Hipnotis seringkali dipahami sebagai suatu hal yang
terkait dengan magis atau mistik, terutama ketika kita menerima informasi hanya
sepotong demi sepotong. Tayangan pertunjukkan Hipnotis di layar kaca seringkali
hanya potongan dari suatu informasi dan proses tentang Hipnotis secara
keseluruhan.
Untuk memahami bagaimana proses Hipnotis terjadi,
kita harus memahami bagaimana cara kerja kesadaran (mind) manusia.
Manusia memiliki 2 area kesadaran, yaitu : Pikiran
Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Mind).
Ada juga yang menyebutnya sebagai alam sadar dan alam bawah sadar.
Conscious Mind adalah area pikiran yang bersifat
logis, rasional, dan kritis, atau seringkali (walaupun kurang tepat) disebut
sebagai otak kiri.
Subconscious Mind adalah area pikiran yang lebih ke
arah emosional, relatif kurang kritis (netral), dan di area inilah letaknya
memori, belief system, dan juga self image.
Manusia ketika berpikir atau bereaksi terhadap suatu
hal, selalu dipengaruhi oleh kedua sisi area pikiran ini, dan area yang
memiliki dominasi lebih besar adalah Subconscious Mind. Sebuah buku bahkan
mengatakan bahwa Subconscious Mind memiliki kontribusi sebesar 88%, sedangkan
Conscious Mind memiliki kontribusi 12%. Hal ini seringkali digambarkan sebagai
fenomena gunung es, dimana bagian yang tampak di permukaan hanyalah bagian yang
kecil, dan ini menggambarkan pikiran sadar (Conscious Mind), sedangkan bagian
yang lebih besar atau Subconscious Mind justru terletak jauh di bawah
permukaan.
Berdasarkan penjelasan ini, maka mudah dipahami
mengapa manusia seringkali bertindak tidak logis, misalkan dalam kasus Phobia.
Jawabannya jelas, karena faktor yang mempengaruhi justru adalah hal-hal yang
terdapat di dalam Subconscious Mind.
Dalam peristiwa Hipnotis, seorang Hypnotist memiliki
keterampilan agar seseorang membuka Subconscious Mind-nya dan selanjutnya
ketika diberikan sugesti, maka sugesti itu cenderung akan diterima oleh sisi
pikiran ini dengan apa adanya atau “netral”, walaupun sugesti ini mungkin tidak
masuk akal bagi pikiran kritis (Conscious Mind) atau pikiran normal dalam
pandangan awam.
Demikian juga dalam kasus Hipnotis panggung atau
Stage Hypnotism yang seringkali mempertunjukkan hal-hal yang mungkin tidak
masuk akal, bagaimana sesesorang kehilangan namanya sendiri, bagaimana
seseorang dapat melihat hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh orang lain,
bagaimana seseorang tiba-tiba menari-nari ketika mendengar suara musik
tertentu, dimana hal ini memiliki penjelasan yang sama, yaitu sisi Subconscious
Mind menerima sugesti tertentu dari sang Hypnotist, sehingga menghasilkan efek
hiburan.
Dalam kasus Hipnoterapi juga terjadi hal yang sama,
seorang Hipnoterapis menggunakan Hipnotis untuk keperluan terapi, yaitu
melakukan pemrograman ulang terhadap Subconscious Mind, sehingga terjadi apa
yang disebut sebagai penyembuha
No comments:
Post a Comment