I.
TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Teori
interaksionisme simbolik adalah salah satu dari teori aliran tradisi
sosiokultural yang memberikan pemahaman tentang apa yang dibuat dan dibangun
dalam sebuah percakapan. Bagaimana makna muncul dalam percakapan, dan bagaimana
simbol – simbol diartikan melalui interaksi. Teori – teori aliran ini
memberitahu pada kita tentang tema percakapan apa yang menyatukan manusia dan
bagaimana pelaku percakapan berbagi makna, dan juga berfokus pada bagaimana
pelaku komunikasi bekerjasama dalam sebuah cara yang tersusun untuk mengatur
pembicaraan mereka.
Interaksioneime
simbolik merupakan sebuah pergerakan dalam sosiologi, dimana berfokus pada cara
– cara manusia dalam membentuk makna dan susunan dalam masyarakat melalui
percakapan. Barbara Ballis Lal meringkaskan dasar – dasar pemikiran gerakan ini
:
- Manusia membuat keputusan dan
bertindak sesuai dengan pemahaman subjektif mereka terhadap situasi ketika
mereka menemukan diri mereka.
- Kehidupan sosial terdiri dari
proses – proses interaksi daripada susunan, sehingga terus berubah.
- Manusia memahami pengalaman mereka
melalui makna – makna yang ditemukan dalam simbol – simbol dari kelompok
utama mereka dan bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial.
- Dunia terbentuk dari objek – objek
sosial yang memiliki nama dan makna yang ditentukan secara sosial.
- Tindakan manusia didasarkan pada
penafsiran mereka, dimana objek dan tindakan yang berhubungan dalam
situasi yang dipertimbangkan dan diartikan.
- Diri seseorang merupakan sebuah
objek yang signifikan dan layaknya semua objek sosial, dikenalkan melalui
interaksi sosial dengan orang lain.
George
Herbert Mead yang dianggap sebagai pendiri gerakan interaksionisme simbolis
mengemukakan tiga konsep utama, yakni :
- 1. Masyarakat
(society)
Atau
yang biasa disebut kehidupan kelompok yang terdiri atas perilaku – perilaku
kooperatif anggotanya. Kerjasama manusia mengharuskan kita untuk memahami
maksud orang lain yang juga mengharuskan kita untuk mengetahui apa yang akan
kita lakukan selanjutnya. Jadi, kerjasaman terdiri dari ‘membaca’ tindakan dan
maksud orang lain serta menanggapinya dengan cara yang tepat.
Makna
merupakan sebuah hasil komunikasi yang penting. Pemaknaan kita merupakan hasil
dari interaksi dengan orang lain. Kita menggunakan makna untuk menafsirkan
kejadian – kejadian di sekitar kita. Penafsiran itu seperti percakapan internal
; pelaku memilih, memeriksa, menahan, menyusun kembali, dan mengubah makna
untuk mengetahui situasi dimana ia ditempatkan dan arah dari tindakan – tindakannya.
Jelasnya, kita tidak dapat berkomunikasi tanp berbagi makna dari simbol –
simbol yang kita gunakan.
Mead
menyebut gerak tubuh sebagai simbol signifikan. Karena gerak tubuh
(gesture) mengacu pada setiap tindakan yang dapat memiliki makna.
Biasanya, hal ini bersifat verbal juga non verbal. Ketika ada makna yang
dibagi, gerak tubuh menjadi nilai dari simbol yang signifikan. Masyarakat ada
karena ada simbol – simbol yang signifikan. Secara harfiah kita dapat mendengar
diri kita sendiri dan meresponnya seperti yang orang lain lakukan pada kita
karena adanya kemampuan untuk menyuarakan simbol. Kita dapat membayangkan
seperti apa rasanya menerima pesan kita sendiri dan kita dapat berempati dengan
pendengar tersebut, secara mental mengisi respon orang lain. Oleh karena itu,
masyarakat terdiri atas sebuah jaringan interaksi sosial dimana anggota –
anggotanya menempatkan makna bagi tindakan mereka da tindaka orang lain dengan
menggunakan simbol – simbol.
Kegiatan
saling mempengaruhi antara merespon orang lain dan diri sendiri ini adalah
konsep Mead yang penting, karena akan membentuk konsep kedua yaitudiri.
- 2. Diri
Kita
memiliki diri karena kita dapat merespon diri kita sendiri sebagai sebuah
objek. Kadang – kadang kita bereaksi dengan baik terhadap diri kita sendiri,
misalnya merasakan kebanggaan, kebahagiaan, dan keberanian. Kadang pula kita
merasakan takut, marah atau jijik pada diri sendiri.
Cara
kita dalam melihat diri kita adalah seperti orang lain melihat diri kita
melalui pengambilan peran atau menggunakan sudut pandang orang lain. Inilah
yang menyebabkan kita memiliki konsep diri. Istilah lainnya adalah refleksi
umum orang lain (generalized others), semacam sudut pandang yang
memandang kita sendiri. Refleksi umum orang lain merupakan keseluruhan persepsi
kita dari cara orang lain melihat kita.
Diri
memiliki dua segi yang masing – masing menjalankan fungsi yang penting :
- I adalah bagian dari diri kita yang
menurutkan kata hati, tidak teratur, tidak terarah, dan tidak dapat
ditebak.
- Me adalah refleksi umum orang lain
yang terbentuk dari pola – pola yang teratur dan tetap, yang dibagi dengan
orang lain.
Setiap
tindakan dimulai dengan adanya dorongan dari I dan selanjutnya
dikendalikan oleh me. I adalah tenaga penggerak
dalam tindakan, sedangkan mememberikan arah dan petunjuk.
- 3. Pikiran
Kemampuan
kita untuk menggunakan simbol – simbol yang signifikan untuk merespon pada diri
kita sendiri menjadikan berpikir adalah sesuatu yang mungkin. Berpikir adalah
konsep ketiga Mead yang disebut pikiran. Pikiran bukanlah sebua
benda, tetapi merupakan sebuah proses. Berpikir melibatkan keraguan ketika kita
menafsirkan situasi. Kita berpikir melalui situasi dan merencanakan tindakan
selanjutnya. Kita membayangkan beragam hasil dan memilih serta menguji
alternatif – alternatif yang ada.
Manusia
menggunakan simbol – simbol yang berbeda untuk menamai objek. Kita selalu
mengartikan sesuatu berhubungan dengan bagaimana kita bertindak terhadap hal
tersebut. Menurut Blumer, objek terbagi ke dalam tiga jenis :
- 1. Fisik
(benda – benda)
Manusia
mendefinisikan objek secara berbeda, bergantung pada bagaimana mereka bertindak
terhadap objek tersebut.
- 2. Objek
sosial
Merupakan
objek yang dalam proses menyepakatinya memerlukan interaksi antar manusia.
- 3. Abstrak
(berupa gagasan – gagasan)
Adalah
hasil pemikiran logis terhadap suatu objek.
II.
TEORI KONSTRUKSI REALITAS SOSIAL
Istilah
konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)
didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana
individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subyektif.
Dalam
aliran filsasat, gagasan konstruktivisme telah muncul sejak Socrates menemukan
jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal budi dan id. Gagasan
tersebut semakin lebih konkret lagi setelah Aristoteles mengenalkan istilah,
informasi, relasi, individu, subtansi, materi, esensi, dan sebagainya. Ia
mengatakan bahwa, manusia adalah makhluk sosial, setiap pernyataan harus
dibuktikan kebenarannya, bahwa kunci pengetahuan adalah fakta. Aristoteles
pulalah yang telah memperkenalkan ucapannya ‘Cogito ergo sum’ yang
berarti “saya berfikir karena itu saya ada”. Kata-kata Aristoteles yang
terkenal itu menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan gagasan-gagasan
konstruktivisme sampai saat ini.
Ada
tiga macam Konstruktivisme yakni konstruktivisme radikal; realisme
hipotesis; dan konstruktivisme biasa
- Konstruktivisme radikal hanya
dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita. Bentuk itu tidak
selalu representasi dunia nyata. Kaum konstruktivisme radikal
mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu
kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka tidak merefleksi suatu
realitas ontologism obyektif, namun sebuah realitas yang dibentuk oleh
pengalaman seseorang. Pengetahuan selalu merupakan konstruksi dari
individu yang mengetahui dan tidak dapat ditransfer kepada individu lain yang
pasif karena itu konstruksi harus dilakukan sendiri olehnya terhadap
pengetahuan itu, sedangkan lingkungan adalah sarana terjadinya konstruksi
itu.
- Realisme hipotesis,
pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati
realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
- Konstruktivisme biasa mengambil
semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai
gambaran dari realitas itu. Kemudian pengetahuan individu dipandang
sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya
sendiri.
Beberapa
asumsi dasar dari Teori Konstruksi Sosial menurut Berger dan Luckmann :
- Realitas merupakan hasil ciptaan
manusia kreatif melalui kekuataan konstruksi sosial terhadap dunia sosial
di sekelilingnya.
- Hubungan antara pemikiran manusia
dan konteks sosial tempat pemikiran itu timbul, bersifat berkembang dan
dilembagakan.
- Kehidupan masyarakat itu
dikonstruksi secara terus menerus.
- Membedakan antara realitas dengan
pengetahuan. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam
kenyataan yang diakui sebagai memiliki keberadaan (being) yang
tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara pengetahuan
didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real)
dan memiliki karakteristik yang spesifik.
Berger
dan Luckman mengatakan institusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau
diubah melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun masyarakat dan
institusi sosial terlihat nyata secara obyektif, namun pada kenyataan semuanya
dibangun dalam definisi subjektif melalui proses interaksi. Objektivitas baru
bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain
yang memiliki definisi subyektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang
paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolis yang universal,
yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang memberi legitimasi dan mengatur
bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupannya.
Menurut
Rom Harre, inti teori ini adalah gagasan bahwa diri sendiri tersusun oleh
sebuah teori pribadi yang mempengaruhi bagaimana kita mendekati dunia. Bagi
Harre, seseorang adalah bentuk yang dapat dilihat yang terkarakterisasi oleh
sifat – sifat tertentu dan karakteristik yang terbentuk dalam sebuah kelompok
sosial dan budaya. Diri Sendiri, berbeda dengan seseorang yang
merupakan pikiran pribadi kita mengenai kesatuan kita sebagai seseorang.
Selanjutnya,
Harre menguraikan konsep diri sendiri dengan menggunakan tiga
elemen yang membentuknya; kesadaran, riwayat hidup, dan perantara.
- Kesadaran, ini berarti bahwa kita
memiliki kemampuan untuk melakukanobjektivitas terhadap diri
sendiri. Kesadaran merupakan dimensi diri sendiri yang sangat berhubungan
dengan keadaan saat ini karena ketika kita menyadari bahwa diri kita
bergerak melalui ruang dan waktu, kita menggunakan persepsi, pengalaman,
dan interaksi kita untuk menjalani tempat kita di dunia.
- Riwayat hidup terdiri atas ingatan
(kenangan, keyakinan, atau pemahaman mengenai apa yang terjadi di masa
lalu dan terbiasa menafsirkan pengalaman), pengalaman saat ini dan masa
depan.
- Perantara adalah dimensi ketiga
tentang diri sendiri dan lebih berhubungan dengan masa depan. Perantara
lebih terlihat ketika kita bermaksud untuk melakukan sesuatu. Hal ini
melibatkan susunan atau hipotesis mengnai kemampuan seseorang, kemungkinan
apa yang ada untuk masa depan.
No comments:
Post a Comment