhan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti melalui suatu hubungan dekat dengan sahabat, orang yang dicintai atau pasangan; ataupun melalui hubungan sosial yang dibentuk dalam kelompok yang sudah dipilih. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan ini adalah dasar penyebab emotional maladjustment.
4) Kebutuhan akan harga diri (Self-esteem needs)
Setelah kita merasa dicintai dan memiliki sense of belonging, kemudian kita mengembangkan kebutuhan untuk harga diri. Pemenuhan dari kebutuhan ini mengarahkan kita kepada rasa kepercayaan terhadap kekuatan, keberhargaan dan kelengkapan.
5) Aktualisasi diri (Self-actualization)
Aktualisasi diri merupakan realisasi dan pemenuhan dari potensial dan kemampuan kita. Maslow barpendapat bahwa kita termotivasi untuk menjadi apa yang kita harapkan di masa mendatang.

b. Teori Herzberg
Teori   Herzberg   dikenal   dengan   teori   dua   faktor.   Herzberg mengembangkan teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi teori dua faktor tentang motivasi (dalam suwar, 2008). Dua faktor itu dinamakan faktor pemuas (motivation factor) yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor pemelihara (maintenance factor) yang disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation.
1) Faktor motivasi (Motivation factor)
Faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan fakor pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik) antara lain: prestasi yang diraih (achievement), pengakuan orang lain (recognition), tanggungjawab (responsibility), peluang untuk maju (advancement), kepuasan kerja itu sendiri  (the  work  it  self),  kemungkinan  pengembangan  karir  (the possibility of growth).
2) Faktor hygiene (Hygiene factor)
Merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Faktor ini juga disebut dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam faktor ekstrinsik, meliputi kompensasi, keamanan dan persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kerja dan kepuasan kerja keselamatan kerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu dari supervisi teknis dari hubungan interpersonal di antara teman, sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat faktor pendorong yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang dapat mengakibatkan ketidak puasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan (Suwar, 2008).

Konsekuensi Dari Kepuasan Kerja
Kumar (2007) menyatakan ada beberapa konsekuensi yang diperoleh dari kepuasan kerja, yaitu:
1. Ketidakhadiran (absenteeism)
Ada hubungan antara kepuasan kerja dan frekuensi dari ketidakhadiran dari seorang pekerja. Tingkat ketidakhadiran seorang pekerja biasany berhubungan terbalik dengan kepuasan kerja. Ketidakpuasan dalam bekerja akan menghasilkan ketidakinginan untuk bekerja dan hal ini memaksa pekerja untuk menjauh dari pekerjaannya.
2. Pemberhentian kerja (turn over)
Penelitian menemukan bahwa pekerja yang puas dengan pekerjaannya cenderung untuk bertahan dengan pekerjaannya dan pekerja yang tidak puasn dengan pekerjaannya akan berhenti dari pekerjaan tersebut. Ini menjadi alasan yang kuat bagi seorang pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya untuk pergi dan mencari kepuasan dari tempat lain.
3. Pemberitaan negatif (negative publicity)
Konsekuensi lainnya dari ketidakpuasan kerja adalah pemberitaan yang negatif tentang organisasi tersebut. Pekerja memberitahukan hal-hal yang membuatnya tidak puas dan akhirnya membuat nama baik organisasi tersebut menjadi tercemar. Publikasi yang negatif dapat menimbulkan kesulitan dalam perekrutan karyawan baru.


Daftar Pustaka Makalah Kepuasan Kerja 

Perie, Marianne. , Baker, David P. (1997). Job Satisfaction Among America’s Teachers: Effects of Workplace Conditions, Background Characteristics, and Teacher Compensation. U.S. Department of Education Office of Educational Research and Improvement. [On-Line]. Available FTP : http://nces.ed.gov/pubs97/97471.pdf. Tanggal akses 8 Maret 2010.
Kumar, Jalaja., Rao, B. D. (2007). Job Satisfaction of Teacher. New Delhi: Sachin Printers.
Suwar, S.pd, M.Psi. (2008). Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja. [On-Line ]. Available FTP : http://guruvalah.20m.com/. Tanggal akses 8 Maret 2010.
Rao, Bhaskara., Sridar, D. (2003). Job Satisfaction of School Teacher. New Delhi : Tarun Offset Printer.
Houtte, Mieke Van. (2006). Tracking and Teacher Satisfaction: Role of Study Culture and Trust. The Journal of Educational Research. [On-Line]. Available FTP : http://proquest.umi.com/pqdweb?index=0&did=1033192251&SrchMode= 1&sid=1&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQ D&TS=1276436934&clientId=63928. Tanggal akses 8 Maret 2010.


No comments:

Post a Comment