Monday, May 1, 2017

Makalah Psikologi Massa


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Psikologi adalah ilmu gejala jiwa yang mempelajari setiap gejala yang timbul pada manusia. Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang berkehidupan social(interaksi) satu dengan yang lainnya. Perkumpulan antar manusia yang menghasilkan perubahan sosial menjadikan sebab musabab perubahan sikap yang dialami setiap individu dalam perkumpulan tersebut. Perkumpulan oleh setiap manusia juga disebut sebagai massa dimana adanya sekumpulan manusia berbentuk kelompok atau lainnya yang teratur(konkret) maupun bebas (abstrak). Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa defenisi dan kaitan massa pada psikologi setiap individu dalam perkumpulan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian psikologi massa dan aktivitas massa
b. Menjelaskan  tentang klasifikasi  massa
c. Menjelaskan macam-macam pengaruh oleh massa

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
1. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui sisi positif dan negatif dalam gejala atau psikologi massa.
b. Memenuhi tugas mata kuliah Studi Kepemimpinan Islam SMT III tahun akademik 2013-2014.

2. Manfaat Penulisan 
a. Secara teoritis penulisan ini diharapkan dapat memberikan materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan gejala jiwa dalam massa yang akan dibahas dalam makalah ini.
b. Secara praktis penulisan ini diharapkan dapat meningkatkan karya tulis penulis menjadi lebih baik lagi.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan, terdiri atas : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat  
                                                        Penulisan,dan Sistematika Penulisan.
Bab II, Pembahasan, terdiri atas: Pengertian dan Jenis Massa, aktivitas massa, dan karakter massa
Bab III, Penutup, terdiri atas : Kesimpulan 



BAB II
PSIKOLOGI MASSA


A. Pengertian dan Jenis Massa
Massa berasal dari kata yunani –massa- yang berarti bahan roti yang belum jadi roti atau belum memiliki bentuk seperti roti. Sedangkan massa sebagai gejala dalam perilaku kehidupan manusia menunjukkan adanya manusia dalam keadaan bergerombol yang belum ada pembagian tugas yang teratur dan mengikat. Dengan kata lain massa itu sendiri adalah segerombolan manusia yang belum terorganisir. Contohnya, beramai-ramai menolong orang yang terkena bencana alam, beramai-ramai menonton orang yang bermain bola, menonton orang yang menjual jamu dan sebagainya. 

Selain istilah yang dipakai untuk menyebutkan segerombolan orang banyak, juga dikenal istilah yang lain yang biasa disebut dengan istilah “crowd”. Pengertian crowd disatu pihak mungkin akan menimbulkan apa yang memungkinkan lainnya akan menimbulkan apa yang biasa disebut “audiences” yaitu segerombolan orang yang bersifat pasif. 

Meenicke dalam bukunya “social psychologie” mengemukakan adanya 2 jenis massa:
1.   Massa yang abstrak, yaitu sekedar gerombolan orang/ manusia yang sama sekali belum terikat oleh satu kesatuan norma, emosi, motif dan sebagainya. Walaupun demikian mereka sudah terkumpul/ menggerombol menjadi satu sebagai akibat adanya dorongan yang sama. Inilah persamaan perhatian, kepentingan, nasib dan sebagainya. Tetapi bagaimanapun dorongan ini belum kuat dan sewaktu-waktu dapat bubar atau tidak menyatu. 
2.   Massa yang concert, yaitu segerombolan manusia yang sudah terikat oleh satu kesatuan norma batin motif dan sudah mempunyai satu bentuk ikatan tertentu. 
a.    Ikatan batin, dalam hal ini termasuk pola persoalan motif, persamaan solidaritas, emosi, rencana kerja atau program.
b.    Persamaan struktur, mereka mempunyai peraturan serta norma tersendiri dan  ini sebagai akibat dari selalu terkumpul.
c.    Mempunyai struktur yang jelas, jadi bukan lagi merupakan orang yang bersifat menggerombol begitu saja, tetapi sudah terbentuk suatu organisasi, dengan pimpinan yang tetap, pembagian kerja serta tujuan yang pasti.
d.    Mempunyai potensi yang dinamis, dengan bentuknya yang konkret itu massa ini dapat merupakan suyatu gerakan atau mempunyai fungsi gerakan. Misalnya : gerakan pramuka, pemuda, dan sebagainya.

  Menurut mennicke, massa yang abstrak dimisalkan seperti embrio dari massa yang konkret. Dengan demikian, massa yang abstrak dapat berubah ke massa yang konkret serta massa yang konkret dapat pula berubah ke massa yang abstrak.  
Gustave lebon dalam bukunya “psychologie des Foules” mengemukakan satu jenis massa yang dinamainya “the crowd”. Arti “the crowd” ada 2 macam yaitu mempunyai fungsi gerak dan yang bersifat pasif.

Ciri-ciri massa :
a. Suatu kumpulan banyak orang yang berjumlah puluhan, ratusan atau ribuan.
b. Berkumpul dan mengadakan saling hubungan untuk sementara waktu.
c. Karena minat atau kepentingan bersama yang sementara waktu.

Mc Dougall dalam bukunya “The Group Mind” membagi menjadi 2 massa yaitu :
a. Massa yang tidak tersusun (crowd).
Pada massa ini haru lebih dahulu adanya organisasi permulaan sederhana untuk menjadi organisasi yang tersusun. Karena dalam organisasi yang tidak tersusun itu banyak sekali terdapat pernyataan kolektif yang merupakan dasar massa tersusun.
b. Massa yang tersusun.
Disebut juga dengan massa yang terorganisir. Dimana sama dengan dengan massa yang konkret (teratur dan terarah) oleh Mennicke.
P. Endt mengemukakan bentuk lain dari massa, yaitu disebut “Vague Collectiva” atau kumpulan yang sifatnya kabur, samar-samar dan “abstacte/ collective” atau kumpulan yang bersifat abstrak.

a.   Vague Collective yaitu segerombolan orang yang anggotanya tidak perlu untuk berkumpul pada suatu tempat, hubungannya antara satu dan lainnya tidak jelas/ nyata, atau kabur atau samar-samar. Sedangkan tali pengikat hubungan mereka juga tidak jelas benar. Biasanya berkumpul, anggota-anggotanya hanya mengirimkan wakil-wakilnya saja.
b.   Abtracte Collective yaitu segerombolan orang yang mengandung hubungan pikiran dan perasaan. Mereka ini tidak memerlukan suatu ikatan, tempat berkumpul atau organisasi dan juga tidak perlu saling mengenal satu dengan lainnya. Misalnya ahli ilmu pengetahuan, seniman, orang seagama, dan sebagainya walaupun tempat mereka berlainan.

Dilihat dari aktivitasnya, massa terbagi menjadi 2 macam yaitu :
a.   Massa yang aktif, yaitu massa yang cenderung untuk melakukan tindakan-tindakan yang serentak. Tindakn-tindakan ini dapat berupa tindakan yang merusak atau tindakan yang revolusioner. Misalnya menyerbu musuh saat jepang menyerah.
b.   Massa yang ekspresif, yaitu massa yang bersama-sama melepaskan tekanan-tekanan jiwa dalam bentuk tertentu. Misalnya pesta adat, demonstrasi – kesatuan aksi dan sebagainya.

Dilihat dari aktivitas “Crowd” yang disebut “Mobs”, dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.   Mobs yang bersifat agresif yaitu bentuk Crowd yang massanya sudah mulai bergerak dalam menjalankan aksinya menimbulkan penghancuran secara membabi buta, terror, dan pembunuhan.
b.   Mobs yang bersifat ekspresif yaitu bentuk dalam aksinyayang hanya bersifat melepaskan tekan-tekanan emosi. Contoh : pesta adat, demonstrasi, dan sebagainya.

  Sedangkan yang disebut  audiences  ialah bagian dari crowd yang bersifat pasif mempunyai bentuk casual/ perkumpulan yang secara kebetulan datang dengan sengaja. Contohnya : rekreasi, mendengarkan pidato rapat umum, mendengarkan penerangan dan sebagainya.

Blumer, seorang ahli tingkah laku kolektif, membagi macam-macam crowd  menjadi 4 bagian yaitu :
a.   The casual crowd ( crowd yang secara kebetulan). Hidupnya sebentar, terpecah belah, berkumpul kemudian bubar. Biasanya digerakkan oleh tarikan waktu itu saja, pada rangsangan yang sama. Misalnya, window shoppers(orang yang melihat etalase took), tidak kenal satu dengan lainnya.
b.   The contenvionalize crowd ( crowd yang terbentuk menurut kebiasaan), terbentuknya berdasarkan aktivitas yang diarahkan pada peraturan-peraturan tradisional. Tindakan crowd yang bersifat agresif dan spontan seperti an acting crowd serta casual crowd. Crowd ini banyak terpengaruh pada kebudayaan.
c. An acting crowd (crowd yang aktif). Crowd ini dapat disamakan dengan crowd yang agresifyang bertindak atas suatu tujuan tertentu, yang merupakan pengabdian – keinginan individu yang ditandai dengan tuntutan yang baik berdasarkan kepentingan pribadi maupun golongan tertentu.
d. An expressive crowd (crowd yang terjadi karena curahan hati). 
Tujuannya adalah ekspresi dari kepentingan pribadi. Tidak mempunya tujuan yang jelas. Kadang-kadang diwujudkan dalam bentuk kesenangan-kesenangan, pesta-pesta, tari-tarian, dan sebagainya.

B. Aktivitas Massa
Aktivitas atau gerakan massa  adalah gerakan yang berbentuk mengubah atau merombak yang kurang sesuai pada dirinya maupun situasi dengan mengerahkan orang banyak.Hal yang diubah disini bukan saja masalah yang menyangkut persoalan humasistis philantropis, tetapi secara luas lagi pada yang umumnya menyangkut kehidupan dan penghidupan orang banyak.

Le Bon berpendapat bahwa gerakan masa selalu bersifat negative deskruptif. Pendapat ini merupakan kelemahan kelemahan dari teorinya yang sebetulnya demikian, artinya gerakan masa itu di samping tampak deskruptif, selalu terdapat pula dasar-dasar yang bersifat kontruktif. Sebab dalam gerakan itu orang mengkongkretkan pula perasaaannya, tindakannya, keinginannya dalam bentuk-bentuk tertentu. Manifestasi dari perasaan itu biasanya dikonkretkan dengan symbol, lencana , slogan, lagu perjuangan ataupun bendera dan sebagainya. Tanda –tanda ini pun sekaligus juga mengkonkretkan tujuan, menimbulkan rasa setia kawan dan mempertebal rasa in group. Dapat pula symbol-simbol tersebut memberikan rasa puas terhadap anggota gerakan massa dan secara tidak langsung ( dengan tidak susah-susah) memperkenalkan adanya gerakan itu kepada masyarakat.

Proses gerakan massa melalui beberapa fase sebagai berikut:
a. Fase Warming Up
Di dalam fase ini yang terpenting adalah bagaimana mengumpulkan jumlah manusia. Untuk mengumpulkan jumlah manusia memerlukan teknik sendiri. Dapat juga dimulai dengan kelompok-kelompok kecil, tetapi yang perlu diperhatikan ialah bagaimana memupuk kemauan individu itu agar menjadi kolektif, dalam pengertian menimbulkan perasaan-perasaan dan persamaan tujuan.
Apabila massa itu sudah dalam gerak dimana untuk menambah anggota biasanya pula digunakan beberapa cara, misalnya dengan yel-yel, slogan-slogan, pengeras suara yang membakar emosi yang menyebabkan orang menjadi tertarik, menimbulkan kesempatan bagi seseorang yang memang sebelumnya sudah menantikan rangsangan-rangsangan emosi dengan tujuan untuk melepaskan tekanan yang ada pada dirinya tersebut.
b. Face Aggressive
Seseorang yang sudah masuk dalam massa akan kehilangan kepribadiannya. Control terhadap egonya menjadi menipis bahkan  hilang sama sekali, yang tinggal hanya jiwa kolektif (pemikiran). Pada saat-saat ini pula timbulnya sifat-sifat dan sikap histeris mereka, sebagai pengungkapan pelepasan emosi yang selama ini terpendam.

Dengan timbulnya sifat dan sikap histeris mereka akan menimbulkan kekuatan yang anonim (tidak beridentitas), sehingga dapat bersifat destruktif (bersifat destruksi (merusak, memusnahkan, atau menghancurkan)) dan ofensif (serangan). Sifat destruktif dan ofensifini memerlukan penyaluran yang benar dan sasaran yang jelas (tetap). Sebab, bila tidak akan menimbulkan gerakan massa yang liar  dan bisa berakibat fatal.

c. Face Vacum
Gerakan massa tidak akan terjadi terus-menerus. Sebagai manusia dilihat dari biologis atau fisik, maka akan mengalami pengurangan energi. Jadi, bagaimanapun gerakan massa itu ada batasnya. Gerakan itu dengan sendirinya akan mengendor, tetapi tidak berarti berhenti sama sekali. Dengan demikian timbullah waktu kosong.

Pada kesempatan inilah biasanya mudah timbul infiltrasi (penyusupan atau campur tangan), penetrasi adu domba, usaha memecah belah dan sebagainya. Oleh sebab itu pula dapat dikatakan pada fase ini merupakan fase yang kritis, sebab fase ini pula yang merupakan fase penentuan akan timbul tidaknya gerakan massa itu lagi. Sedangkan bagi kelompok massa itu sendiri, untuk menjaga agar kelompok massa itu tetap kompak diperlukan seorang pemimpin yang awas(kritis dan tanggap) serta bijaksana.

d. Kembali ke fase warming up dan seterusnya.
Dari uraian di atas dapatlah kita lihat,bahwa orang hidup dalam waktu yang penuh dengan kekhawatiran, kecemasan, perasaan tidak puas, dirampas kemauan pribadinya, bila mereka kesunyian, mengalai kekosongan jiwa, maka mereka akan lebih mudah disugesti dan menjadi kehilangan akal sehat, peranan ego atau  super ego atau insan kamil menjadi hilang. Kemudian dicarilah orang-orang yang dapat memberikan rasa aman dan tempat untuk melepaskan rasa ketidakpuasan tadi. Dari hubungan ini akhirnya akan terkumpulah orang banyak dan menenggelamkannya ke dalam suatu perkumpulan umum yang memperoleh kemesraan serta melarikan diri dari bahaya dan pengekangan jiwa yang membentuk solidaritas antar sesama.
Aspek kelakuan kelompok yang merupakan bentuk tindakan kolektif yang biasanya menyebabkan hilangnya kesadaran diri. Oleh sebab itu, tidaklah heran jika setiap tindakan mereka dikategorikan sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima akal.

C. Karakter massa
Menurut Lebon, fenomena psikologi sesudah orang bergerak dalam massa dipengaruhi oleh beberapa faktor  yaitu:

a. Karena hilangnya rasa tanggung jawab individu
Dimana hilangnya rasa tanggung jawab ini disebabkan oleh timbul dan hidupnya rasa milik kodrat raksasa yaitu kekuasaan kolektif  yang memberikan kemungkinan menuruti segala keinginan dan nafsu. Berkuasa kepribadian yang tak sadar, impulsive, mudah tersinggung, tidak bersikap kritis, selalu berkepastian mutlak dan bertindak mekanis. Orang yang hanya sekedar bekerja sendiri dimana mengerjakan sesuatu tanpa memikirkan yang diperintahkan kepadanya. Kejadian ini sama dengan orang yang kena hipnotis.
b. Karena infeksi jiwa
Ini dapat menimbulkan sifat-sifat yang menular sehingga individu mau mengorbankan kepentingan dirinya sendiri bagi kepentingan orang banyak. Dalam suasana menular ini, yang ragu-ragu juga ditulari sampai aktif dalam gerakan massa itu. 
c. Karena jiwa massa yang sangat sugestibel
Dalam keadaan yang sangat sugestibel, mereka mudah tersinggung. Siapa yang mencoba berani menentang, tanpa perhitungan akan dilawan walaupun hasilnya kalah atau menang. Dalam keadaan ini mereka yakin satu kekuatan yang ada sehingga berani bertindak tanpa ada keraguan, kompak  sehingga sebagai individu dapat dibawa kepada suatu keadaan yang melebur pribadinya dan menuruti keinginan orang yang menyugestinya. Massa dalam hal ini hampir sama dengan sekelompok hewan yang secara instingtif butuh akan kepemimpinan dan secara instingtif pula patuh serta menurut saja.”


BAB III
PENUTUP


 KESIMPULAN 
1. Massa berasal dari kata yunani –massa- yang berarti bahan roti yang belum jadi roti atau belum memiliki bentuk seperti roti. Sedangkan massa sebagai gejala dalam perilaku kehidupan manusia menunjukkan adanya manusia dalam keadaan bergerombol yang belum ada pembagian tugas yang teratur dan mengikat. Dengan kata lain massa itu sendiri adalah segerombolan manusia yang belum terorganisir. Contohnya, beramai-ramai menolong orang yang terkena bencana alam, beramai-ramai menonton orang yang bermain bola, menonton orang yang menjual jamu dan sebagainya. 

2. Psikologi massa terbagi menjadi 2 yaitu: secara tersusun dan tidak tersusun.

3. Pengaruh massa yang disebabkan oleh:
a. Hilangnya rasa tanggungjawab individu
b. Infeksi atau gangguan jiwa
c. Jiwa massa yang sangat sugestibel

REFERENSI
• Moedjiono, Imam. Kepemimpinan dan Keorganisasian. 2002. UII Press: Yogyakarta


No comments:

Post a Comment