Istilah geopolitik terus
berkembang dan menjadi kian populer, utamanya pada masa imperialis. Para
imperialis pun memahami geopolitik sebagai bagian dari pengetahuan imperial
barat yang berurusan dengan hubungan antara bumi secara fisik dan politik
(O’Loughlin, 1994). Para imperialis ini cenderung untuk mengutamakan pengaruh
yang ditimbulkan oleh kondisi fisik geografis terhadap kebijakan luar negeri
suatu negara. Mereka diantaranya adalah Alfred Mahan, Friedrich Ratzel, Halford
Mackinder, dan Karl Haushofer. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai mereka
satu per satu.
Yang pertama adalah Alfred
Mahan (1840-1914). Beliau adalah seorang sejarawan sekaligus angkatan laut
Amerika. Baginya penaklukan wilayah laut merupakan bagian dari pengamanan
kepentingan nasional. Amerika Serikat menggunakan doktrin Mahan sebagai panduan
saat angkatan laut Amerika mencoba menaklukan wilayah laut yang lain.doktrin
tersebut beliau tuangkan dalam bukunya The Influence of Sea Power Upon
History(1890) yang kemudian sangat mempengaruhi kebijakan-kebijakan
kelautan di AS. Menurutnya ekspansi dari melalui jalur laut sangan berpengaruh
pada kekuatan nasional, tanpa perlu benar-benar mengokupasi wilayah tersebut.
Ssehingga yang diperlukan hanyalah sebatas dapat mengawasi wilayah tersebut, agar
negara dapat memproyeksikan kekuatan yang diperlukan.
Kemudian yang kedua adalah
Friedrich Ratzel (1844-1904), seorang geograf yang berasal dari Jerman.
Terlihat jelas bahwa pemikiran beliau terpengaruh oleh konsepsi sosial
Darwinisme, seperti apa yang tertuang dalam bukunya Political Geography (1897),
bahwa negara meruapakan organisme hidup yang harus berjuang supaya dapat tetap
bertahan dengan negara-negara lain. Dan mengenai Jerman sendiri, menurutnya
Jerman harus tetap eksis dengan cara memperluas wilayah. Mungkin inilah yang
kemudian menjadi dasar kebijakan Hitler melalui partai Nazi-nya.
Yang ketiga, Halford Mackinder,
seorang berkebangsaan Inggris yang hidup pada masa Perang Boer, dimana pada
saat itu kekuatan pasukan Inggris merosot, sehingga kemudian Mackinder merasa
perlu untuk mengkaji fenomena tersebut. Menurutnya keseimbangan kekuatan
politik, kapanpun, merupakan hasil dari kondisi geografis, ekonomi, dan
strategi di satu sisi, dan jumlah relatif dari sumber daya manusia yang
berkualitas di sisi lain (Tuthail, et al, 1998). Dan perlu bagi masyarakat
untuk dapat menvisualisasikan kondisi geografi, tujuannya adalah agar
masyarakat mampu berpikir imperialis.
Yang keempat, yakni Kark
Haushofer (1896-1946), salah satu pendiri school of German geopolitical.
Haushofer yang pernah menjadi komando militer, bermisi untuk pergi ke Jepang,
meskipun sebenarnya beliau takut akan kesatuan negara Jepang yang sangat anti
demokrasi dan berorientasi militer (Dorpalen, 1942). Ia mneyukai kedisiplinan
serta kepatuhan dan rasa berbakti orang-orang Jepang kepada pemimpin mereka.
Inilah yang ingin beliau praktekkan di Jerman. Akan tetapi beliau sedikit
kecewa dengan hasil Perjanjian Versailles di akhir Perang Dunia I yang
seolah-olah membuat wilayah Jerman justru kian sempit. Oleh karena itu kemudian
ia merasa bahwa Jerman membutuhkan Lebensraum, sebuah kebijakan
yang digunakan untuk memperluas wilayah. Baru pada 1942 ia membacaZeitschrift
fur Geopolitik (Journal of Geopolitics), yang membuatnya
kemudian berpikiran bahwa geopolitik adalah studi batas-batas wilayah di bumi
oleh adanya proses politik dan institusi. Geopolitik dapat menyebabkan
timbulnya prediksi-prediksi yang menyajikan pandangan realistis tentang keadaan
dunia dari waktu ke waktu.
Dalam dunia kontemporer, studi
geopolitik masih terus berkembang. Tanpa harus sadar kondisi geografis di
sekitarnya, manusia tetap akan memiliki kemampuan untuk memprediksi dan bahkan
meramalkan apa yang mungkin terjadi. Geopolitik juga memberikan gambaran juga
menawarkan hubungan antara kondisi lokal, dinamika regional, juga sistem global
secara keseluruhan.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa para imperialis geopolitik pada masa awal, baik Alfred Mahan,
Friedrich Ratzel, Halford Mackinder, dan Karl Haushofer memiliki cirri dan
fokus pandangan mereka masing-masing. Alfred Mahan berfokus pada pentingnya
kekuatan kelautan. Friedrich Ratzel berfokus pada perluasan wilayah kekuasaan
atau Lebensraum, sedangkan Halford Mackinder dan Kate Haushofer
hampir sama, berfokus pada kekuatan wilayah daratan geografis.
Referensi:
Dorpalen, A. 1942. The
World of General Haushofer: Geopolitics in
Action.Farrar and Rinehart: New York
Mahan, A. 1957. The
Influence of Seapower Upon History. Hill and Wang: New York.
O’Loughlin, J.
1994. Dictionary of Geopolitics. Greenwood
Press: Westport.
Tuathail, Geroid O & Dalby,
Simon & Routledge, Paul. 1998. The Geoppolitics Reader. Routledge:
London and New York
No comments:
Post a Comment