Suggestibility,
atau dalam kosa kata pembelajaran Hipnotis Indonesia sering diterjemahkan
menjadi Sugestibilitas atau Sugestivitas, adalah suatu istilah yang
menggambarkan bagaimana respon seorang Subject terhadap suatu sugesti Hipnotis.
Standford
University pernah mengadakan suatu peneltian akademik tentang hal ini, dan
kelak akan menghasilkan peskalaan yang dikenal dengan nama Standford Hypnotic
Susceptibility Scale (SHSS).
Secara
sederhana dapat digambarkan bahwa penelitian akademik ini melibatkan jumlah
Subject yang sangat banyak, dimana pada setiap Subject diberikan 3 rangkaian
test (Form A, Form B, dan Form C), dengan masing-masing terdiri dari 12 test
dengan tingkat kesulitan yang semakin progresif.
Sebagai
ilustrasi, berikut ini adalah test pada Form A :
•
Postural Sway
•
Eye Closure
•
Hand Lowering (left)
•
Immobilization (right arm)
•
Finger Lock
•
Arm Rigidity (left arm)
•
Hands Moving Together
•
Verbal Inhibition (name)
•
Hallucination (fly)
•
Eye catalepsy
•
Post-hypnotic (changes chairs)
•
Amnesia
Penelitian
akademik ini menyimpulkan bahwa dalam suatu komunitas (yang cukup besar dengan
sebaran merata), akan terdapat 3 kelompok Sugestibilitas Subject, dengan
prosentase sebagai berikut :
•
Subject Sugestibilitas Tinggi : 10%
•
Subject Sugestibilitas Rendah : 10%
•
Subject Sugestibilitas Moderat : 80%
Dalam
pemahaman yang lebih praktis, bilamana kita melakukan pengujian terhadap misal
100 orang Subject, maka kemungkinan akan terdapat 10 orang Subject yang akan
sangat mudah dipandu ke kondisi Hypnotic (Sugestibilitas Tinggi), dan 10 orang
sangat sulit untuk dipandu ke kondisi Hypnotic, dan 80 orang sisanya
membutuhkan sedikit persyaratan khusus untuk dapat dipandu ke kondisi Hypnotic.
Apakah
perumusan SHSS sesuai dengan kondisi riel dalam praktek Hypnosis ?
Perlu
dipahami bahwa Hypnosis walaupun sepintas terlihat sederhana, tetapi dibaliknya
sesungguhnya terdapat berbagai hal yang kompleks, menyangkut hubungan antara
Hypnotist dan Subject, dimana dapat dikatakan Hypnosis adalah suatu proses yang
melibatkan unsur seni (art), dalam hal ini adalah “seni komunikasi”.
Apakah
percobaan di Standford dapat mengakomodasikan hal ini ? Tentu saja tidak !
Dapat dipastikan bahwa percobaan Standford hanya menerapkan prosedur standar
yang sama sekali tidak mengakomodasikan adanya unsur “art” ini.
Lalu
apakah manfaat dari SHSS ?
Walaupun
dapat dianggap tidak valid, tetapi setidaknya SHSS dapat dipergunakan sebagai
suatu acuan standar minimal dalam upaya meramalkan distribusi tingkat
Sugestibilitas pada suatu kumpulan (komunitas).
Seorang Hypnotist yang baik harus memiliki pola pikir bahwa dengan kompetensi yang semakin meningkat, maka distribusi SHSS dapat tidak berlaku lagi, dan bergeser menjadi lebih optimistik, misal : 60% Sugestibilitas Tinggi, 5% Sugestibilitas Rendah, dan 35% Sugestibilitas Moderat.
Seorang Hypnotist yang baik harus memiliki pola pikir bahwa dengan kompetensi yang semakin meningkat, maka distribusi SHSS dapat tidak berlaku lagi, dan bergeser menjadi lebih optimistik, misal : 60% Sugestibilitas Tinggi, 5% Sugestibilitas Rendah, dan 35% Sugestibilitas Moderat.
Dalam
kondisi riel praktek Hypnosis, ternyata Sugestibilitas ternyata memiliki
parameter yang sangat kompleks dan juga abstrak, dan akan dibahas di artikel
berikutnya.

No comments:
Post a Comment