Friday, April 7, 2017

MAKALAH KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok. Contoh guru mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara individu dengan kelompok.

Kelompok  sosial dapat berupa kelompok sosial primer dan kelompok sosial  sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer dengan hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan kelompok sosial sekunder adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan yang berbeda.  Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.

Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat.

Perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu  masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, sususnan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.


B.     Rumusan Masalah
1.      Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial?
2.      Apa faktor pembentuk kelompok sosial?
3.      Apakah ciri-ciri kelompok sosial?
4.      Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?
5.      Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok  sosial?
C.    Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas  tentang dorongan yang menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses terbentuknya norma-norma kelompok sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas wawasan dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam masyaraka













BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok Sosial menurut para pakar
1.      Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan yang hidup bersama karena adanya hubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
2.      Menurut Hendro Puspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan bersama.
3.      Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

B. Tipe-Tipe Kelompok Sosial
1. Klasifikasi Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Tipe-tipe kelompok sosial dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau atas dasar berbagai kriteria ukuran antara lain: ukuran besar kecilnya jumlah anggota kelompok, ukuran atas dasar derajat interaksisosial dalam kelompok sosial, kepentingan dan wilayah, berlangsungnya suatu kepentingan.
2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Dalam masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar seks, ras, kekerabatan, usia, serta pekerjan yang keanggotaannya bersifat sukarela. Dengan demikian,terdapat terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi individu sehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial yang tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu sebagai anggota suatu kelompok sosial.
3. In-Group dan Out-Group
In Group adalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Out Group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan  sebagai lawan dari in group. Perasaan in group atau out group didasari dengan sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok lainnya.
4 Kelompok Primer (primary group) dan Kelompok Sekunder (secondary Group)
Kelompok Primer atau face to face group merupakan kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal  serta ada kerja sama yng erat. Contohnya: keluarga, teman sepermainan dan lain-lain.
Kelompok Sekunder adalah kelompok yang terdiridari banyak orng, yang sifat hubungannya tidak berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga tidak langeng. Contohnya: hubungan kontrak jual beli.
5. Paguyuban (gemeinschaft) dan Patembayan (gesellschaft)
Paguyuban (gemeinsschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama, dimana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah d kodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam kekuarga, kelompok kekerabatan, rukun tetengga dan lain-lain. Patembayan (gesellschaft) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya untuk jangka waktu pendek. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contohnya adalah ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik dan lain-lain.
6. Formal Group dan Informal Group
Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota anggotanya untuk mengatur hubungan antarsesama. Contohnya: organisasi. Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tesebut biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulang kali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama. Contohnya klik (clique)
7. Membership Group dan Reference Group
Membership group merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Reference group ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan prilakunya.
8. Kelompok Okupasionl dan Volunter
Kelompok Okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Contohnya: kelompok profesi seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia dan lain-lain. Kelompok Volonter adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotany secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.
C. Kelompok-kelompok Sosial yang tidak Teratur
1. Kerumunan (crowd)
Kerumunan (crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu  tempat, pada waktu yang bersamaan. Bentuk kerumunan dalah formal dn ekspresif (direncanakan). Kerumunan bersifat sementara, yaitu tidak menyenangkan, keadaan panik. Berlawanan dengan norma hokum (emosional dan immoral).
2. Publik
Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya.
D. Masyarakat Pedesaan (rural community) dan Masyarakat Perkotaan (urban community)
1. Masyarakat Setempat (community)
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, yang menunjuk  pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi disebut sebagai masyarakat setempat.
2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat
Dalam mengadakan klasifikasi masyarakat setempat, dapat digunakan empat criteria yang saling berpautan,  yaitu:
Jumlah penduduk
Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat
Organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan
3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan yaitu:
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Perkotaan
Warga memiliki hubungan yang lebih erat
Jumlah penduduknya tidak tentu
Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar kekeluargaan
Bersifat individualis
Umumnya hidup dari pertanian
Pekerjaan lebih bervariasi, lebih tegas batasannya dan lebih sulit mencari pekerjaan
Golongan orang tua memegang peranan penting
Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda dengan golongan orang tua
Dari sudut pemerintahan, hubungan antara penguasa dan rakyat bersifat informal
Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi
Perhatian masyarakat lebih pada keperluan utama kehidupan
Perhatian lebih pada penggunaan kebutuhan hidup yang dikaitkan dengan masalah prestise
Kehidupan keagamaan lebih kental
Kehidupan keagamaan lebih longgar
Banyak berurbanisasi ke kota karena ada faktor menarik dari kota
Banyak migran yang berasal dari daerah dan berakibat negative di kota, yaitu pengangguran, naiknya kriminalitas, persoalan rumah dan lain-lain

E. Kelompok-kelompok Kecil (small group)
Small group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri  paling sedikit dari dua orang, dimana orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri penting baginya.

F. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial, setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan. Perubahan dalam kelompok sosial, ada yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan secara cepat.






















BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
            Dalam melakukan sesuatu, manusia biasanya didasari pada dorongan-dorongan tertentu. Sehingga dengan dorongan yang timbul tersebut manusia menjadi bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkannya.

            Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :
a.       Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya  tidak mungkin akan terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial, hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa aman.

b.      Dorongan untuk meneruskan keturunan
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapai

c.       Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.


B.     Faktor pembentuk Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

1.      Kedekatan
        i.            Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal.
Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

      ii.            Kedekatan geografis daerah asal
Ketika seseorang merantau ke suatu tempat dan bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama, maka orang tersebut merasa ada ikatan batin, meskipun semula belum saling mengenal ketika masih di daerah asal.

2.      Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain.

Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
a.       Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai kepentingan yang sama tersebut.
b.      Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.

c.       Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.

C.    Ciri-ciri Kelompok Sosial
1.      Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
Suatu kelompok sosial akan dapat dibedakan dengan kelompok sosial yang lain, misalnya kelompok formal dengan informal.

2.      Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
Setiap anggota dalam kelompok sosial tentunya memiliki peran masing masing, baik itu secara tertulis atau secaratidak tertulis

3.      Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
Dalam hubungan antar anggota dalam suatu kelompok sosial ada norma, hukum, peraturan, maupun kode etik sesuai dengan jenis kelompok sosialnya.

4.      Memiliki kepentingan bersama
Kelompok sosial terbentuk pastinya ada tujuan yang melatarbelakangi yang salah satunya adalah kesamaan kepentingan, sehingga diharapkan dengan kepentingan yang sama tersebut dapat diusahakan secarabersama-sama.

5.      Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial. Dengan adanya interasi dan komunikasi sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ ggasannya demi mencapai tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut.
D.    Pembentukan Norma Kelompok
Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.


E.     Arti Penting Hidup Berkelompok
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial. Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan suatu urusan, tugas atau  tujuan dengan cara bekerja sama. Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok , setiap anggota mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah pembagian tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal. Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa  hidup berkelompok sangat penting untuk mempermudah memenuhi kebutuhan hidup.






















BAB IV
KESIMPULAN

  Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok sosial:
a.       Dorongan untuk mempertahankan hidup
b.      Dorongan untuk meneruskan keturunan
c.       Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja

2.      Faktor pembentuk kelompok sosial?
a.       Kedekatan
                                  i.            Kedekatan geografis tempat tinggal
                                  ii.            Kedekatan geografis daerah asal
b.      Kesamaan
                                   i.            Kesamaan kepentingan
                                   ii.            Kesamaan keturunan
                                   iii.            Kesamaan nasib

3.      Ciri-ciri kelompok sosial:
a.       Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan manusia yang lain.
b.      Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu.
c.       Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para anggotanya.
d.      Memiliki kepentingan bersama
e.       Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

4.      Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk
Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
5.      Arti penting hidup berkelompok dalam kelompok  sosial:
Bahwa  hidup berkelompok pada kelompok sosial sangat penting untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhan hidup.




















DAFTAR PUSTAKA

Soekanto,  Surjono.  2006.  Sosiologi  Suatu  Pengantar.  Jakarta:  PT  RajaGrafindoPersada.
http:\\id.wikipedia.com\kelompok-sosial\
Myazinda.  2008.  Kelompok  Sosial  dan  Kehidupan  Masyarakat.  (Online)
Tersedia:http://indososiology.blogspot.com/2008/03/tipe-tipe-kelompok-sosial.html.(12 Oktober 2008).



No comments:

Post a Comment