APA
YANG AKU PIKIRKAN DI SAAT SHOLAT?
Mengingat
allah dan meminta perlindungan kepadanya dalah salah satu hal yang sering
kulakukan dalam sholat, untuk dijauhkan dari godaan-godaan setan yang terkutuk.
Godaan – godaan setang yang kerap mengganggu manusia di saat menjalankan
tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Adapun sering juga terlintas
pikiran yang selalu mengarah pada kebutuhan-kebutuhan duniawi.
Kebutuhan-kebutuhan duniawi yang belum terselesaikan bahkan yang sudah
terselesaikan untuk mensyukuri dan memintah pertolongan apabila yang belum
terselesaikan.
BAGAIMANA
AGAR SHOLAT KHUSU?
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari
agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian
adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian
nanti akan masuk masjid dan tidak ada lagi orang khusyu'" (al-Madarij
1/521).
Allah berfirman :
حَـٰفِظُواْ
عَلَى ٱلصَّلَوَٲتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلۡوُسۡطَىٰ وَقُومُواْ لِلَّهِ قَـٰنِتِينَ.
Peliharalah segala shalat [mu], dan
[peliharalah] shalat wusthaa [1]. Berdirilah karena Allah [dalam shalatmu]
dengan khusyu’. (al-Baqarah: 238)
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45)
Dan mintalah pertolongan [kepada Allah]
dengan sabar dan [mengerjakan] shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)
Khusyu' merupakan kekuatan sholat. Tanpa khusyu'
sholat seakan tidak mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat hanya berupa
aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.
Menghancurkan dan merusak kekhusyu'an dalam sholat
adalah salah satu misi syetan di dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan
misi syetan tersebut:
ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ
خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ
شَاكِرِينَ (17)
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari
muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur [ta’at]. (al-A'raaf:
17)
Rasulullah s.a.w. bersabda
قال النبي
صلى الله عليه وسلم ( أول شيء يرفع من هذه الأمة الخشوع ، حتى لا ترى فيها خاشعا
.)
Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu',
hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)
Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari
agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian
adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian
nanti akan masuk masjid dan tidak ada lagi orang khusyu'" (al-Madarij
1/521).
Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat orang
beriman. Allah berfirman:
{ قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون }
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.
Ibnu Katsir mengatakan: khusyu' adalah
tidak bergerak, tenang, penuh tawadlu' karena disebabkan takut kepada Allah dan
perasaan diawasi Allah. Khusyu' adalah sadarnya hati seakan berdiri di depat
Allah dengan penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij 1/520).
Tempat khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke
seluruh tubuh manusia. Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota
tubuh tidak lagi beribadah secara serius karena hati ibarat komandonya dan
anggota badan adalah tentaranya.
Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan. Karena
hanya mereka yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat
melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya
melakukan kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut kekhusyu'an dusta.
Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu
khusyu' iman dan khusyu' munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah
dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu, lalu
hatinya penuh dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke seluruh
anggota badannya.
Adapun khusyu' munafik adalah fisiknya khusyu' tapi
hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari
khusyu' munafik. (Ruh 314).
Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib,
karena banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak
khusyu' dalam sholat.
Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang
diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan melaksanakan
sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan kekhusyu'annya, maka ia
mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak melakukan itu,
maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka
Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu
Dawud – sahih)
Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Barang siapa berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudaian ia
sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan tidak diganggu oleh
nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R.
Bukhari).
Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak
sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai:
hasan).
Tip menghadirkan khusyu dalam sholat
Menghadirkan khusyu' dalam sholat dalam dilakukan
melalui dua cara. Pertama: mengupayakan amalan-amalan yang merangsang
kekhusyu'an dan kedua: menghilangkan hal-hal yang merusak kekhusyu'an.
Adapun amalan-amalan yang
mengantarkan kepada kekhusyu'an adalah sbb:
1.
Persiapkan diri untuk sholat. Itu dimulai dengan
mendengarkan adzan dan mengikutinya, berdoa adzan, memperbaiki wudlu, berdoa
setalah wudlu, melakukan siwak sebelum sholat, mempesiapkan baji sholat, tempat
sholat dan menunggu waktu sholat. Bukan bergegas sholat ketika waktu hampir
lewat.
2.
Thoma'ninah: yaitu berhenti sejenak pada setiap
rukun-rukun sholat. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. ketika
sholat, beliau melakukan thma'ninah hingga semua anggota badan beliau kembali
pada tempatnya. (H.R. Abu Dawud dll.) Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w.
bersabda:"Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu wahai
Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak menyempurnakan ruku' dan
sujudnya. (H.R. Ahmad dan Hakim: sahih). Seseorang tidak akan bisa khusyu' tanpa
thoma'ninah ini karena cepatnya pergerakan sholat telah menghilangkan
kekhusyu'an dan konsentrasi hati.
3.
Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah
bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang
ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah
seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir"
(Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a.
"Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad: sahih).
4.
Tadabbur (menghayati) ayat-ayat Quran yang dibaca saat
sholat, begitu juga dzikir-dzikir dan bacaan sholat lainnya lainnya serta
menyerapkannya dalam diri mushalli.
كِتَابٌ
أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran. (Shad:29).
Dari Hudzaifah r.a. :Aku sholat di belakang Rasulullah s.a.w., satu malam.
Beliau membaca dengan bebas. Ketika melewati ayat di dalamnya ada tasbih,
beliau bertasbih, ketika melewati ayat permintaan beliau meminta dan ketika
melewati ayat minta perlindungan, beliau pun meminta perlindungan"
(Muslim).
Tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat Allah merupakan pengantar
kekhusyu'an. Begitu juga menangis saat mendengar atau membaca ayat-ayat Allah.
Allah berfirman:
وَيَخِرُّونَ
لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah
khusyu’.(Isra':109).
Atho' pernah bertanya kepada Aisyah r.a.: ceritakan kepadaku apa yang
paling kau kagumi dari Rasulullah, lalu Aisyah menangis. Suatu malam Rasulullah
s.a.w. berdiri untuk sholat, beliau berkata: Wahai Aisyah biarkan aku menyembah
Tuhanku. Sesungguhnya aku senang bersamamu dan aku senang menyenangkanmu".
Lalu beliau pun bangun dan sholat, lalu beliau sholat sambil menangis sehingga
lantai kamarku basah karena air mata beliau. Lalu berkumandanglah adzan Bilal
untuk subuh, ketika Bilal melihat mata Rasulullah basah karena menangis, Bilal
pun bertanya:"Wahai Rasulullah, untuk apa engkau menangis padahal Allah
telah mengampunimu dosamu yang lalu dan yang akan datang? Rasul menjawab: Wahai
Bilal aku lebih suka untuk menjadi hamba yang banyak bersyukur. Malam ini
diturunkan kepadaku ayat yang ruglilah orang yang membacanya dan tidak
menghayatinya, yaitu ayat Ali Imran 190-194. (Ibnu Hibban:sahih).
1.
Membaca ayat satu-satu. Ini juga mengantarkan kepada
khusyu' karena mengantarkan kepada pamahaman dan penghayatan. Umi Salamah
berkata bahwa Rasulullah membaca fatihah dalam sholat dengan basmalah, lalu
berhenti lalu membaca hamdalah lalu berhenti lalu membaca arrohmaanirrohiiim
dan seterusnya. (Abu Dawud: sahih).
2.
Memperindah bacaan Quran dan tartil dapat mengantarkan
kepada kekhusyu'an. Allah berfirman:
يَـٰٓأَيُّہَا
ٱلۡمُزَّمِّلُ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلاً۬
نِّصۡفَهُ ۥۤ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلاً أَوۡ
زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلاً
Hai orang yang
berselimut [Muhammad], (1) bangunlah [untuk sembahyang] di malam hari [1]
kecuali sedikit [daripadanya], (2) [yaitu] seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an
itu dengan perlahan-lahan. (Muzammil 1-4)
Rasulullah s.a.w.
berpesan:"Perindahlah al-Qur'an dengan suaramu yang merdu, karena suara
yang indah akan memperindah al-Quran" (Hakim:sahih). Dalam hadist lain
beliau bersabda:"Sesungguhnya seindah-indah suara orang membaca Quran, adalah
kalau ia membaca maka orang-orang yang mendengarnya akan takut kapada Allah.
(Ibnu Majah: sahih).
1.
Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap
kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya
kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan
Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim:
sahih).
2.
Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika
sholat menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang polos.
Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek
visual yang mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w. bersabda"
Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak
memutuskan sholatnya" (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas tersebut
berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat
sujudnya. (Fathul Bari).
3.
Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas
dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam
sholat meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam
Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di depan
Allah dengan khusyu'. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah
sikap seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih
mengantarkan kepada kekhusyu'an.
4.
Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dai
Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan
pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau
memasuki Ka'bah beliau tidak memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya
hingga keluar dari Ka'bah". (Hakim: sahih).
Bagaimana
dengan pendapat sebagian orang yang melakukan sholat dengan memejamkan mata
dengan dalih itu bisa mengantarkan kepada kekhsyu'an. Sesungguhnya itu
bertentangan dengan contoh yang diberikan Rasulullah s.a.w. Beliau diriwayatkan
tidak pernah sholat dengan memejamkan mata. Namun demikian para ulama beda
pendapat mengenai masalah itu. Imam Ahmad mengatakan memejamkah mata saat
sholat hukumnya makruh karena itu kebiasaan orang Yahudi. Sebagian ulama
mengatakan tidak makruh asalnya demi tujuan baik, misalnya kalau tidak
memejamkan mata terganggu oleh obyek-obyek visual yang ada di depannya atau di
sekitar tempat sholat, maka memejamkan mata pada kondisi seperti itu
dianjurkan.
1.
Sebagian ulama melihat bahwa meragamkan bacaan sholat
dapat mengantarkan kepada kekhusyu'an karena menciptakan suasana baru dalam
melaksanakan sholat. Misalnya redaksi bacaan doa iftitah, ruku', sujud,
I'tidal, duduk antara dua sujud dan tashahhud ada beberapa riwayat sahih yang
berbeda-beda. Membacanya dengan redaksi yang berbeda-beda dapat mempersegar
suasana sholat dan mengantarkan kepada kekhusyu'an. Begitu juga bacaan-bacaan
surat setelah fatihah dapat dilakukan dengan variasi ayat yang berbeda-beda.
2.
Disunnahkan membaca ta'awwudz (أغوذ بالله من الشيطان
الرجيم) ketika merasakan ada gangguan konsentrasi dalam sholat. Konon ketika
seorang hamba hendak melaksanakan sholat, syetan menurunkan pasukannya yang
disebut Khanzab untuk mengganggu orang sholat. Abi 'Ash r.a. berkata kepada
Rasulullah, Wahai Rasulullah syetan telah mengganggu sholatnya dan membolak
balikkan bacaannya, Rasulullah bersabda: Itu syetan bernama Khanzab kalau kamu
merasakannya maka bacalah ta'wudz lalu tiuplah ke kiri tiga kali". Iapun
melakukannya dan syetan tidak lagi mengganggunya. (Muslim). Rasulullah juga
mengingatkan: Kalau kalian sholat maka datanglah syetan mengganggu kalian, sehingga
kalian lupa hitungan rakaatnya. Kalau kalian merasakannya maka sujudlah dua
kali ketika ia duduk (Bukhari). Rasulullah juga mengingatkan bahwa Syetan
datang kepada kalian ketika sholat lalu membuka tempat duduk kalian, lalu ia
merekayasa agar dia ragu apa kentut apa tidak, kalau kalian merasakan itu
janganlah membatalkan sholat hingga dengar suara atau mencium bau (Thabrani:
sahih). Bahkan konon syetan juga menganggu orang yang sholat dengan isu-isu
kebaikan seperti masalah dakwah, masalah sunnah, masalah keilmuan dan politik
agar sholatnya tidak lagi terfokus.
3.
Bacalah cerita orang solih terdahulu bagaimana mereka
berkhusyu' dalam sholatnya. Ali r.a. ketika hendak sholat maka mukanya berubah,
lalu ia ditanyai tentang itu, beliau menjawab: datang waktu ketika amanah
ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka menolak tapi aku
kini membawanya. Konon mereka ketita sholat memerah wajahnya karena takut akan
menghadap Allah. Salah seorang sahabat diceritakan terkena panah saat
berperang, lalu ia minta agar dicabut saat ia sholat karena saat itu ia lupa
semuanya dan hanya ingat Allah.
4.
Berdoa dalam sholat, khususnya saat sujud. Rasulullah
s.a.w. bersabda:"Kondisi paling antara hamba dan Tuhannya adalah saat
sujud, maka perbanyaklah doa" (Muslim).
5.
Dzikir setelah sholat. Setelah melaksanakan sholatnya
hendaknya seorang hamba melakukan dzikir selesai sholat untuk memperkuat
dan menyempurnakan sholatnya. Tentu saja tidak hanya dzikir dalam lisan tapi
juga diresapi makna dan kandungannya.
Adapun perkara-perkara yang
mengganggu kekhusyu'an adalah sbb:
1.
Membersihkan tempat sholat dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti
gambar-gambar dan ornamen yang menarik perhatian orang sholat. Aisyah r.a.
pernah mempunyai kelambu di rumahnya berwarna-warni, lalu Rasulullah memintanya
agar menyingkirkan itu karena itu mengganggu sholat beliau. (Bukhari). Maka
hendaknya melakukan sholat di tempat yang jauh dari kebisingan dan banyak orang
lalu lalang, tempat orang ngobrol, apalagi tempat hiburan dan bersenang-senang
karena itu akan mengganggu kekhusyu'an sholat. Begitu juga agar lokasi sholat
tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Rasulullah s.a.w. memerintahkan agar
para sahabat melakukan sholat dhuhur saat cuaca agak dingin.
2.
Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik
pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah
pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu
beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).
3.
Hindari solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat
di hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan "Ketika maka
malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam"
(Bukhari).
4.
Hindari menanah buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang
sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa
Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka
pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).
5.
Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda
"Kalau kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang
dikatakan" (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika
kalian ngantuk dan melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan
Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)
6.
Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan
menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah
kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa
melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).
7.
Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping kita.
Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah,
janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam
sholat" (Abu Dawud: sahih).
8.
Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa
tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain
dikatakan "Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak
menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih).
9.
Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada
orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak
kembali" (Ahmad:sahih).
10.
menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian
menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut
kalian" (Muslim).
11.
Jangan sholat seperti kebiasaan binatang. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w.
melarang sholat seperti patukan gagak, duduknya harimau dan menjalankan ibadah
di tempat yang satu seperti onta (Ahmad: sahih).
No comments:
Post a Comment