BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Manusia
sebagai mahluk sosial tidak bisa terlepas dari yang namanya komunikasi, karena
dengan adanya komunikasi manusia bisa mendapat ataupun bisa memberi informasi.
Sejak bangun tidur hingga tidur kembali manusia sebagai mahluk sosial selalu
berkomunikasi, baik komunikasi secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh).
Jadi komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia.
Salah
satu bentuk dari komunikasi adalah komunikasi massa, komunikasi massa merupakan
komunikasi yang proses penyampaian informasi kepada khalayak masyarakat yang
lebih luas secara serempak di saat yang bersamaan, komunikasi massa merupakan
media informasi yang tidak memilih siapa khalayak yang harus mendapatkan
informasi dan dari mana asal khalayak tersebut, karna komunikasi massa lebih
mengutamakan pesan atau informasi ketimbang hubungan.
Media
massa merupakan sumber informasi yang terlembaga, di dalamnya ada wartawan
sebagai pencari sumber informasi, penanggung jawab sebagai orang yang
bertanggung jawab atas sember informasi yang di terima, redaksi sebagai
pemeriksa kelayakan dari informasi tersebut intuk di informasikan, kreator
sebagai sebagai penyusun struktur informasi dan distributor sebagai penerbit
hingga kepada publik. Namun ada juga keterlibatan dari berbagai profesi diluar
pelaku komunikasi massa yang terlembagakan, seperti salah satu profesi
komunikasi yaitu: Public Relations atau hubungan masyarakat yang berada di luar
dari lembaga media massa tersebut. Keterlibatan Public Relations atau Hubungan
Masyarakat (humas) di lembaga media masa tersebut dikarenakan adanya berbagai
kepentingan suatu lembaga/perusahaan atau organisasi dimana tempat humas
tersebut berada.
Public relations (PR) atau hubungan
masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan
instansi atau perusahaan. Keberadaan dan manfaat profesi public relations
pertama kali mulai di kenal pada tahun 1906. Oleh seorang jurnalis bernama Ivy
Ledbetter Lee yang kemudian dikenal sebagai Bapak “Humas Dunia”. Ia
memanfaatkan fungsi kegiatan public relations melalui publikasi (publications),
periklanan (advertising), promosi (promotions), hubungan dengan publik (public
relations), sebagai lingkup fungsi dan tugas kehumasan. PR dianggap sangat
penting keberadaannya bagi instansi. Bahkan, Jerry Dalton Jr, salah seorang
manajer komunikasi perusahaan di Aircraft Company mengatakan bahwa humas
memiliki peranan penting dalam menjalin hubungan dengan media .
Bagi
pelaku Public Relations atau pejabat hubungan masyarakat (humas), Manjalin
relasi dengan media massa merupakan sebuah keharusan. Karena dalam menjalankan kegiatan Publik Relations
atau Hubungan Masyarakat sangat efektif apabila menggunakan media massa,
dikarenakan media massa dapat menjangkau
khalayak masyarakat yang lebih luas pada saat yang bersamaan.
Saat
ini, banyak orang yang berpendapat bahwa hubungan antara Public Relations dan
media massa tidak bisa dipisahkan, artinya hubungan antar humas dan pelaku
media massa sangat erat. Hubungan yang terjalin antara kedua profesi ini dapat
memberi dampak terhadap perubahan sosial khalayak yang bervariasi, atau
menimbulkan variasi persepsi di mata khalayak terhadap suatu
perusahaan/organisasi dan bahkan terhadap individu, prodak maupun jasa.
Begitu
pula yang di jalankan Public Relations atau hubungan masyarakat (humas) Perusahan
SAMSUNG dalam meningkatkan citra Samsung Galaxy Note 7 paska ledakan. Dalam hal
ini, Humas Perusahan SAMSUNG dalam menjalankan tugasnya lebih
memposisikan fungsinya sebagai gerbang informasi bagi Konsumen (pengguna Galaxy
Note 7) dengan Perusahan SAMSUNG melalui Periklanan di media massa. Dikarenakan,
media massa mampu menjangkau konsumen dari Perusahan Samsung yang tersebar luas
di berbagai negara, dan juga mempu merubah persepsi konsumen terhadap Galaxy
Note 7 dari buruk menjadi baik.
Samsung Sebenarnya adalah
perusahaan pembuat perangkat elektronika terbesar di dunia, dan berkantor pusat
di Seocho Samsung Town di Seoul, Korea Selatan. Di tahun 2016 in Samsung telah
meluncurkan prodak terbarunya dari dunia smartphone yaitu Samsung Galaxy Note
7. Galaxy Note 7 merupakan salah satu produk Samsung yang sangat di unggulkan
oleh perusahan Samsung dan sangat di nantikan oleh pengguna smartphone di pasar,
dengan berbagai fitur – fitur terbaru dan tampilan desain dari galaxy note 7
yang sangat luar biasa menarik, sehingga membuat smartphone ini menjadi pilihan
utama pengguna smartphone saat ini.
Namun, tak lama berselang
di pasarkan prodak Samsung Galaxy Note 7, hal yang mengejutkan saat terjadi
ledakan, ledakan yang bersumber dari Samsung Galaxy Note 7 membuat pengguna
Samsung lainya merasa khawatir akan terjadi hal yang serupa. CNN Indnesia mencatat
sejak bulan september 2016 telah terhitung 35 kali ledakan Samsung Galaxy Note
7 oleh 35 pengguna, 17 diantaranya berasal dari Amerika, 17 dari Korea Selatan
dan 1 berasal dari Taiwan. Hal tersebut dapat memberi dampak sebagai berikut:
1.
Citra Perusahan Samsung buruk dimata ekternal publicnya
2.
Penjualan smartphone Samsung Galaxy Note 7 memberi efek
buruk pada penjualan smartphone Samsung tipe selanjutnya
3.
Perusahan Samsung mengalami kerugian yang cukup besar
Faktor yang menyebabkan masalah tersebut sebagai berikut:
1.
Terjadi ledakan Smartphone Samsung Galaxy Note 7 tidak
lama setelah smartphone tersebut di pasarkan, artinya perusahan Samsung tidak
sepenuhnya teliti terhadap prodaknya sebelum dipasarkan.
2.
Berbagai negara – negara besar seperti As, Eropa, Uni
emirat arab, Thailand, Jepang, Tiongkok,
Malaysia, Singapura, Australia dan India turut melarang penggunaan smartphone
samsung galaxy note 7 di berbagai maskapai penerbangan yang ada di negara
tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat menarik
tiga rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana efektifitas media massa sebagai kekuatan Humas Perusahan
Samsung dalam meningkatkan citra positif Galaxy Note 7 melalui Periklanan?
2.
Bagaimana hambatan-hambatan yang di hadapi Humas Perusahan
Samsung dalam melakukan periklanan Galaxy Note 7 paska tragedi ledakan?
3.
Apa saja usaha-usaha Humas Perusahan Samsung dalam
menangani masalah saat mengiklankan Samsung Galaxy Note 7 untuk meningkatkan
citra Perusahan?
1.3
Tujuan
Dari masalah di
atas, tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui efektifitas media massa sebagai kekuatan
Humas Perusahan Samsung dalam meningkatkan citra positif Galaxy Note 7 melalui Periklanan
2.
Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang di hadapi Humas
Perusahan Samsung dalam melakukan periklanan Galaxy Note 7 paska tragedi
ledakan.
3.
Untuk mengetahui usaha-usaha Humas Perusahan Samsung
dalam menangani masalah saat mengiklankan Samsung Galaxy Note 7 untuk
meningkatkan citra Perusahan.
BAB II
PERMASALAHAN
Untuk mendukung pembuatan Makalah ini, maka perlu dikemukakan hal-hal
atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup
pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan Makalah ini.
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Massa
Menurut
Bittner Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Jadi pada dasarnya komunikasi massa mengharuskan
adanya media massa yang dapat menjangkau khalayak luas. Komunikasi massa
bersifat satu arah, tidak langsung, terbuka kepada semua orang, pesan diterima
secara serentak dan tersebar, maksudnya bahwa komunikan tidak berada dalam satu
tempat melainkan tersebar di berbagai wilayah.
Komunikasi Massa menurut Wrigh
seperti yang di kutip komala dalam (rakhmat, 2003: 189)
Menurut wrigh, bentuk komunikasi dapat di bedakan dari corak – corak
yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai
kebanyakan khalayak secara serentak,
bersifat sekilas; komunikato
cenderung berada atau bergerak dalam organisasi
yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
a) Komunikator
Terlembagakan
Berarti
bahwa komunikasi massa malibatkan lembaga dan organisasi yang kompleks. Pesan
yang akan disampaikan akan diproses oleh beberapa orang yang tergabung dalam
suatu lembaga sebelum sampai ke komunikan.
b) Pesan
Bersifat Umum
Komunikasi
Massa bersifat terbuka yang berarti pesan yang disampaikan ditujukan untuk
semua orang dan pesan bersifat umum.
c) Komunikan
Bersifat Anonim dan Heterogen
Dalam
komunkasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena
komunikasinya menggunakan media dan tidak bertatap muka. Selain itu komunikan
bersifat heterogen karena terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang
berbeda
d) Media
Massa Menimbulkan Keserempakan
Jumlah
sasaran atau khalayak yang dicapai banyak dan tidak terbatas. Komunikasi
terjalin secara bersamaan sehingga komunikan pada waktu yang bersamaan menerima
pesan yang sama.
e) Komunikasi
Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Komunikasi
memiliki dimensi isi yang menunjukkan isi komunikasi dan dimensi hubungan yang
menunjukkan bagaimana berkomunikasi. Dalam komunikasi massa komunikator
mementingkan isi dari pesan yang akan disampaikan karena komunikator tidak
mengenal para komunikannya.
f) Bersifat
Satu Arah
Dalam
komunikasi massa tidak ada hubungan timbal balik seperti pada komunikasi
interpersonal karena penggunaan media massa yang tidak memungkinkan adanya
tanggapan dari para penerima pesan. Dalam hal ini komunikator mengendalikan
arus informasi karena antara komunkator dan komunikan tidak bertatap muka
secara langsung.
g) Stimuli
(Rangsang) Alat Indra Terbatas
Pada
komunikasi massa stimuli alat indra tergantung pada jenis media massa yang
digunakan. Contohnya seperti radio maka komunikan hanya akan dapat mendengar
pesan yang disampaikan dalam hal ini penerima pesan hanya menggunakan indra
pendengar mereka untuk menangkap maksud komunikator.
h) Feedback
Delayed and Indirect
Umpan
Balik (feedback) tertunda (delayed) karena
membutuhkan waktu untuk sampai kepada komunikator sedangkan bersifat tidak
langsung (indirect) karena komunikasi menggunakan media massa
yang tidak memungkinkan untuk menerima umpan balik secara langsung.
2.2.1 Definisi Public Relations
Public
Relatios (PR) adalah sebagai jembatan antara perusahaan atau organisasi dengan
publiknya, terutama tercapainya mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan
dengan publiknya “ (Ardianto,2004: 3)
Pengertian lain dari PR adalah fungsi manajemen yang membangun dan
mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar organisasi dengan publik yang
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Jadi, PR itu
merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan atau organisasi sebagai penghubung
antar perusahaan atau organisasi dengan publiknya (Cutlip, 2000: 6)
2.2.2 Karakteristik Public Relations
Ada 4 (empat) ciri utama humas
yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu:
1. Adanya
Upaya Komunikasi yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah
komunkasi. Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang
menjadi ciri kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya
arus informasi timbal balik.
2. Sifatnya
yang Terencana
Sifat humas yang
terencana mengandung pengertian bahwa kerja/aktivitas humas merupakan
kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan
bagian lain dan hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan
berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yang dinilai dalam kompetisi
tertinggi program PR internasional, yakni Golden World Award For
Excellence in PR (GWA).
3. Berorientasi
pada Organisasi/Lembaga
Dengan mencermati
orientasi tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang
tinggi terhadap visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga. Visi, misi, dan
budaya organisasi/lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga
dapat mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk
tujuan marketing.
4. Sasarannya
adalah Publik
Yaitu suatu kelompok
dalam masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi
sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada
orang yang mengistilahkan PR sebagai personal Relation.
2.2.3 Fungsi
dan tugas Humas
Ada tiga tugas humas dalam
organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas. Ketiga
tugas tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk
merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
2)
Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan
kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda
dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh
berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
3)
Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,
khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program
manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas.
Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan
ataukah ditunda/dihentikah.
2.2.4 Fungsi humas menurut IPRA
Penelitian yang diadakan oleh International Public Relations Association
(IPRA) pada tahun 1981 menyimpulkan bahwa pada umumnya fungsi PR/humas masa
kini meliputi beberapa pokok yaitu:
1) Memberi konseling yang didasari pemahaman masalah prilaku manusia.
2) Membuat analisis "trend" masa depan dan ramalan akan
akibat-akibatnya bagi institusi.
3) Melakukan riset pendapat, sikap dan harapan masyarakat terhadap institusi
serta memberi saran tindakan-tindakan yang diperlukan institusi untuk
mengatasinya.
4) Menciptakan dan membina komunikasi dua arah
5) Berlandaskan kebenaran dan informasi yang utuh
6) Mencegah konflik dan salah pengertian
7) Meningkatkan rasa saling hormat dan rasa tanggung jawab sosial.
8) Meningkatkan itikat baik institusi terhadap anggota, pemasok dan konsumen
9) Melakukan penyerasian kepentingan institusi terhadap kepentingan umum
10) Menarik calon tenaga yang baik agar menjadi anggota serta mengurangi
keinginan anggota untuk keluar dari institusi.·
11) Memasyarakatkan produk atau layanan
12) Menciptakan jadi diri institusi
13) Memupuk minat mengenai masalah-masalah nasional maupun ternasional
14) Meningkatkan pengertian mengenai demokrasi
2.3.1 Pengertian iklan
Periklanan adalah proses menawarkan, mempromosikan, memperkenalkan
produk-produk (baik itu barang maupun jasa) perusahaan kepada masyarakat umum
melalui suatu media tertentu yang memerlukan sejumlah biaya.
2.3.2 Pengertian
Iklan Menurut Phillip Kotler
Seorang guru
pemasaran asal Amerika Serikat yang bernama Phillip Kotler memberikan sebuah
pengertian iklan yaitu sebuah bentuk penyajian dan promosi ide, barang, dan
jasa secara nonpersonal oleh sebuah sponsor tertentu yang memerlukan sejumlah
biaya. Sponsor yang dimaksud disini adalah perusahaan-perusahaan yang beriklan
tersebut, tentunya ini diiklankan melalui suatu media.
2.3.3 Jenis-jenis Iklan
Dalam Media
Seorang
akademisi sekaligus praktisi yang begitu terkenal dalam bidang komunikasi dan
pemasaran yang bernama John R. Bittner menggolongkan iklan menjadi dua jenis,
yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat:
a
Iklan
standar, yaitu iklan yang dibuat secara khusus untuk keperluan memperkenalkan
barang, jasa dan pelayanan untuk konsumen melalui media tertentu. Iklan jenis
ini biasa kita sebut sebagai iklan niaga atau iklan komersil. Iklan seperti ini
sering sekali kita lihat dalam media-media yang ada disekitar kita seperti
televisi, radio, koran, internet, dan lainnya.
b
Iklan
layanan masyarakat, yaitu iklan yang sifatnya non-profit yang tujuannya
hanyalah keuntungan sosial dalam masyarakat dan bukan keuntungan dalam bentuk materi
seperti uang dan lainnya. Contoh iklan layanan masyarakat yang ada disekitar
kita seperti iklan bahaya merokok, iklan bahaya pergaulan bebas, iklan bahaya
narkoba, dan lainnya.
2.3.4 Jenis-jenis
Iklan Menurut Para Ahli Lainnya
Menurut seorang
parktisi dan akademisi yang populer dengan tulisan-tulisannya mengenai public
relations yang bernama Frank Jefkins membagi-bagikan iklan kedalam beberapa
jenis, yaitu seperti berikut ini:
a
Iklan
konsumen, yaitu suatu bentuk iklan yang mempromosikan produk-produk yang secara
umum dikonsumsi atau digunakan masyarakat.
b
Iklan
antarabisnis, yaitu iklan yang mempromosikan produk-produknya kepada
perusahaan-perusahaan lain dan tidak kepada konsumen.
c
Iklan
perdagangan, yaitu iklan yang dibuat secara khusus untuk ditujukan kepada agen,
distributor, dan pedagang-pedagang besar.
d
Iklan
eceran, yaitu iklan yang dibuat oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya
kepada pihak-pihak pengecer.
e
Iklan
keuangan, iklan ini sering juga kita lihat diberbagai media seperti iklan bank,
iklan tabungan, iklan asuransi, iklan investasi, dll.
f
Iklan
langsung, iklan yang menggunakan media pos dan langsung sampai kepada tujuan
misalnya iklan dengan menggunakan e-mail.
g
Iklan
lowongan kerja, yaitu bentuk dari iklan yang tujuan utamanya merektur pegawai
atau pekerja yang tentunya sesuai dengan persyaratan.
2.4 STUDI KASUS
SAMSUNG GALAXY NOTE 7
tekno.kompas.com
Minggu, 11 September 2016 | 20:21 WIB
KOMPAS.com - Kejadian ponsel Galaxy Note
7 yang terbakar diduga gara-gara permasalahan baterai sudah banyak terjadi di
berbagai belahan dunia, namun hingga kini penyebab persisnya belum diketahui
pasti.
Laman
Samsung Inggris sempat memuat penjelasan singkat mengenai hal tersebut, di mana
disebutkan bahwa penyebabnya murni merupakan masalah pada baterai, bukan pada
ponsel. Samsung mengatakan overheating terjadi ketika komponen
“anoda-ke-katoda” mengalami kontak. “Ini adalah kesalahan proses produksi
yang sangat langka,” tulis Samsung, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari GSM
Arena, Minggu (11/9/2016). Tak dijelaskan lebih jauh mengenai
penyebab overheating dimaksud. Anoda adalah kutub negatif pada
baterai, sementara katoda adalah kutub positif.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa baterai Galaxy Note
7 yang bermasalah diproduksi oleh Samsung SDI, yang memasok sekitar 70 persen
baterai untuk perangkat tersebut. Sebanyak 30 persen sisanya diproduksi
oleh rekanan lain yang berbasis di China.
Akibat masalah ini, Samsung terpaksa menarik kembali (recall) sebanyak 2,5 juta
unit yang telah beredar di pasaran dunia. Jumlah Galaxy Note 7 yang terdampak masalah
baterai diperkirakan hanya 0,1 persen dari keseluruhan unit yang terjual. Namun
Samsung tak mau mengambil risiko. Hingga minggu kemarin, tercatat sudah terjadi
lebih dar 35 kasus Galaxy Note 7 terbakar saat diisi baterainya. Dua kasus
terbaru terkait Galaxy Note 7 terjadi di Australia dan Amerika Serikat. Di kota
Perth, Australia, seorang pria harus membayar Rp 18 juta karena Galaxy Note 7
miliknya terbakar di kamar hotel. Sedangkan
di AS, tepatnya di Florida, pemilik Galaxy Note 7 harus kehilangan mobilnya,
Grand Cherokee, karena hangus dilalap api. (Pabrikan asal Negeri Ginseng itu telah
mengimbau para pemilik Galaxy Note 7 untuk mematikan dan tidak memakai
perangkatnya sebelum ditukar dengan versi baru yang aman. Pemilik Galaxy Note 7
juga diminta sesegera mungkin menukarnya dengan unit yang baru.
Jika kenyataanya terus berlanjut
Perusahan Samsung dengan
kejadian ledakan Samsung Galaxy Note 7 mengalami kerugian yang terbilang besar.
Yang disampaikan di CNN Indonesia terkait ledakan yang terjadi pada Samsung
Galaxy Note 7 mengakibatkan Saham Samsung Anjlok. Yang terlihat satu unit saham
samsung yang tadinya 1.639.000 won pada tanggal 8/9/2016 anjlok hingga
1.467.000 won, turun 200rb won atau sekitar 11,7% dalam 4 hari dan ini
merupakan penurunan atau angka terendah yang dialami samsung semenjak lebih
dari 4 tahun terakhir.
Berdasarkan data IDC
Pada kuartal kedua atau pada perdagangan kedua samsung memimpin dengan
menguasai 22,4% pasar penjualan smartphone di dunia dengan pertumbuhan mencapai
5,5% dengan penjualan 77 juta unit yang dikirim ke seluruh dunia, tapi angka
kuartal kedua tersebut akan terancam mengalami penurunan di kuartal ketiga atau
penjualan ketiga nanti akibat insiden ledakan yang terjadi pada samsung note 7.
Seorang analis tehnologi mengatakan Samsung dalam Kuartal ketiga nanti akan
kehilangan 5 Milyar Dollar As atau setara dengan 65 triliun Rupiah. CNN
Indonesia
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1
Analisa Studi Kasus
Sebelum lebih jauh membahas mengenai Strategi Humas dalam
meningkatkan Citra Perusahan Samsung melalui periklanan, terlebih dahulu yang
harus dilakukan bagi seorang humas adalah menganalisa tentang kasus tersebut.
Laporan Kasus
Galaxy Note 7 yang terbakar, diduga akibat permasalahan baterai dan sudah banyak terjadi di berbagai belahan
dunia, namun hingga kini penyebab persisnya belum diketahui pasti. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa baterai Galaxy Note
7 yang bermasalah diproduksi oleh Samsung SDI, yang memasok sekitar 70 persen
baterai untuk perangkat tersebut. Sebanyak 30 persen sisanya diproduksi
oleh rekanan lain yang berbasis di China. Akibat
masalah ini, Samsung terpaksa
menarik kembali (recall)
sebanyak 2,5 juta unit yang telah beredar di pasaran dunia. Jumlah Galaxy Note 7 yang terdampak masalah
baterai diperkirakan hanya 0,1 persen dari keseluruhan unit yang terjual. Namun
Samsung tak mau mengambil risiko. Hingga minggu kemarin, tercatat sudah terjadi
lebih dar 35 kasus Galaxy Note 7 terbakar saat diisi baterainya dan berbagai negara – negara besar
seperti As, Eropa, Uni emirat arab, Thailand, Jepang, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Australia dan
India turut melarang penggunaan smartphone samsung galaxy note 7 di berbagai
maskapai penerbangan yang ada di negara tersebut.
Dari
laporan yang dipaparkan di atas, terdapat beberapa kata atau kalimat kunci yang
akan diambil untuk dijadikan acuan dalam menangani krisis kepercayaan samsung
galaxy note 7 di pasar smartphone dunia. Kata atau kalimat kunci adalah sebagai
berikut:
1.
Galaxy Note 7 yang terbakar
2.
Diduga akibat permasalahan baterai
3. Jumlah Galaxy Note 7 yang terdampak masalah baterai
diperkirakan hanya 0,1 persen dari keseluruhan unit yang terjual
4. Tercatat sudah terjadi lebih dar 35 kasus Galaxy Note 7
terbakar saat diisi baterainya
5.
Recall
6. Berbagai negara – negara besar turut melarang penggunaan
smartphone samsung galaxy note 7 di berbagai maskapai penerbangan yang ada di
negara tersebut(As, Eropa, Uni emirat arab, Thailand, Jepang, Tiongkok, Malaysia, Singapura, Australia dan
India)
Dari 6 kata atau kalimat kunci yang di ambil dari laporan
kasus ledakan samsung galaxy note 7 di atas merupakan hal yang terpenting dan
hal yang harus segera di tangani agar tidak memiliki dampak yang berkelanjutan
bagi perusahan samsung di penjualan produk smartphone tipe selanjutnya atau
penjualan samsung galaxy note 7 setelah penarikan.
Dari kata atau kalimat kunci yang di paparkan di atas
merupakan hal yang harus segera di tangan dikarenakan berbagai pertimbangan
tertentu, “Galaxy
Note 7 yang terbakar, hal tersebut Diduga akibat permasalahan baterai dan Jumlah Galaxy Note 7 yang terdampak masalah baterai
diperkirakan hanya 0,1 persen dari keseluruhan unit yang terjual dari kejadian tersebut Tercatat sudah terjadi lebih dar 35 kasus Galaxy Note 7
terbakar saat diisi baterainya,
sebagai perusahan yang bertanggung jawab Recall merupakan
langkah yang baik bagi keselamatan pengguna samsung galaxy note 7 dikarenakan
0,1 persen baterai yang beredar tersebut masih bermasalah dan akan menimbulkan
efek ledakan yang serupa dan Berbagai negara –
negara besar turut melarang penggunaan smartphone samsung galaxy note 7 di
berbagai maskapai penerbangan yang ada di negara tersebut (As, Eropa, Uni
emirat arab, Thailand, Jepang, Tiongkok,
Malaysia, Singapura, Australia dan India) merupakan hal yang sudah seharusnya
dilarang dikarenakan dengan adanya perubahan tekanan udara yang terjadi di
dalam maskapai penerbangan dapat lebih cepat membuat ledakan terjadi pada
kesalahan – kesalahan baterai sepertihalnya galaxy note 7.
3.2 Bagaimana efektifitas media massa sebagai kekuatan Humas
Perusahan Samsung dalam meningkatkan citra positif Galaxy Note 7 melalui
Periklanan?
Media
massa merupakan media yang mempu memberikan informasi kepada khalayak luas
secara serempak dalam satu waktu yang bersamaan. Sebagai seorang humas di
perusahan samsung, dalam melakukan periklanan untuk mengembalikan cintra
positif smartphone samsung galaxy note 7 paska ledakan, pemilihan media massa
yang tepat merupakan hal yang seharusnya dipertimbangkan dengan baik.
Dalam
menangani kasus ledakan yang di alami perusahan kami yaitu samsung galaxy note
7, kami selaku humas perusahan samsung lebih memilih media massa elektronik (
televisi ) sebagai media yang utama dalam melakukan periklanan terkait inovasi baterai
samsung galaxy note 7 yang terbaru. Media televisi ini kami pilih dikarenakan
atas pertimbangan tertentu, diantaranya :
1. Perusahan samsung memiliki publik
eksternalnya cukup luas
2. Pesan yang disampaikan melalui
periklanan lebih efektif
3. Pesan yang ditampilkan berupa
audiovisual
Dan bukan hanya itu, dengan media televisi, kita humas
perusahan juga akan melakukan periklanan dengan menggunakan berbagai teori
komunikasi seperti halnya teori agenda seting. yang dimana lebih mengungulkan produk baterai terbaru
dari samsung galaxy note 7.
Karena model agenda setting ini mengasumsikan adanya
hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan
dengan perhatian yang di berikan khalayak pada persoalan itu. Singkatnya apa
yang di anggap penting oleh media, akan dianggap penting juga bagi msyarakat.
(rakhmat, 2005:68)
Stephen
W. Littlejohn mengutip Rogers & Dearing dalam buku “Teknik Praktis Riset Komunikasi” mengatakan bahwa:
Fungsi agenda setting merupakan proses linear yang
trdiri dari tiga bagian. Pertama, agenda media itu sendiri harus disusun oleh
awak media. Kedua agenda media dalam beberapa hal mempengaruhi atau
berinteraksi dengan agenda publik atau naluri publik terhadap pentingnya isu,
yang nantinya mempengaruhi agenda kebijakan. Ketiga, agenda kebijakan (policy)
adalah apa yang dipikirkan para pembuat kebijakan publik dan privat penting
atau pembuatan kebijalan publik yang dianggap penting oleh publik. (kriyantono,
2007:221).
Dari penjelasan tentang model agenda seting tersebut,
kita sebagai humas perusahan samsung akan melakukan kerjasama dengan berbagai
media relasi (media televisi) di berbagai kota, negara dimana tempat produk
samsung galaxy note 7 di pasarkan secara resmi agar konsumen atau publik
eksternal perusahan samsung kembali percaya akan samsung gaaxy note 7. Dan ini
akan benar – benar berhasil apabila semua persoalan yang dialami samsung galaxy
note 7 seperti ledakan sudah tidak ada laporan lagi. Dikarenakan periklanan
disini tujuanya untuk meningkatkan citra positif samsung galaxy note 7 paska
insiden ledakan, aga tidak memperburuk produk samsung galaxy note 7 di pasar
smartphone paska Recall atau penjualan smartphone samsung tipe
selanjutnya.
3.3 Bagaimana
hambatan-hambatan yang di hadapi Humas Perusahan Samsung dalam melakukan
periklanan Galaxy Note 7 paska tragedi ledakan?
Hambatan – hambatan yang akan dialami oleh kita sebagai
humas perusahan samsung dalam melakukan periklanan memang begitu besar,
dikarenakan, kita akan mengiklankan atau memperkenalkan suatu produk yang
kepada khalayak yang dimana produk tersebut telah diberitakan gagal diberbagai
media massa, dan juga dalam periklanan tersebut, kita sebagai humas dituntut
agar bisa mampu untuk meyakinkan khalayak luas tentang samsung galaxy note 7
paska recall memiliki baterai yang lebih canggih dari semua smartphone
lainya di dunia. Hal ini memang sedikit terlihat sulit, dan apabila khalayak
kembali percaya atau citra samsung galaxy note 7 baik lagi di masyarakat, untuk
membeli kembali produk samsung galaxy note 7 tersebut bisa dikatakan kecil
kemungkinan.
3.4
Apa saja usaha-usaha Humas Perusahan
Samsung dalam menangani masalah saat mengiklankan Samsung Galaxy Note 7 untuk
meningkatkan citra Perusahan?
Periklanan merupakan sebuah proses komunikasi yang
bertujuan untuk membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi
pihak pembuat iklan. Sedangkan kami sebagai humas perusahan samsung,
melakukan periklanan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan,
sikap, pendapat, pemikiran konsumen yang berkaitan dengan suatu produk perusahan kami , tujuan periklanan ini
bermuara pada upaya untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam kembali percaya akan produk samsung galaxy note 7
yang kita tawarkan.
Usaha – usaha kita sebagai humas perusahan samsung dalam
menangani masalah saat mengiklankan samsung galaxy note 7 adalah dimana produk
samsung galaxy note 7 belum semuanya di tarik/recall harus segera di
tarik kembali ke perusahan, dikarenakan, produk tersebut merupakan produk yang
harus di perbaiki, agar saat khalayak yang merespon baik iklan yang kita
sampaikan tidak terbentur dengan produk yang belum diperbaiki.
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
4.1 Dalam menangani kasus ledakan yang di
alami perusahan kami yaitu samsung galaxy note 7, kami selaku humas perusahan
samsung lebih memilih media massa elektronik ( televisi ) sebagai media yang
utama dalam melakukan periklanan terkait inovasi baterai samsung galaxy note 7
yang terbaru. Media televisi ini kami pilih dikarenakan atas pertimbangan
tertentu, diantaranya “Perusahan samsung memiliki publik eksternalnya cukup
luas, Pesan yang disampaikan melalui periklanan lebih efektif, Pesan yang
ditampilkan berupa audiovisual”
kita
humas perusahan juga akan melakukan periklanan dengan menggunakan berbagai
teori komunikasi seperti halnya teori agenda seting. yang dimana lebih mengungulkan produk baterai
terbaru dari samsung galaxy note 7. Karena model agenda setting ini
mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media
pada suatu persoalan dengan perhatian yang di berikan khalayak pada persoalan
itu. Singkatnya apa yang di anggap penting oleh media, akan dianggap penting
juga bagi msyarakat
Usaha
– usaha kita sebagai humas perusahan samsung dalam menangani masalah saat
mengiklankan samsung galaxy note 7 adalah dimana produk samsung galaxy note 7
belum semuanya di tarik/recall harus segera di tarik kembali ke
perusahan, dikarenakan, produk tersebut merupakan produk yang harus di
perbaiki, agar saat khalayak yang merespon baik iklan yang kita sampaikan tidak
terbentur dengan produk yang belum diperbaiki.
Daftar
Pustaka
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si , Dra. Lukiati Komala, M.Si dan Dra. Siti Karlinah,
M.SI. komunikasi massa suatu pengantar. Edisi revisi
No comments:
Post a Comment