Saturday, April 8, 2017

MAKALAH PERAN MEDIA CETAK “KORAN” DALAM MEMBERITAKAN FENOMENA KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
      Hampir semua kegiatan manusia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi, sejak bangun tidur sampai tertidur lagi. Dalam buku The Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice, Berlo mengatakan bahwa, “Bukti riset menunjukkan bahwa 70 persen orang Amerika menghabiskan waktu kerjanya untuk berkomunikasi, baik mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.” (Berlo, 1960:1)
      Perkembangan media massa saat ini erat kaitannya dengan komunikasi, disadari atau tidak bahwa manusia selalu melakukan interaksi sosialnya melalui komunikasi, baik lisan maupun tulisan untuk menyampaikan suatu informasi secara langsung atau tidak langsung. Sehingga dengan seiring perkembangan teknologi komunikasi tersebut media massa pun terbagi menjadi media cetak dan media elektronik yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
         Media massa, baik media cetak (printed media) atau media elektronik (electronic media) memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing dalam menyampaikan informasi. Yang termasuk media massa cetak adalah koran atau suratkabar, tabloid, majalah, buku, newsletter, dan buletin. Sedangkan yang termasuk media massa elektronik yaitu radio, televisi, film, termasuk CD 2 (Compact Disk), dan internet. Manusia sebagai penggunanya harus pintar memanfaatkan informasi yang disajikan, agar mencapai tujuan yang diinginkan
      Surat kabar atau yang biasa disebut koran merupakan salah satu media informasiyang sangan dikenal oleh seluruh masyarakat indonesia maupun di dunia. Sebelum adanya media elektronik seperti Televisi dan Radio, surat kabar terlebih dahulu sudah ada. Fungsi surat kabar saat ini bukan hanya media penyimpanan informasi aja, namun sudah berkembang fungsinya sebgai media iklan, baik itu iklan produk maupun iklan jasa.


      Meskipun harus diakui bahwa budaya minat baca di Indonesia masih tergolong rendah, apalagi buku lebih mahal dibandingkan media jenis lainnya. Media elektronik lebih dekat dengan masyarakat kita, tak terkecuali mahasiswa, yang menyebabkan pengaruhnya jauh lebih besar dibandingkan media cetak. Namun Media cetak “koran” diyakini punya kekuatan yang maha dahsyat untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media cetak bisa menentukan perkembangan masyarakat seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan datang. Media cetak mampu mengarahkan, membimbing, dan memengaruhi kehidupan di masa kini dan masa datang
      Di indonesia sendiri media cetak “koran” sangat memiliki pengaruh tersendiri dalam menyampaikan informasi dan mempengaruhi khalayak masyarakat, hampir semua fenomena atau kejadian di indonesia selalu di muat di media cetak “koran”.  Seperti halnya fenomena yang saat ini banyak diperbincangkan di khalayak masyarakat seperti kebakaran hutan yang terjadi di berbagai daerah di indonesia.













1.2 Rumusan Masalah
1.    Apa itu komunikasi massa?
2.    Apa saja fungsi komunikasi massa dan bagaimana karakteristiknya?
3.    Apa itu media cetak” surat kabar”?
4.    Bagaimana peran media cetak”surat kabar” dalam memberitakan fenomena kebakaran hutan yang terjadi di indonesia?

1.3  Tujuan
1.    Untuk mengetahui apa itu komunikasi massa.
2.    Untuk mengetahui apa saja fungsi komunikasi massa dan bagaimana karakteristiknya.
3.    Untuk mengetahui apa itu media cetak “surat kabar”.
4.    Untuk mengetahui bagaimana peran media cetak “surat kabar” dalam memberitakan fenomena kebakaran hutan yang terjadi di indonesia.
















BAB II
LANDASAN TEORI


      Untuk mendukung pembuatan Makalah ini, maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup pembahasan sebagai landasan dalam pembuatan Makalah ini.

2.1 Pengertian Komunikasi Massa
        Menurut Bittner Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Jadi pada dasarnya komunikasi massa mengharuskan adanya media massa yang dapat menjangkau khalayak luas. Komunikasi massa bersifat satu arah, tidak langsung, terbuka kepada semua orang, pesan diterima secara serentak dan tersebar, maksudnya bahwa komunikan tidak berada dalam satu tempat melainkan tersebar di berbagai wilayah.
                                                                                                     
Komunikasi Massa menurut Wrigh seperti yang di kutip komala dalam (rakhmat, 2003: 189)
                                                                                                                                      Menurut wrigh, bentuk komunikasi dapat di bedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut:  diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikato cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.


2.2  Karakteristik Komunikasi Massa

a)    Komunikator Terlembagakan
Berarti bahwa komunikasi massa malibatkan lembaga dan organisasi yang kompleks. Pesan yang akan disampaikan akan diproses oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu lembaga sebelum sampai ke komunikan.
b)    Pesan Bersifat Umum
Komunikasi Massa bersifat terbuka yang berarti pesan yang disampaikan ditujukan untuk semua orang dan pesan bersifat umum.
c)    Komunikan Bersifat Anonim dan Heterogen
Dalam komunkasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak bertatap muka. Selain itu komunikan bersifat heterogen karena terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang berbeda
d)    Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Jumlah sasaran atau khalayak yang dicapai banyak dan tidak terbatas. Komunikasi terjalin secara bersamaan sehingga komunikan pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama.
e)    Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Komunikasi memiliki dimensi isi yang menunjukkan isi komunikasi dan dimensi hubungan yang menunjukkan bagaimana berkomunikasi. Dalam komunikasi massa komunikator mementingkan isi dari pesan yang akan disampaikan karena komunikator tidak mengenal para komunikannya.
f)     Bersifat Satu Arah
Dalam komunikasi massa tidak ada hubungan timbal balik seperti pada komunikasi interpersonal karena penggunaan media massa yang tidak memungkinkan adanya tanggapan dari para penerima pesan. Dalam hal ini komunikator mengendalikan arus informasi karena antara komunkator dan komunikan tidak bertatap muka secara langsung.
g)    Stimuli (Rangsang) Alat Indra Terbatas
Pada komunikasi massa stimuli alat indra tergantung pada jenis media massa yang digunakan. Contohnya seperti radio maka komunikan hanya akan dapat mendengar pesan yang disampaikan dalam hal ini penerima pesan hanya menggunakan indra pendengar mereka untuk menangkap maksud komunikator.
h)    Feedback Delayed and Indirect
Umpan Balik (feedback) tertunda (delayed) karena membutuhkan waktu untuk sampai kepada komunikator sedangkan bersifat tidak langsung (indirect) karena komunikasi menggunakan media massa yang tidak memungkinkan untuk menerima umpan balik secara langsung.


2.3  Model – Model Komunikasi Massa

a)    Model Jarum Suntik (Hypodermic Needle Model)
Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu dari media massa lanngsung pada khalayak sebagai massa audience. Model ini mengasumsikan, media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang amat kuat atas massa audience. Model Hypodemic Needle cenderung sangat melebihkan peranan komunikasi massa dengan media mass
b)    Model Alir Dua Tahap (two-step flow model)
Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai massa audience secara langsung, sebagian besar malahan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari media massa kepada orang-orang tertentu di antara mass audience (opinion leaders) yang bertindak selaku gate-leaders. Dari sini pesan-pesan media ditentukan kepada anggota-anggota mass audience yang lain sebagai tahap yang kedua sehingga pesan-pesan media akhirnya mencapai seluruh penduduk.
c)    Model Alir Satu Tahap (one-step flow model)
Hampir serupa dengan Model Hypodermic Needle, model alir satu tahap ini menyatakan, saluran-saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada mass audience, dalam arti pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leaders. Namun, berbeda dengan Model Hypodermic Needle, model alir satu tahap mengakui, bahwa pesan-pesan komunikasi penerima-penerima yang seluruhnya sama. Efek yang ditimbulkan juga tidak selalu sama untuk masing-masing penerima.
d)    Model Alir Banyak Tahap (multi-step flow model)
Model alir banyak tahap merupakan golongan dari semua model. Model ini menyatakan, pesan-pesan media massa menyebar kepada khalayak melalui suatu interaksi yang amat kompleks. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam penerusan (relaying) secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat (opinion leaders) maupun melalui situasi saling berhubungan antara anggota khalayak.

2.4  Surat Kabar

Pengertian Surat Kabar
Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikan dengan pers. Namun, karena pengertian pers sudah semakin luas, dimana televisi dan radio sekarang ini sudah dikategorikan sebagai pers juga, maka muncul pengertian pers dalam arti luas dan sempit. Dalam pengertian pers luas pers meliputi seluruh media massa, baik cetak maupun elektronik. Sedangkan dalam arti sempit, pers hanya melipui media massa tercetak saja, salah satunya adalah surat kabar. Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan surat kabar adalah :

“Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan  serta diedarkan secara umum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan”(Junaidi, 1991 : 105).

Definisi surat kabar menurut George Fox Mott yaitu :
1.    Suatu lembaga masyarakat yang punya fasilitas dan target masing-masing.
2.    Suatu pelayanan masyarakat atau melayani masyarakat untuk kepentingan-kepentingan informasi.
3.    Pemimpin yang bertujuan untuk memimpin pada masyarakat yang menyangkut nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.
4.    Penghubung antara masyarakat dalam menyampaikan informasi-informasi.
5.    Penjual pengetahuan menyerap berbagai informasi dan pengetahuan lalu menyebarkannya kepada masyarakat       (Junaidi, 1991 : 105).

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Sementara pengertian surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy adalah :
“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa/actual, mengenal apa saja di seluruh dunia yang mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak pembaca”(Effendy, 1993 : 241).

Dari beberapa pengetian di atas, dapat disimpulkan bahwa surat kabar adalah sebuah lembaga penerbitan pers berupa lembaran cetak, memuat laporan yang terjadi di masyarakat secara periodik, bersifat umum dan mengandung nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.


2.5  Ciri-ciri Surat Kabar
Pada umumnya kalau kita berbicara mengenai surat kabar sebagai salah satu jenis media cetak, maka kita pun harus mengetahui ciri-ciri dari surat kabar itu sendiri, yaitu :
1.    Publisitas
Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.
2.    Perioditas (Kontinuitas)
Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.
3.    Universalitas
Universalitas adalah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia.
4.    Aktualitas
5.    Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 1986 : 120).
Demikianlah empat ciri surat kabar dapat dikatakan empat syarat yang harus dipenuhi surat kabar. Penelitian yang tidak mempunyai salah satu cirri saja dari keempat ciri tersebut, bukanlah surat kabar.


2.6 Fungsi Surat Kabar

Pada jaman modern sekarang ini, surat kabar tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsi surat kabar sekarang meliputi berbagai aspek, yaitu :
a.    Menyiarkan informasi
Adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.
b.    Mendidik
Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.
c.    Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.
d.    Mempengaruhi
Mempengaruhi adalah fungsinya yang keempat yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan (Effendy, 1986 : 122-123).

Selain hal tersebut di atas surat kabar sebagai media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat seperti dikatakan Oetomo ;

“Berbagai penelitian mengungkapkan orang mambaca surat kabar, hal itu merupakan sarana untuk hidup, pers menjadi perabot rumah tangga yang lebih dalam maknanya dari perabot meja dan kursi, pers menjadi sarana hidup sebab untuk hidup orang perlu mengetahui lingkungannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, untuk masyarakat semakin luas, kompak serta pesatnya perkembangan pers menjadi sarana disamping berbagai media massa lainnya”(Oetomo, 1986 : 47).

Arti pentingnya surat kabar terletak pada fungsi utamanya dalam melengkapi berita bagi para pembacanya, sebagai agen perubahan sosial. Menurut Schramm surat kabar atau pers dapat melakukan peran-peran sebagai berikut :
1.    Pers dapat memperluas cakrawala pemandangan. Melalui surat kabar orang dapat mengetahui kejadian-kejadian yang dialami di negara-negara lain.
2.    Pers dapat memusatkan perhatian khalayak dengan pesan-pesan yang ditulisnya. Dalam masyarakat modern gambaran kita tentang lingkungan yang jauh diperoleh dari pers dan media massa lainnya, masyarakat menilai menggantungkan pengetahuan pers dan media massa.
3.    Pers mampu meningkatkan aspirasi. Dengan penguasaan media, suatu masyarakat dapat mengubah kehidupan mereka dengan cara meniru apa yang disampaikan oleh media tersebut.
4.    Pers mampu menciptakan suasana membangun. Melalui pers dan media massa dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat, ia dapat memperluas cakrawala, pemikiran serta membangun simpati, memusatkan perhatian pada tujuan pembangunan sehingga tercipta suasana pembangunan yang serasi dan efektif (Rachmadi, 1990 : 17-18).

Dengan demikian surat kabar telah membawa banyak perubahan pada kehidupan individu dan masyarakatlewat berita-berita dan artikel yang disajikan, serta iklan-iklan yang ditawarkan dengan berbagai bentuk dan tulisan yang menarik, cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.


2.7  Fenomena Kebakaran Hutan di Indonesia

Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kaca mata ilmiah atau lewat disiplin ilmu tertentu. Fenomena terjadi di semua tempat yang bisa diamati oleh manusia.
Fenomena berasal dari bahasa Yunani; phainomenon, "apa yang terlihat", fenomena juga bisa berarti:
1. gejala, misalkan gejala alam
2. hal-hal yang dirasakan dengan pancaindra
3. hal-hal mistik atau klenik
4. fakta, kenyataan, kejadian

Kata turunan adjektif, fenomenal, berarti: "sesuatu yang luar biasa"









BAB III
PEMBAHASAN


3.1 Apa itu komunikasi massa?
      Menurut Bittner Komunikasi Massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Jadi pada dasarnya komunikasi massa mengharuskan adanya media massa yang dapat menjangkau khalayak luas. Komunikasi massa bersifat satu arah, tidak langsung, terbuka kepada semua orang, pesan diterima secara serentak dan tersebar, maksudnya bahwa komunikan tidak berada dalam satu tempat melainkan tersebar di berbagai wilayah.
                                                                                                     
Komunikasi Massa menurut Wrigh seperti yang di kutip komala dalam (rakhmat, 2003: 189)
                                                                                                                                                      Menurut wrigh, bentuk komunikasi dapat di bedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut:  diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikato cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.



3.2 Apa saja fungsi komunikasi massa dan bagaimana karakteristiknya?

1.    Karakteristik Komunikasi Massa

a)    Komunikator Terlembagakan
Berarti bahwa komunikasi massa malibatkan lembaga dan organisasi yang kompleks. Pesan yang akan disampaikan akan diproses oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu lembaga sebelum sampai ke komunikan.
b)    Pesan Bersifat Umum
Komunikasi Massa bersifat terbuka yang berarti pesan yang disampaikan ditujukan untuk semua orang dan pesan bersifat umum.
c)    Komunikan Bersifat Anonim dan Heterogen
Dalam komunkasi massa komunikator tidak mengenal komunikan (anonim) karena komunikasinya menggunakan media dan tidak bertatap muka. Selain itu komunikan bersifat heterogen karena terdiri dari berbagai kelompok masyarakat yang berbeda
d)    Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Jumlah sasaran atau khalayak yang dicapai banyak dan tidak terbatas. Komunikasi terjalin secara bersamaan sehingga komunikan pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama.
e)    Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Komunikasi memiliki dimensi isi yang menunjukkan isi komunikasi dan dimensi hubungan yang menunjukkan bagaimana berkomunikasi. Dalam komunikasi massa komunikator mementingkan isi dari pesan yang akan disampaikan karena komunikator tidak mengenal para komunikannya.
f)     Bersifat Satu Arah
Dalam komunikasi massa tidak ada hubungan timbal balik seperti pada komunikasi interpersonal karena penggunaan media massa yang tidak memungkinkan adanya tanggapan dari para penerima pesan. Dalam hal ini komunikator mengendalikan arus informasi karena antara komunkator dan komunikan tidak bertatap muka secara langsung.
g)    Stimuli (Rangsang) Alat Indra Terbatas
Pada komunikasi massa stimuli alat indra tergantung pada jenis media massa yang digunakan. Contohnya seperti radio maka komunikan hanya akan dapat mendengar pesan yang disampaikan dalam hal ini penerima pesan hanya menggunakan indra pendengar mereka untuk menangkap maksud komunikator.
h)    Feedback Delayed and Indirect
Umpan Balik (feedback) tertunda (delayed) karena membutuhkan waktu untuk sampai kepada komunikator sedangkan bersifat tidak langsung (indirect) karena komunikasi menggunakan media massa yang tidak memungkinkan untuk menerima umpan balik secara langsung.


2.    Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat
Fungsi Komunikasi Massa menurut Dominick (2002):

·         Pengawasan (Surveillance): Fungsi pengawasan dibagi menjadi 2 yaitu : warning or beware surveillance yaitu ketika terjadi ancaman seperti bencana alam, dll maka media akan melakukan fungsi peringatan kepada masyarakat. Dan instrumental surveillanceadalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan untuk membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
·         Penafsiran (Interpretation): Media massa memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting dengan tujuan mengajak khalyak luas untuk memperluas wawasan.
·         Pertalian (Linkage): Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat sehingga membentuk suatu pertalian berdasarkan kesamaan kepantingan dan minat.
·         Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of Values): Disebut juga dengan sosialisasi(sosialization) yaitu cara seseorang mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa berperan dalam menyebarkan nilai-nilai kepada masyarakat. Melalui nilai-nilai tersebut perilaku dan kepribadian seseorang dapat berubah seperti yang disampaikan oleh media.
·         Hiburan (Entertainment)




3.3 Apa itu media cetak” surat kabar”?
   Pengertian Surat Kabar
Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikan dengan pers. Namun, karena pengertian pers sudah semakin luas, dimana televisi dan radio sekarang ini sudah dikategorikan sebagai pers juga, maka muncul pengertian pers dalam arti luas dan sempit. Dalam pengertian pers luas pers meliputi seluruh media massa, baik cetak maupun elektronik. Sedangkan dalam arti sempit, pers hanya melipui media massa tercetak saja, salah satunya adalah surat kabar. Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan surat kabar adalah :

“Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan  serta diedarkan secara umum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan”(Junaidi, 1991 : 105).

Definisi surat kabar menurut George Fox Mott yaitu :
1.    Suatu lembaga masyarakat yang punya fasilitas dan target masing-masing.
2.    Suatu pelayanan masyarakat atau melayani masyarakat untuk kepentingan-kepentingan informasi.
3.    Pemimpin yang bertujuan untuk memimpin pada masyarakat yang menyangkut nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.
4.    Penghubung antara masyarakat dalam menyampaikan informasi-informasi.
5.    Penjual pengetahuan menyerap berbagai informasi dan pengetahuan lalu menyebarkannya kepada masyarakat       (Junaidi, 1991 : 105).

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Sementara pengertian surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy adalah :
“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa/actual, mengenal apa saja di seluruh dunia yang mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak pembaca”(Effendy, 1993 : 241).

Dari beberapa pengetian di atas, dapat disimpulkan bahwa surat kabar adalah sebuah lembaga penerbitan pers berupa lembaran cetak, memuat laporan yang terjadi di masyarakat secara periodik, bersifat umum dan mengandung nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.

2.5  Ciri-ciri Surat Kabar
Pada umumnya kalau kita berbicara mengenai surat kabar sebagai salah satu jenis media cetak, maka kita pun harus mengetahui ciri-ciri dari surat kabar itu sendiri, yaitu :
1.    Publisitas
Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.
2.    Perioditas (Kontinuitas)
Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.
3.    Universalitas
Universalitas adalah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia.
4.    Aktualitas
Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 1986 : 120).
Demikianlah empat ciri surat kabar dapat dikatakan empat syarat yang harus dipenuhi surat kabar. Penelitian yang tidak mempunyai salah satu cirri saja dari keempat ciri tersebut, bukanlah surat kabar.

2.6 Fungsi Surat Kabar
Pada jaman modern sekarang ini, surat kabar tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsi surat kabar sekarang meliputi berbagai aspek, yaitu :
a.    Menyiarkan informasi
Adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.
b.    Mendidik
Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.
c.    Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.
d.    Mempengaruhi
Mempengaruhi adalah fungsinya yang keempat yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan (Effendy, 1986 : 122-123).

Selain hal tersebut di atas surat kabar sebagai media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat seperti dikatakan Oetomo ;

“Berbagai penelitian mengungkapkan orang mambaca surat kabar, hal itu merupakan sarana untuk hidup, pers menjadi perabot rumah tangga yang lebih dalam maknanya dari perabot meja dan kursi, pers menjadi sarana hidup sebab untuk hidup orang perlu mengetahui lingkungannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, untuk masyarakat semakin luas, kompak serta pesatnya perkembangan pers menjadi sarana disamping berbagai media massa lainnya”(Oetomo, 1986 : 47).

Arti pentingnya surat kabar terletak pada fungsi utamanya dalam melengkapi berita bagi para pembacanya, sebagai agen perubahan sosial. Menurut Schramm surat kabar atau pers dapat melakukan peran-peran sebagai berikut :
1.    Pers dapat memperluas cakrawala pemandangan. Melalui surat kabar orang dapat mengetahui kejadian-kejadian yang dialami di negara-negara lain.
2.    Pers dapat memusatkan perhatian khalayak dengan pesan-pesan yang ditulisnya. Dalam masyarakat modern gambaran kita tentang lingkungan yang jauh diperoleh dari pers dan media massa lainnya, masyarakat menilai menggantungkan pengetahuan pers dan media massa.
3.    Pers mampu meningkatkan aspirasi. Dengan penguasaan media, suatu masyarakat dapat mengubah kehidupan mereka dengan cara meniru apa yang disampaikan oleh media tersebut.
4.    Pers mampu menciptakan suasana membangun. Melalui pers dan media massa dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat, ia dapat memperluas cakrawala, pemikiran serta membangun simpati, memusatkan perhatian pada tujuan pembangunan sehingga tercipta suasana pembangunan yang serasi dan efektif (Rachmadi, 1990 : 17-18).

Dengan demikian surat kabar telah membawa banyak perubahan pada kehidupan individu dan masyarakatlewat berita-berita dan artikel yang disajikan, serta iklan-iklan yang ditawarkan dengan berbagai bentuk dan tulisan yang menarik, cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.

3.4 Bagaimana peran media cetak”surat kabar” dalam memberitakan fenomena kebakaran hutan yang terjadi di indonesia?
Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh pakar jurnalisitik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita.
Menurut Paul De Massenner dalam buku “Here’s The News: Unesco Associate”, menyatakan :
News atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar”(Sumadiria, 2005:65).
Sedangkan Charnley dan James M. Neal, menuturkan :

“Berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak”(Errol Jonathans dalam Mirza, 2000:68-69; dalam Sumadiria, 2005:64).

Sedangkan berita menurut Edward Jay Friedlander dkk, dalam bukunya “Exellence in Reporting”, mengatakan :
News is what you should know that you don’t know. News is what has happened recently that is important to you in your daily life. News is what fascinates you, what excites you enough to say to a friend, ‘Hey, did you hear about...?’  News is what local, national, and international shakers and moversare doing to affect your life. News is the unexpected event that, fortunately or unfortunately, did happened.
Berita adalah apa yang harus anda ketahui dan yang tidak ketahui. Berita adalah apa yang terjadi belakangan ini yang penting bagi anda bagi kehidupan anda sehari-hari. Berita adalah apa yang menarik bagi anda, apa yang cukup menggairahkan anda untuk mengatakan kepada seorang teman,’Hey, apakah kamu sudah mendengar....?’ Berita adalah apa yang dilakukan oleh pengguncang dan penggerak lokal, nasional, dan internasional untuk mempengaruhi kehidupan anda. Berita adalah kejadian yang tidak disangka-sangka yang, untungnya atau sayangnya, telah terjadi“(Budyatna, 2006:39).

Definisi-definisi dari beberapa pakar di atas, lebih banyak bertitik tolak dari dunia surat kabar. Kenyataan itu tidak salah, hanya tidak lengkap karena media massa tidak hanya merujuk kepada surat kabar, tetapi juga mencakup radio, televisi, film, dan bahkan juga sekarang ini internet.
Dengan kata lain, berita tidak hanya merujuk pada pers atau media massa dalam arti sempit dan “tradisional”, melainkan juga pada radio, televisi, film, dan internet. Tak ada media tanpa berita, sebagaimana berita tanpa media. Berita telah tampil sebagai kebutuhan dasar (basic needs) masyarakat modern di seluruh dunia.

Klasifikasi Berita

Menurut AS Haris Sumadiria dalam bukunya “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature”, mengatakan :
“Berita dapat diklaifikasikan ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau tertutup.sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan tidak diduga. Selebihnya, berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang bermacam-macam”(Sumadiria, 2005:65).

Berita berat sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang mengguncang dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan, juga sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi,  seperti pesta pernikahan bintang film, atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja.
Berdasarkan sifatnya, berita terbagi atas berita diduga dan berita tak terduga. Menurut AS Haris Sumadiria dalam buku “Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature”, mengatakan :
“Berita diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Proses penanganan berita yang sifatnya diduga disebut making news. Artinya kita berupaya untuk menciptakan dan merekayasa berita (news engineering). Sedangkan berita tidak diduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak direncanakan, tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam. Proses penanganan berita yang sifatnya tidak diketahui dan tidak direncanakan, atau sifatnya tiba-tiba itu, disebut hunting news. Orangnya disebut sebagai pemburu (hunter)“(Sumadiria, 2005:66).

Namun berita yang terjadi saat ini merupakan penyampaian pesan yang dilakukan media cetak/surat kabar di indonesia cenderung menggunakan berita yang bersifat diduga atau berita yang direncanakan, dengan menggunakan tata cara penulisan piramida terbalik dan menggunakan beberapa teori komunikasi massa seperti agenda seting, difusi inovasi dan teori-teori lainya sehingga tampa di sadari mampu melahirkan fenomena / merubah perilaku dan pola pikir pada khalayak masyarakat yang ada di indonesia.









BAB IV
KESIMPULAN




      Menurut wrigh, bentuk komunikasi dapat di bedakan dari corak – corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut:  diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikato cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.
      Penyampaian pesan dalam komunikator terlembagakan, memiliki pesan yang umum atau dapat diterima semua khalayak, lebih mengutamakan isi pesan dari pada penerima pesan, pesan dilakukan secara serempak namun bersifat satu arah dan memiliki unpan balik yang lambat
      Surat kabar dalam penyampaian pesan kepada khalayak masyarakat, surat kabar di tuntut juga memberikan informasi yang bersifat mendidik masyarakat, menghibur, begitu juga mempengaruhi masyarakat ke arah yang lebih baik.
      Namun yang kita lihat saat ini media cetak” surat kabar” yang ada di indonesia, dalam memberitakan kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilaya di indonesia sangat dramatisir, sehingga menimbulkan berbagai konspirasi, dikarenakan pemberitaan yang dilakukan bersifat diduga atau direncanakan sehingga mampu menciptakan pengalihan isu negara.









SUMBER

Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si , Dra. Lukiati Komala, M.Si dan Dra. Siti Karlinah, M.SI.  komunikasi massa suatu pengantar. Edisi revisi
http://all-about-theory.blogspot.co.id/2010/10/pengertian-surat-kabar.html
https://panduanjurnalistik.wordpress.com/2014/03/07/235/
http://rosianadaily.blogspot.co.id/2013/04/resume-komunikasi-massa.html







No comments:

Post a Comment