Sunday, April 9, 2017

Mengenal Terumbu Karang di Indonesia, Jumlah Terumbu karang di Indonesia

Indonesia, Surga Terumbu Karang Dunia


Tahukah anda bahwa negeri Indonesia merupakan surga terumbu karang yang paling kaya seantero dunia?  Berbicara tentang Indonesia, nyatanya membuat saya tak henti-hentinya berdecak kagum. Jangankan membicarakannya, menyebut nama “Indonesia” saja rasanya seperti tersambar angin mamiri. Sejuk betul. Meski kini dunia kian rasis dan jiwa nasionalisme bangsa terus diuji, masih banyak hal, dari Sabang sampai Merauke, yang membuat saya bangga menjadi bangsa Indonesia karena Indonesiaku keren!
Selain memiliki pegunungan, hutan, sungai, dan pantai yang indah, masih ada lagi bagian lain dari alam Nusantara yang juga menyimpan pesona keindahan, yaitu alam bawah laut. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki lautan yang luasnya 70% dari total keseluruhan luas negaranya, perairan Indonesia menyimpan kekayaan terumbu karang terbaik dunia. Kelompok terumbu karang yang hidup berdampingan dengan sejenis tumbuhan alga, membentuk koloni karang yang terdiri atas ribuan hewan kecil, menjadikannya sebagai “surga” di bawah laut. Ditambah lagi dengan kawanan ikan-ikan yang beraneka warna, membuatnya semakin indah. Kekayaan biologi serta kejernihan airnya,  membuat kawasan Taman Laut Indonesia menjadi populer hingga ke mancanegara dan juga dikenal sebagai tempat wisata.
Terumbu Karang

Terumbu karang (coral reefs) merupakan salah satu ekosistem utama pesisir dan laut yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur khususnya jenis-jenis karang batu dan algae berkapur. Ekosistem ini memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Selain berperan melindungi pantai dari erosi, banjir pantai, dan peristiwa perusakan lain yang diakibatkan oleh fenomena air laut, terumbu karang juga mempunyai nilai ekologis sebagai habitat, tempat mencari makanan, tempat asuhan dan tumbuh besar, serta tempat pemijahan bagi berbagai biota laut.
Tak hanya bagi mahluk air, terumbu karang pun menjadi sumber protein bagi manusia lewat ikan-ikan yang tumbuh besar di wilayah ini. Di Indonesia, sekitar 60% protein nabati diperoleh dari ikan. Artinya, sekitar 120 juta orang bergantung pada pasokan ikan di perairan sebagai sumber pangan mereka. Hal ini belum termasuk menjadi sumber pendapatan sebesar 2.4 juta dollar AS dari bisnis perikanan dan 12 juta dollar AS dari bisnis pariwisata di Asia Tenggara, termasuk Pulau Komodo dan Kepulauan Raja Ampat. Ekosistem ini juga mempunyai produktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi, sehingga terumbu karang juga dikenal sebagai laboratorium untuk ilmu ekologi dan berpotensi sebagai bahan obat-obatan, anti virus, anti kanker dll.
Status Terumbu Karang Di Indonesia
Menurut catatan Greenpeace, luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875 kilometer persegi yang menyumbang 18% luas total terumbu karang dunia dan 65% luas total di coral triangle. Sebagian besar terumbu karang ini berlokasi di bagian timur Indonesia. Terumbu karang Indonesia memiki berbagai macam keanekaragaman hayati, tercatat ada lebih kurang 590 spesies karang keras, 76 yang mewakili lebih dari 95% jumlah spesies yang tercatat di Pusat Segitiga Terumbu Karang.
Di terumbu karang Indonesia terdapat populasi ikan dan biota laut lain yang banyak dan beraneka ragam dengan sedikitnya tercatat 2.200 spesies ikan karang di perairan Indonesia. Dari 2.200 spesies ikan karang, hanya 197 spesies yang dianggap endemik yang menunjukkan bahwa sebagian besar spesies mempunyai ruaya yang luas dan saling berhubungan di seluruh Kawasan Segitiga Terumbu Karang (Desiana Wahyu, dkk, 2013). Indonesia juga merupakan pusat keanekaragaman mangrove dan lamun di dunia, merupakan tempat bagi seperlima hutan mangrove dunia dan ekosistem lamun yang luas.
Menurut data pada survei COREMAP tahun 2007, terumbu karang Indonesia dinilai sangat sehat. Namun di tahun 2014, studi yang dilakukan para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 1.135 stasiun menunjukkan ada 30,4 persen lokasi terumbu karang berada dalam kondisi rusak. Hanya 27 persen lokasi terumbu karang yang diamati dinyatakan dalam kondisi baik. Meskipun begitu, Suharsono, peneliti utama bidang terumbu karang di LIPI, mengatakan terumbu karang yang rusak akibat peristiwa alam umumnya bisa kembali seperti semula. Kemampuan terumbu karang Indonesia untuk memulihkan diri setelah dihantam bencana tergolong sangat baik. Untungnya lagi, pelaksanaan program COREMAP II telah berhasil meningkatkan kondisi terumbu karang dalam keadaan baik (meningkat 2% secara tren nasional).
Indonesia Sebagai Segitiga Terumbu Karang

Segitiga terumbu karang atau disebut juga “Coral Triangle” merupakan wilayah perairan di daerah tropis dengan luas 5,7 km2 yang meliputi 6 Negara diantarannya adalah Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor Leste. Jika ditarik garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di ke-6 negara tersebut akan menyerupai segitiga. Itu sebabnya wilayah tersebut disebut sebagai segitiga karang dunia (coral triangle). Kawasan Segitiga terumbu karang ini merupakan habitat sekaligus rumah bagi separuh dari seluruh spesies karang. Pemerintah dari masing - masing ke 6 Negara bersama organisasi lingkungan dan penyandang dana, bersepakat dalam Inisiatif Segitiga Karang atau Coral Triangle Initiative untuk menangani berbagai ancaman dengan tujuan membentuk kelestarian terumbu karang, keberlanjutan perikanan dan ketersediaan pangan. Segitiga terumbu karang juga dapat dimanfaatkan untuk membangun perekonomian Indonesia. 
Penentuan kawasan Segitiga terumbu karang ini ditetapkan berdasarkan kriteria penemuan lebih dari 500 jenis karang di dalam wilayah perairan dari masing – masing Negara. Indonesia merupakan kawasan segitiga terumbu karang yang memiliki terumbu karang yang cukup baik diantaranya Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat. Jumlah jenis terumbu karang di Raja Ampat tersebut merupakan 75% dari seluruh jenis terumbu karang dunia yang pernah ditemukan. Walaupun Kepulauan Carribean di Amerika tengah dan Great Barrier Reef Marine Park di Australia sangat terkenal, kedua kawasan tersebut hanya memiliki sekitar 400 jenis karang.Beberapa kepulauan di Indonesia yang juga memiliki jenis karang cukup tinggi adalah Kepulauan Derawan, Kaltim (444 jenis karang), Pulau Banda (330 jenis), Nusa Penida, Komodo, Bunaken, Wakatobi dan Teluk Cendrawasih. Kepulauan tersebut juga merupakan tujuan utama wisata bahari, terutama untuk wisata selam dunia.
Meskipun begitu, ancaman yang terjadi di kawasan segitiga terumbu karang bisa terjadi kapan saja, baik yang berasal dari alam maupun dari aktivitas manusia seperti pembangunan pesisir, pencemaran yang berasal dari daerah aliran sungai, pencemaran dan kerusakan dari laut, dan penangkapan yang berlebihan. Harapannya, kita sebagai bangsa Indonesia juga kut berpartisipasi dalam melestarikan kehdupan Terumbu karang agar kekayaan Alam Indonesia tetap terjaga.

Sumber data :
The natural conservancy. 2010. Analisis Kelayakan Kesepakatan Konservasi Laut Segitiga Karang – Indonesia Temuan-Temuan Sementara – Versi Publik (V.2). the natural conservancy


No comments:

Post a Comment